Ketika jubah malam turun, dan segala upacara kematian dia selesai diurus, aku pulang dan mencari buku itu. Kubuka halamannya.Â
Untuk laki-laki yang kusuka, Arash.Â
Jadi, dia juga menyukaiku? Astaga. Sayang, cinta kami sepertinya tidak bisa bersatu. Dia sudah beda alam.
Kubuka lagi halaman berikutnya.Â
Aku melihat malaikat maut berjalan mendekatiku.Â
Seriusan dia menulis itu? Apakah dia bisa melihat rupa malaikat maut?Â
Kubuka lagi halaman berikutnya.Â
Ibu tiriku meminta aku menjadi pendonor ginjal untuknya. Aku menolak. Kubilang, aku ingin berumur panjang. Ada laki-laki yang sedang kutunggu kepulangannya, dan aku ingin menikah dengannya.Â
Dia ingin menikah denganku? Dengan seorang Arash?Â
Aku buka lagi halaman berikutnya
Ya, aku ingin menikah dengan Arash. Tapi, ayah menolak. Dia ingin aku menolong ibu tiriku. Menjadi pendonor ginjal. Ayah bilang, seharusnya aku mati saja, menyusul ibu ke sana. Kupikir itu bagus. Aku juga ingin mati daripada di sini hidup konyol bersama keluarga yang tidak menginginkan keberadaanku. Tapi, aku masih punya Arash. Kenapa sih dia tidak segera pulang saja?Â