Mohon tunggu...
rusyana rudi
rusyana rudi Mohon Tunggu... Guru - Menulis Menulis dan Menulis dan pintu Menulis adalah Membaca, maka Bacalah dan Tulislah

sudah lama saya memiliki hoby menulis puisi,cerpen dan curat coret sketsa, namun hanya bisa di konsumsi sendiri, dicetak sendiri dan dinikmati sendiri (hehehe),belum ada yang mau menerima karya sederhana saya. Namun walau demikian, ga ada bosannya saya menulis puisi, terutama sebgaian besar bertema kaum marginalis. Selain itu hoby saya juga membaca sejarah dan mengagumi heritage dibeberapa daerah,walupun hanya lewat foto dan tayangan di beberapa channel youtube hari ini. Profesi saya saat ini sebagai Guru di SLB Negeri Purwakarta. Mengajar yang paling berkesan sejak menjadi guru di tahun 1996 di berbagai satuan pendidikan (SD,,SMP,MA/SMK dan Perguruan Tinggi), hanyalah di SLB, saya belajar sabar dan ikhlas dalam membimbing dan mendidik anak, Guru bukan hanya transfer ilmu tetapi transfer kasih sayang.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Jenazahku

9 Oktober 2024   20:45 Diperbarui: 9 Oktober 2024   21:34 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Lho...kok ada yang bawa bak pemandian jenazah yang biasa aku lihat di mesjid dekat rumahku, siapa yang meninggal ya..."aku terus bertanya-tanya dalam benakku sendiri. Kulihat sekelilingku, tak ada jenazah yang ditidurkan di ruang tamu atau ruang keluarga. Dan ...dan...aku ...kok aku yang tidur di sini...???" jangan...jangan....jangan...jangaaaan... akulah yang akan dimandikan, akulah jenazahnya...akuuuu....akuuuu sudah meninggal.....ibuuuu....pantesan kamu hanya membelai-belai wajahku saja tanpa merespon teriakkanku, bapak, kakak semua hanya menatapku iba, tanpa mengatakan sepatah kata pun....tidaaaaaaakk.....aku belum mau meninggaaalll....Mas Diiiin....biasanya kamu yang suka nolong aku, bela-belain aku...ayoooo mana jiwa setiamuuu...... bapaaak.....aku belum mau matiiiii......huuuhhh...huuuhh.....".

"maafkan aku ibuuuu....ayah....kakak.... aku ga tau akan sesingkat ini hidupkuu....", aku belum bebrbakti kepada ibu bapak dan kakak....selama ini aku kadang tidak mendengar apa yang kalian ucapkan..." , "ternyata keranda itu buat membawa jenazahku."***rd

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun