Di masa pandemi ini sebagian besar pelanggan membeli Otak-otak dan makanan lain untuk di bawa pulang, hanya beberapa saja yang makan di warung.
"Sebelum pandemi masih ramai yang datang terutama pelanggan yang datang dari luar daerah Belinyu," kata Mala.
Telah menjadi kebiasaan para pelanggannya sejak sebelum pandemi yakni membeli dalam jumlah banyak menjadikan Otak-otak sebagai buah tangan. Namun karena pandemi para pelanggan dari luar daerah Belinyu sudah berkurang.
Pandemi telah berpengaruh terhadap pemasukan dan berkurangnya jumlah Otak-otak serta Empek-empek yang dijual setiap harinya.
" Sebelum korona  bisa menjual 900 buah Otak-otak, sekarang paling sekitar 700 buah saja," jelas Mala.
Keyakinan dan semangat membuat Mala tetap membuka uahanya meskipun mengalami penurunan pendapatan. Ia masih bisa menghidupi keluarganya.
Mala masih memiliki pelannggan tetap adalah mereka para penyuka Otak-otak dam Empek-empek. Waktu yang panjang yakni 26 tahun bisa meyakinkan para pelanggan untuk tidak lari ke lain rasa