Baik Medya maupun Hasmania ingin sarana dan prasarana perpustakaan yang dikelokanya memiliki perpustakaan digital yang bisa diakses siswa melalui gadget sehingga ketika siswa tidak berada di sekolah masih bisa membaca koleksi buku di perpustakaan.
Namun minimnya dana yang tersedia untuk sekolah yang diambil dari Biaya Oprasional Sekolah (Bos) keinginan itu hanya tinggal harapan.
Perpustakaan digital dapat menjadi solusi di tengah pandemi ketika anak banyak berada di rumah dan orang tua bisa mrngarahksnÂ
Diakui Hasmania, minat baca dan berkunjung  ke perpustakaan menurun sejak pandemi melanda diantaranya disebabkakan siswa tidak ke sekolah dan belajar dilakukan dari rumah secara daring.  Â
Kondisi ini menjadi tantangan bagi para pengelola perpustakaan SD dapat mendorong pemustaka ciliknya untuk gemar membaca.
Kondisi serupa juga dialami perpustakaan SD N 18 Sungailiat seperti diungkapkan pengelola perpustakaannya Medya.
Ia tidak henti-hentinya mempromosikan kepada siswa agar datang ke perpustakaan dan selalu mengabarkan krpada siswa  bila perpustakaan nemiliki koleksi buku yang baru.
Selain itu tugas pengelola perpustakaan juga mengerjakan tugas rutin di perpustakaan seperti membersihkan perpustakaan agar bersih dan nyaman ketika anak mengunjunginya.
"Saya berusaha membikin penustaka bisa gembira berada di perpustakaan," kata Medya.
Kendati dana minim untuk perpuskaan sehingga ada keinginan memiliki sarana seperti seperangkat alat untuk memutar video agar pemustaka bisa menonton film yang mengedukasi, gadget milik pribadipun digunakan.
Medya tidak menyerah begitu saja untuk memenuhi keinginannya memuaskan pemustaka sehingga menggunakan gawai miliknya agar bisa menayangkan film yang mengedukasi.