Mohon tunggu...
raveina
raveina Mohon Tunggu... Guru - Masih belajar

Bismillah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Produksi Tahu dalam Negeri Masih Menggunakan Kedelai Import, Kenapa?

31 Januari 2022   17:30 Diperbarui: 31 Januari 2022   17:33 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tahu adalah salah satu olahan kedelai yang kaya akan protein , zat besi, kalsium dan rendah sodium, kolesterol dan kalori. Selain itu, tahu juga memiliki kelebihan yaitu kandungan lemak jenuh yang rendah. Tahu berasal dari Tiongkok, seperti halnya kecap, tauco, bakpau, dan bakso. 

Nama "tahu" merupakan serapan dari bahasa Hokkian, yang secara harfiah berarti "kedelai terfermentasi". Tahu dapat diolah menjadi berbagai masakan yang lezat, seperti tahu goreng, tumis, tahu telor, dan lain sebagainya. 

Selain terkenal lezat, tahu juga salah satu bahan makanan yang murah sehingga semua kalangan dapat menikmatinya sebagai menu olahan sehari -- hari.

Salah satu kegiatan KKM-DR ahasiswa UIN Malang di desa Karanggebang kecamatan Jetis Kabupaten Ponorogo adalah melakukan kunjungan ke pabrik tahu milik bapak Suwondo. 

Pabrik tahu ini merupakan salah satu dari beberapa pabrik sentra industri makanan yang ada di desa Karanggebang. Berdiri pada tahun 1995, pabrik ini tidak banyak melakukan perubahan hingga saat ini dan masih mepertahankan cara lama dalam produksinya. 

Ketika diwawancarai, pak Suwondo mengatakan alasan mepertahankan cara lama dalam pengolahan tahu adalah karena cita rasa yang dihasilkan berbeda dengan tahu yang diolah dengan teknologi yang lebih modern. 

Pak suwondo bersama dua orang pekerjanya memproduksi tahu setiap hari yang dimulai dari pukul 8 pagi dan berakhir pada pukul 2 siang, atau menyesuaikan jadwal pekerjanya karena pak suwondo sudah berumur dan tidak bisa melakukan kegiatan produksi tahu sendiri. Dalam sehari, tahu yang dihasilkan kurang lebih berjumlah 30 cetakan atau lebih menyesuaikan pesanan.

Olahan tahu yang dihasilkan oleh pabrik tahu pak Suwondo ini mempunyai ciri tersendiri, yaitu tahu putih dengan tekstur yang sangat lembut dan halus. Olahan tahu dari pabrik ini biasanya digunakan untuk campuran sayur karena teksturnya yang lembut. 

Karena pabrik ini masih tergolong pabrik yang sederhana dan masih tradisional, aka alat- alat yang digunakan juga tergolong tradisional kecuali mesin penggiling kedelai. Diantara alat-alat yang digunakan dalam pembuatan tahu adalah :

  • Bak atau tong besar atau baskom, pisau, kain tipis, saringan, dan loyang untuk mencetak tahu.
  • Tampah (nyiru)
  • Tungku atau kompor
  • Alat penghancur atau mesin giling
  • Kain pengaduk
  • Cetakan tahu
  • Keranjang
  • Wajan
  • Kain tipis sebagai saring.

Langkah - langkah pembuatan tahu pak suwondo kurang lebih seperti yang akan dijabarkan sebagai berikut :

Menyiapkan kedelai sesuai dengan takaran yang sudah ditentukan.

Cuci kedelai hingga bersih.

Rendam kedelai dengan air hingga mengembang selama kurang lebih 3 jam.

Hancurkan kedelai hingga halus dengan mesin penggiling

Masak kedelai dengan panas tinggi sambil diaduk - aduk agar cepat matang, mendidih dan airnya menyusut

Peras kedelai yang sudah masak hingga ampas tahu tidak lagi mengandung banyak air

Sisihkan ampas tahu di suatu wadah yang berbeda

Tambahkan air hasil perasan ampas tahu dengan cuka yang terbuat dari campuran gula merah dan air

Campur hingga merata

Siapkan cetakan tahu

Cetak tahu dan didakan selama kurang lebih 30 menit

Lepas cetakan tahu lalu susun tahu dengan rapih di tempatnya asing -- masing

Tahu siap dipasarkan.

Hal yang paling kami soroti terkait produksi tahu pak suwondo adalah mengenai kedelai yang digunakan. Kedelai yang digunakan dalam produksi ahu adalah kedelai import dari amerika. 

Ketika kami wawancara, beliau menjelaskan alasan menggunakan kedelaiimport karena kualitas kedelai lokal tidak sebaik kedelai import sehingga sari yang dihasilkan kedelai hanya sedikit dan tentu hal tersebut menjadi perhitungan pabrik. 

Hal ini sangat disayangkan, mengingat petani lokal pun tak sedikit yang menanam kedelai. Ini patut menjadi catatan bagi pemerintah untuk melakukan penyuluhan dan pelatihan bagi para petani agar sektor pertanian menjadi lebih baik dalam menghasilkan hasil tani yang berkualitas bagus dan dapat menyaingi produk import. 

Selain itu, apabila petani lokal dapat menghasilkan kedelai yang saa bagus kualitasnya dengan produk import, tentu kesejahteraan ekonomi petani lokal akan lebih terjamin. Simbiosis mutualise akan terjalin antara petani lokal dengan pengrajin makanan lokal sehingga masyarakat Indonesia dapat saling bekerjasama dalam mensejahterakan warga Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun