"aku mengepalkan tanganku dengan putus asa, mulai meratap karena tidak berdaya dan menggerogoti tulang itu seperti seperti orang gila; aku menangis sehingga tulang itu menjadi basah dan kotor karena air mata, muntah, memaki-maki, dan mulai menggigit lagi, menangis meraung-raung, dan muntah sekali lagi. Dengan suara keras dan jelas kusumpahi semua kuasa dunia agar dibakar dalam api jahanam neraka...."
Satu-satunya alasan untuk tetap eksis adalah dengan mengatasi rasa lapar. Ada benalu yang hinggap di dalam sistem ini dan memaksa orang untuk melakukan korupsi bukan agar benalu ini tetap hidup, melainkan agar pelaku korupsi ini tetap hidup.
Sekali waktu ketika pelaku ini memutuskan berhenti memberi makan, maka ia akan mati entah itu dalam OTT, maupun tersandung kasus korupsi itu. Â Maka yang tertangkap dari kasus yang notabene besar adalah tumbal, karena jaringan lapar memerlukan kondisi berbeda dari biasanya.
Demikian kita mendapati dalam pemberitaan para pelaku korupsi tersenyum ketika ditangkap. Mereka tersenyum karena tidak lagi memberi makan benalu dalam sistem korupsi itu. Mereka tersenyum karena bisa kembali merasakan lapar dengan benar.
Mungkin!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H