”Angga. Angga...”
Suara Nay membuat Angga terbangun dari tidurnya. Ia menoleh ke arah Nay.
“Maaf banget, aku mau ke toilet,” lanjut Nay, “Kakimu bisa geser sebentar?”
“Oh,” Angga bangkit dari kursinya, memberi kesempatan pada gadis cantik itu untuk lewat.
“Makasih,” ucap Nay sembari menuju toilet.
Pintu toilet ditutup, Angga bermaksud kembali ke kursinya namun dicegah oleh Novan.
“Kenapa, Van?” tanya Angga.
“Sampe kapan kalian mau diem-dieman?” Novan balik bertanya.
“Maksudmu?”
“Nggak usah pura-pura nggak tau. Kamu pikir tindakanmu itu bagus? Nyuekin pacarmu sendiri...”
Angga menghela nafas.