Di dalam journal Diana Vidya, Abdurrahman menjelaskan bahwa kreativitas pada anak usia dini merupakan kemampuan anak dalam menghasilkan pemikiran-pemikiran yang asli, tidak biasa dan fleksibel merespon dan mengembangkan pemikiran dan aktivitas. Pada anak usia dini juga kreativitas akan terlihat jelas ketika sedang bermain, dimana anak membuat dan menciptakan berbagai bentuk karya dari lukisan ataupun khayalan spontinitas dengan alat mainnya  . Kreativitas anak usia dini adalah salah satu aspek yang dikembangaan dalam pendidikan anak usia dini proses kreatif dan inovatif dapat dilakukan melalui kegiatan-kegiatan yang menarik, membangkitkan rasa ingin tahu anak, memotivasi anak untuk berfikir kritis dan menemukan hal-hal baruDiana Vidya, Abdurrahman menjelaskan bahwa kreativitas pada anak usia dini merupakan kemampuan anak dalam menghasilkan pemikiran-pemikiran yang asli, tidak biasa dan fleksibel merespon dan mengembangkan pemikiran dan aktivitas. Pada anak usia dini juga kreativitas akan terlihat jelas ketika sedang bermain, dimana anak membuat dan menciptakan berbagai bentuk karya dari lukisan ataupun khayalan spontinitas dengan alat mainnya  . Kreativitas anak usia dini adalah salah satu aspek yang dikembangaan dalam pendidikan anak usia dini proses kreatif dan inovatif dapat dilakukan melalui kegiatan-kegiatan yang menarik, membangkitkan rasa ingin tahu anak, memotivasi anak untuk berfikir kritis dan menemukan hal-hal baru
 Media bahan bekas adalah usaha seorang guru untuk mengembangkan kreativitas anak. Menggunakan barang bekas sebagai metode pembelajaran. Memanfaatkan barang bekas mempunyai manfaat yaitu manfaat dapat mengatasi sampah yang berdampak buruk terhadap lingkungan, kemudian manfaat mengembangkan kreativitas bagi guru dan siswa, media barang bekas dapat dibuat dari benda yang sudah tidak terpakai seperti kertas, koran, majalah, plastik,  TK Tunas Bangsa adalah lembaga pendidikan untuk anak-anak usia pra sekolah dasar yang mengajarkan siswa anak usia dini tentang pendidikan umum dan agama islam
Pada kenyataanya yang saya temui di lapangan adalah sebagian besar anak kelompok B
di TK TUNAS BANGSA menunjukan keterlambatan dalam kemampuan Menggunting membuat bentuk topeng. banyak anak yang kesulitan  menggunting dalam membentuk topeng. Walaupun dalam mengerjakannya sudah contohkaan guru, di tambah lagi media yang digunakan guru tidak bervariasi sehingga membosankan bagi anak didik
Dari hasil kegiatan ini dapat memberikan praktis secara teoristis  seperti :
1. Landasan teoritis : hasil penelitian yang diharapkan dapat mengembangkan bakat dan keterampilan anak dalam kreativitas melalui media barang bekas
2. Bagi siswa, menumbuhkan dan meningkatkan pengembangan kreativitas melaui media barang bekas
3. Bagi guru, meningkatkan profesionalitas guru dalam mengelola kelas serta media yang menarik minat belajar pada anak
4. Bagi sekolah, memberikan input kepada guru dalam upaya meningkatkan kreativitas anak
5. Bagi peneliti, menambah pengetahuan dan pengalaman dalam menemukan cara untuk meningkatkan pemahaman anak memanfaatkan media melalui barang bekas.semua murid kita bisa berhasil dan sukses dalam pembelajarannya.
A. PELAKSANAAN KEGIATAN
- Tujuan danSasaran
- Tujuan penulisan best practice ini adalah untuk TUGAS PPL PPG dalam jabatan
- sasaran pelaksanaan best prectice ini adalah siswa kelas B2.semester 2 di TK Tunas Bangsa
 B. Bahan/ MateriKegiatan
Alat dan bahan :
- Kardus bekas
- Karton
- Lem
- Pewarna makanan/cat air
- Gambar mata
- Gelas plastic
 Sarana dan prasarana :
- Â Laptop, Ruang kelas, Meja, Proyektor
Adapun Materi Kegiatan dalam best Practice adalah :
- Menjiplak gambar topeng
- Mennggunting bentuk topeng
- Memasang tali/karet pada sisi kanan dan kiri
- Memakai topengÂ
Metode atau Cara MelaksanakanKegiatan :
Metode yang digunakan dalam best practice ini adalah praktek langsung dan pemberian tugas sehingga bisa mendapatkan hasil karya yg baik.
C. Adapun cara melaksanakan Kegiatan dalam best Practice ini adalah :
1. Berbaris sebelum masuk kelas
2. Berdo'a sebelumbelajar
3. Guru menjelaskan aturan dan cara dalam kegiatan menggunting dan membentuk topeng yang baik.
4. Guru menyiapkan alat dan bahan yang akan di pergunakan untuk belajar.
5. guru mendemonstrasikan cara menggunting gambar topeng.
 B. Alat /Instrumen
Alat yang digunakan dalam best practice unit pembelajaran berbasis sains ini adalah
1. Cat dari pewarna makanan
2. Kertas karton
3. Gelas  plastic
4. Gunting
5. Karet gelang
Sedangkan Instrumen yang dipakai dalam kegiatan best practice unit pengembangan kognitif dalam kegiatan pembelajaran sains ini adalah :
1. Interview/ Pertanyaan
 2. Hasil karya
3. Cheklis
Â
Waktu dan tempat pelaksanaan adalah di TK Tunas Bangsa pada hari kamis 17 januari 2024 di kelompok B.
HASIL KEGIATAN
A.Hasil
Hasil yang dapat diilaporkan dari praktik baik ini diuraikan sebagai berikut.
- Guru menunjukan alat dan bahan yang akan di gunakan untuk belajar:
- Â Anak di minta mengamati alat dan bahan tersebut merekapun sangat antusias untuk mengamati alat dan bahan , serta menimbulkan banyak pertanyaan dari mereka tentang, alat dan bahan yang mereka lihat . pertanyaan mereka seperti : "kita mau membuat apa bu ?,
- Â Proses Transfer Knowlegde nya terjadi ketika :
- Guru menjelaskan tentang media yang di gunakan yaitu kertas karton meminta anak memegangnya lalu memotivasi mereka untuk bertanya sesuai dengan pengetahuan mereka sebelumnya tentang kegitan membuat bentuk topeng dengan benar.
- Guru mengajak anak memegang, meraba dan merasakan dengan tangan mereka untuk membedakan jenis kertas karton dan buku tulis.
- Guru menjelaskan tentang mat akita ada berapa dan apa warna dari mat akita serta fungsi dan kegunaanya.
- Guru menjelaskan cara dan urutannya menngunting yang baik supaya tidak terkena tangan
- Guru mendemonstrasikan cara memakai topeng di bagian wajah.
 Problem solving terjadi ketika anak :
1. Anak yang awalnya tidak mengetahui cara dalam membuat topeng dan Bagai mana cara memakainya anak menjadi tahu setelah proses pembelajaran  selesai.
2. Anak dapat mengerjakan tugas yang di berikan guru sesuai dengan petunjuk yaitu mencocokan huruf  dan membuat kata yang benar ( M -- A -T -A )
3. Anak merasa takut saat akan menggunting  ( takut jika hasilnya tidak baik )
4. Anak merasa sangat antusias sehingga kuatir tidak bisa menyelesiakannya.
Perbedaan proses belajar yang dulu dengan proses belajar dengan HOTS
Â
1. Pembelajaran hots membuat anak lebih memahami suatu media pembelajran dengan segala aspek yang dgali lebih dalam, sehingga menimbukan berpikir kritis kepada anak tentang suatu hal, penggunaaan media yang nyata meumbuhkan rasa keingintahuan anak menjadi lebih tinggi, kegiatan belajar terasa menyenangkan , aktif dan kreatif
2. Pembelajaran yang dahulu guru hanya memberikan sedikit saja tentang media yang di gunakan sehingga pemahaman anak hanya sebatas itu saja tidak menimbulakan pola berfikir kritis terhadap sesuatu, guru jarang mnegunakan media benda yang nyata lebih banyak mengunakan kegiatan yang menggunakan lembar kerja sehingga kegiatan belajar terasa membosankan
B. Tantangan  yang dihadapi
- Waktu terasa kurang karena kegiatan saintifik membuat anak sangat antusias sehingga menimbulkan pertanyaan dari mereka yg harus di jelaskan dengan sebaiknya
- Anak masih takut terluka
- Anak merasa malas takut di marah orang tuanya.
- Anak cenderung meminta bantuan kepada guru
- Bahan yang di pergunakan mudah rusak.
C. Solusi MengatasiMasalah
- Dari kegiatan membuat topeng yang dilakukan di perlukan kerjasama dan dukungan dari orang tua dan guru
- Anak dapat mengerjakan tugas yang di berikan guru sesuai dengan petunjuk
- Memberikan penjelasan sebaik mungkin agar waktu dan pembelajaran bisa dapat berjalan dengan baik
- Memberikan pengertian pada anak untuk saling berbagi dan bergantian dalam mengamati media pembelajaran
D.Aksi Pelaksanaan Pembelajaran
Â
- Membuat perangkat pembelajaran
- Menyiapkan Alat dan Media Pembelajaran sesuai dengan perencanaan
- Mendemonstrasikan kegiatan menggunting topeng.
- Meminjam LCD Proyektor dengan instansi terdekat dan gadget dengan teman sejawat
- Meminta bantuan rekan guru untuk melakukan perekaman ketika kegiatan pembelajaran berlangsung
- Meminta bantuan kepada teman sejawat untuk membantu kegiatan belajar..
  KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
 A.Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Pembelajaran dengan model pembelajaran Saintifik dalam meningkatkan sains anak dengan membuat topeng dari bahan bekas. layak dijadikan Best Practice karena meningkat kemampuan kognitif anak dalam hal membedakan bentuk, dan warna satu benda dengan benda yang lain meningkatkan kemampuan anak dalam hal menyusun gambar dengan pola tertentu
2. Dengan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) secara sistematis dan cermat, Pembelajaran dengan model pembelajaran Saintifik dalam sains anak dengan kegiatan membuat bentuk topeng dari bahan bekas yang dilakukan berorientasi pada berpikir kritis, literasi.
B.Rekomendasi
Berdasarkan hasil Best Practice model pembelajaran dengan membuat topeng menggunakan bahan bekas berikut disampaikan rekomendasi yang relevan .
1. Hendaknya guru mengunakan media yang nyata dan sesuai dengan materi yang akan di ajarkan dalam pembelajaran tersebut sehingga anak akan tercapai kompetensi yang di harapkan
2. Proses pembelajaran HOTS membuat anak lebih paham dan menimbulakan cara berfikir kritis tentang suatu hal dan dapat mengatasi hal yeng mereka temui kelak
3. Sekolah Hendaknya menyediakan dana tersendiri dalam hal penyediaan alat dan media yang nyata agar guru dapat melakukan proses pembelajaran sesuai dengan yang diharapkan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H