Mohon tunggu...
Ryan Martin
Ryan Martin Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa Kedokteran Gigi

Berbagi Pengalaman, Perasaan, Pemikiran dan Kisah

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Pengalamanku "Membeli" Perusahaan, Bisa Menjadi Tren 2021, lho!

6 Januari 2021   09:06 Diperbarui: 6 Januari 2021   09:27 377
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh sebab itu, saya mencoba melakukan hal baru, yakni dengan membeli perusahaan. Saya mempelajari mengenai saham dari berbagai media. Mulai dari Youtube, TikTok, Instagram, e-book, artikel dan lainnya. Sesuatu yang menarik untuk dicoba, khususnya dikala pandemi seperti sekarang. 

Pertanyaan pertama saya setelah memahami dasar-dasar saham adalah : bagaimana cara kita berinvestasi saham? Dan bagaimana cara kita mengetahui bahwa suatu perusahaan layak untuk diinvestasikan? Setelah berkutat selama beberapa hari, akhirnya saya mendapat jawabannya. Seluruh saham yang dijual oleh perusahaan-perusahaan, dikelola oleh satu badan besar, yakni PT. Bursa Efek Indonesia (BEI). 

Dulu, untuk membeli saham, setiap orang harus datang langsung ke PT itu, dan bertransaksi secara langsung. Lalu pulang, sembari membawa surat-surat saham. Memang, teknologi mempermudah segala hal.

Sekarang, semua itu dapat dilakukan melalui berbagai aplikasi. Aplikasi yang menjadi third party dari PT.BEI untuk memperjual-belikan saham disebut sebagai sekuritas. Saya pun akhirnya mencari sekuritas berdasarkan rekomendasi beberapa sumber. Setelah membuka rekening pada sekuritas itu, petualangan saham saya pun dimulai. 

Dilema pun terjadi ketika saya harus menentukan perusahaan mana yang harus saya beli. Dengan dana yang minim, pilihan saham yang diperjualbelikan tetap banyak. Namun saya tidak yakin, karena tidak mengetahui perusahaan apa itu. Harga saham termurah adalah 50 Rupiah per lembar. 

Akhirnya saya mencari informasi mengenai beberapa fundamental dari perusahaan yang saya kenal dan perusahaan dengan produk yang umum saya gunakan. Ini adalah salah satu contoh saya dalam memilih saham: Indomie seleraku. Dan saya yakin, 10 tahun sejak sekarang, Indomie akan tetap ada di muka bumi dan saya akan tetap menyukai produk ini. 

Oleh sebab itu, saya membeli perusahaan Indomie. Kurang-lebih begitulah cara saya membeli perusahaan-perusahaan untuk diinvestasikan. Namanya juga pemula, maklum jika teknik yang digunakan masih sangat absurd. 

Tentu saja, setiap pilihan, akan ada resiko dibaliknya. Begitu pula dengan investasi saham ini. High risk, high gain. Itulah prinsip saya dalam menjalani investasi. Segala sesuatu yang memberikan imbal hasil tinggi, tentunya memerlukan resiko yang tinggi pula. Saham termasuk ke dalam bentuk investasi dengan resiko tinggi. Oleh sebab itu, saya tidak kaget lagi, ketika perusahaan yang saya investasikan mengalami penurunan yang cukup drastis saat itu, dikarenakan isu PSBB.

Setiap orang pasti mengalami naik turun di dalam hidupnya. Begitu pula dengan perusahaan. Selama fundamental dari perusahaan yang saya pilih ini bagus, saya tidak terlalu khawatir. Naik turunnya harga saham tergantung pada supply dan demand di BEI. Selain itu, perlu diketahui juga bahwa saham ini sangatlah baperan. Sedikit saja isu baik, maka beberapa saham yang berkaitan dengan isu itu akan terbang harganya. Begitu pula sebaliknya. 

Dalam dunia saham, dikenal istilah trader. Seorang individu yang melakukan pembelian saham di harga yang rendah dan menjualnya di harga yang tinggi untuk memperoleh keuntungan dalam jangka waktu pendek. Umumnya mereka menggunakan analisa teknikal, dengan memperhatikan grafik jual-beli saham tersebut. 

Trading dan Investing menurut saya adalah hal yang berbeda. Dalam trading, kita memperhatikan kondisi pasar, sedangkan investing memperhatikan fundamental perusahaan. Jika kalian ingin mencoba mempelajari grafik jual-beli saham, saya merekomendasikan untuk menggunakan tradingview.com. Sedangkan untuk ilmunya, silahkan dipelajari di berbagai media, sebab sejujurnya saya kurang memahaminya juga. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun