Mohon tunggu...
Ryan Martin
Ryan Martin Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa Kedokteran Gigi

Berbagi Pengalaman, Perasaan, Pemikiran dan Kisah

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pengalamanku Melawan Kelenjar Pineal Sembari Menunggangi "Kuda Besi"

27 Januari 2021   11:33 Diperbarui: 27 Januari 2021   15:01 423
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: alphacoders.com

Saya hanya dapat berdoa agar perjalanan ini dapat cepat berakhir. Namun, sepertinya belum saatnya doa ini terkabul. Walaupun demikian, saya tidak dapat membendung kegirangan didalam hati saya, karena saya senang dapat memulai sesuatu yang sebelumnya belum pernah saya lakukan. 

Pukul 18.49, kami pun memutuskan untuk makan malam terlebih dahulu. Saya ingat betul rasa ayam goreng saat itu. Ayam goreng terenak yang pernah saya makan, entah karena perut yang telah keroncongan atau memang bumbunya yang lezat. Begitu pula dengan nasi uduknya yang hangat dan pulen. Harum bawang goreng serta rasa gurih dari santan, sukses membuat lidah kami menari-nari bahagia. Kesempurnaan rasa itu, ditutup dengan secangkir teh hangat untuk melelehkan rasa dingin di tubuh. Sungguh kenikmatan yang tidak tertandingi. Setalah itu, kami pun melanjutkan perjalanan.

Seusai makan lezat, tentu membuat rasa kantuk meningkat. Kelopak mata terasa sangat berat, bagaikan tertimpa kunci gembok. Ingin rasanya untuk menutup mata ini, walau hanya sejenak. Membayangkan terbaring di kasur yang lembut, tentunya akan sangat nyaman. Semakin dipikirkan, semakin menjadi-jadilah rasa kantuk ini. 

Saya pun berusaha untuk tetap membuka mata. Sembari menyanyikan lagu "Goyang Duyu" ciptaan Project Pop, saya mencoba membakar semangat saya untuk mengendarai "kuda" ini. Mengacak-acak isi kepala saya agar melupakan rasa kantuk. Mencubit pipi untuk meningkatkan ketajaman penglihatan saya yang mulai luluh karena kantuk. 

Setiap detik dalam perjalanan itu pun menjadi pertarungan sengit antara kelenjar pineal di otak saya dengan fokus menunggangi "kuda besi" ini. Kelanjar pineal merupakan kelenjar pada otak manusia yang mengeluarkan hormon melatonin, dimana hormon ini berperan sebagai penghasil rasa kantuk. 

Pukul 19.48, akhirnya kami memasuki area desa yang akan menjadi tempat kami melaksanakan pelayanan. Desa ini berada di dataran tinggi, dengan udara yang dingin. Suatu kesalahan besar untuk tidak mengenakan jaket saat mendatangi area ini. Hamparan padi dapat terlihat, meskipun rembulan yang menerangi. Listrik yang minim serta jalanan berbatu, membuat kami harus lebih berhati-hati agar tidak tergelincir di tengah gelapnya malam. 

Kami pun mendekati kantor kepala desa. Terlihat sebuah lapangan parkir berukuran sekitar 3 kali 3 meter di depan kantor tersebut. Pada pukul 20.10 pun, kami tiba di lokasi. Setibanya disana, kami menunggu truk yang mengangkut peralatan datang, agar dapat dimulai proses persiapan ruangan untuk pelayanan esok hari. 

Singkat cerita, saya bersama seluruh panitia dapat menyelesaikan persiapan itu, dan tepat pada pukul 00.30 kami bersiap untuk istirahat. Hari yang panjang untuk sebuah permulaan. Kami para panitia beristirahat dengan menumpang di rumah warga desa. Mereka menerima kami dengan hangat. 

Saya ingat saat itu, saya serumah dengan 4 kawan saya. Kami tidur di ruang tamu salah satu rumah warga, dengan karpet sebagai alasnya. Bagaikan menggotong sebuah motor Vespa diatas pundak kami, sesampainya di ruang tamu itu, kamu pun langsung terkapar. Masuk ke dalam alam mimpi yang hangat nan indah. Beristirahat setelah 19 jam melakukan persiapan.

Esok harinya, proses pelayanan pun dimulai. Saya sebagai anggota divisi transportasi, bertugas untuk mengantarkan dokter-dokter ke tempat pelayanan di desa itu. Sungguh pengalaman yang menyenangkan. 

Selama 3 hari masa pelayanan, saya mengitari seluruh desa tersebut. Melihat gunung, sawah dan kolam ikan yang jarang saya temui di perkotaan. Suatu momen "cuci mata" yang saya perlukan untuk melepas kepenatan keseharian saya. Namun, tentunya kesenangan tidak akan berlangsung selamanya. Setelah 3 hari proses PPM, saya pun kembali menunggangi "kuda besi" ini untuk menempuh perjalanan yang sama menuju kampus saya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun