Mohon tunggu...
Rustian Al Ansori
Rustian Al Ansori Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis kehidupan, Menghidupkan tulisan

Pernah bekerja di lembaga penyiaran, berdomisili di Sungailiat (Bangka Belitung)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jadikan Perpustakaan SD Tempat Bermain agar Disukai Pemustaka

2 Maret 2022   10:32 Diperbarui: 3 Maret 2022   05:25 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dialog Ruang Pustaka RRI Sungailiat, Senin (28/2)  (dokpri)

Pustakawan yang mengelola perpustakaan masih yakin perpustakaan Sekolah Dasar (SD) menjadi tempat pemustaka bisa meningkatkan minat baca.

Gawai bukanlah penyebab siswa SD tidak berminat ke perpustakaan dan sebagai penyebab rendahnya minat baca.

Wakil ketua Asosiasi Tenaga Perpustakaan (ATPUSI) kabupaten Bangka Heti Rukmana nengatakan, tidak ada masalah dengan gawai yang penting orang tua bisa mengarahkan anak memanfaat telepon pintar.

Heti tidak setuju ada pendapat yang menyebutkan bahwa gejet sebagai biang penyebab anak tidak berminat membaca.

Karena itu perpustakaan sekolah bisa menyediakan buku digital yang bisa diakses siswa di gadget dengan buku-buku yang disukai anak.

Selain itu peran orang tua agar dapat mengarahkan anak dalam penggunaan dan memanfaatkan gadget sebagai sarana berselancar di dunia maya dengan aman.

Sedangkan di sekolah guru dan pustakawan yang mengarahkan ketika siswa membaca buku di perpusrakaan.

Pengurus Daeeah Ikatan Pustakawan Indonesia (PD IPI) kabupaten Bangka ini juga berpendapat bahwa perpustakaan Sekolah Dasar bisa mrnjadi tempat bermain anak sehingga bisa gembira membaca dan tidak menerapkan aturan yang kaku ketika pemustaka yabg berusia anak ini bisa merasa betah dan menyenangkan.

"Tidak mesti diharuskan hening berdiam diri tapi juga anak bisa sambil bernain ketika meniknati fasilitas di perpustakaan," ungkap Heti.

Heti mengungkapkan hal itu ketika sebagai narasunber dalam dialog interaktif Ruang Pustaka Radio Republik Indonesia (RRI) Programa 1 Sungailiat.

Heti Rukmana bersama narasumber lainnya Hasmania, pengelola perpustakaan SD Negeri 9 Pemali dan  Medya Riyana, pengelola perpustakaan SD Negeri 18 Sungailiat berbincang tentang, upaya menarik minat pemustaka mengunjungi perpustakaan SD.

Baik Medya maupun Hasmania ingin sarana dan prasarana perpustakaan yang dikelokanya memiliki perpustakaan digital yang bisa diakses siswa melalui gadget sehingga ketika siswa tidak berada di sekolah masih bisa membaca koleksi buku di perpustakaan.

Namun minimnya dana yang tersedia untuk sekolah yang diambil dari Biaya Oprasional Sekolah (Bos) keinginan itu hanya tinggal harapan.

Perpustakaan digital dapat menjadi solusi di tengah pandemi ketika anak banyak berada di rumah dan orang tua bisa mrngarahksn 

Diakui Hasmania, minat baca dan berkunjung  ke perpustakaan menurun sejak pandemi melanda diantaranya disebabkakan siswa tidak ke sekolah dan belajar dilakukan dari rumah secara daring.   

Kondisi ini menjadi tantangan bagi para pengelola perpustakaan SD dapat mendorong pemustaka ciliknya untuk gemar membaca.

Kondisi serupa juga dialami perpustakaan SD N 18 Sungailiat seperti diungkapkan pengelola perpustakaannya Medya.

Ia tidak henti-hentinya mempromosikan kepada siswa agar datang ke perpustakaan dan selalu mengabarkan krpada siswa  bila perpustakaan nemiliki koleksi buku yang baru.

Selain itu tugas pengelola perpustakaan juga mengerjakan tugas rutin di perpustakaan seperti membersihkan perpustakaan agar bersih dan nyaman ketika anak mengunjunginya.

"Saya berusaha membikin penustaka bisa gembira berada di perpustakaan," kata Medya.

Kendati dana minim untuk perpuskaan sehingga ada keinginan memiliki sarana seperti seperangkat alat untuk memutar video agar pemustaka bisa menonton film yang mengedukasi, gadget milik pribadipun digunakan.

Medya tidak menyerah begitu saja untuk memenuhi keinginannya memuaskan pemustaka sehingga menggunakan gawai miliknya agar bisa menayangkan film yang mengedukasi.

Kisah para pengelola perpustakaan SD di kabupaten Bangka ini menjadi bukti bahwa upaya pengelola perpustakaan seperti juga guru tidak berhenti untuk mengedukasi.

Sarana dan prasarana terbatas bukan halangan dan membuat pustakawan menyerah dalam menata perpustakaan agar tetap diminati pemustaka berkunjung sehingga terus bisa menumbuhkan minat baca.

Salam literasi dari pulau Bangka.

Rustian Al'Ansori.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun