Mohon tunggu...
Rustian Al Ansori
Rustian Al Ansori Mohon Tunggu... Administrasi - Pernah bekerja sebagai Jurnalis Radio, Humas Pemerintah, Pustakawan dan sekarang menulis di Kompasiana

Pernah bekerja di lembaga penyiaran, berdomisili di Sungailiat (Bangka Belitung)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mala, Pedagang Otak-otak di Kampung Tengah Belinyu Bertahan di Tengah Pandemi

5 Desember 2020   21:16 Diperbarui: 5 Desember 2020   21:23 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mala (60) pedang Otak-otak di Kampung Tengah, Belinyu, Bangka (dokpri)

Lebih sepertiga usianya disibukkan sebagai penjual Otak-otak, sekaligus sebagai pembuat Otak-otak. Adalah Mala (60 tahun), ibu 4 orang anak ini telah berjualan selama 26 tahun di Kampung Tengah, Kelurahan Belinyu, kabupaten Bangka.

Otak-otak ibu Mala Kampung Tengah bisa dikatan cukup dikenal di daerah ini. Merupakan salah satu pedagang Otak-otak dari sedikit pedagang warga Melayu. Selebihnya sebagian besar penjual Otak-otak di Belinyu merupakan warga Tionghoa.

Otak-otak ibu Mala sangat dikenal di Kampung Tengah, juga dikenal penyuka kuliner ini di wilayah kecamatan Belinyu maupun beberapa tempat di pulau Bangka.

Termasuk mereka yang berasal dari luar pulau Bangka yang berkunjung ke daerah ini tidak lupa membawa buah tangan dari Belinyu dengan memesan Otak-otak ibu Mala. Selain Otak-otak juga ada Empek-empek, Bakwan (Empek-empek rebus yang ada kuahnya) dan lain-lain.

Dikenalnya Otak-otak ibu Mala hingga beberapa televisi swasta nasional sempat mengexpose kuliner yang ia buat sendiri dan menjualnya sendiri di warung sederhana di halaman rumah kontrakannya.

Inilah warung bu Mala di kampung Tengah, Belinyu (dokpri)
Inilah warung bu Mala di kampung Tengah, Belinyu (dokpri)
Expose media merupakan iklan gratis bagi Mala, disamping dari mulut ke mulut pelanggannya yang telah mencoba lezat Otak-otak buatannya.

"Yang belanja di sini banyak yang pesan Otak-otak," ujar Mala.

Ketika melakukan perjalan ke Belinyu berjarak 60 km dari kota Sungailiat saya dengan beberapa teman mampir di warung ibu Mala di Kampung Tengah.

Saya ingin mencoba Otak-otak ibu Mala yang katanya enak.  Setelah memesan dan menunggu sejenak Otak-otak yang dipesan selesai di panggang. Mala dibantu salah seorang anaknya yang bertugas memanggang Otak-otak.

Otak-otak yang dibungkus daun pisang itu terhidang hangat. Saya mencoba satu per satu Otak yang sangat terasa ikannya.

Ditambah dengan cuka yang pedas bertambah nikmat menyantap Otak-otak buatan ibu Mala. Menambah kehangatan di tengah pandemi.

Empek-empek yang siap digoreng maupun ubtuk buah tangan di Warung Ibu Mala (dokpri)
Empek-empek yang siap digoreng maupun ubtuk buah tangan di Warung Ibu Mala (dokpri)
Menyinggung kondisi di tengah pandemi, Mala mengungkapkan upayanya agar usaha warungnya tetap buka. Kendati ada kecemasan di tengah pandemi ia tetap berhati-hati untuk tetap menjaga  warung tetap bersih serta menerapkan protol kesehatan untuk kenyamanan pelanggan yang nenyantap makanan di warung.

Di masa pandemi ini sebagian besar pelanggan membeli Otak-otak dan makanan lain untuk di bawa pulang, hanya beberapa saja yang makan di warung.

"Sebelum pandemi masih ramai yang datang terutama pelanggan yang datang dari luar daerah Belinyu," kata Mala.

Otak-'otak yang masih hangat baru diangkat dari pemanggang (dokpri)
Otak-'otak yang masih hangat baru diangkat dari pemanggang (dokpri)
Pelanggan Mala sebelum masa pandemi Covid-19 lebih banyak makan di warung dan membeli untuk  dibawa pulang terutama Otak-otak.

Telah menjadi kebiasaan para pelanggannya sejak sebelum pandemi yakni membeli dalam jumlah banyak menjadikan Otak-otak sebagai buah tangan. Namun karena pandemi para pelanggan dari luar daerah Belinyu sudah berkurang.

Pandemi telah berpengaruh terhadap pemasukan dan berkurangnya jumlah Otak-otak serta Empek-empek yang dijual setiap harinya.

" Sebelum korona  bisa menjual 900 buah Otak-otak, sekarang paling sekitar 700 buah saja," jelas Mala.

Pelanggan sedang menikmati Otak-otak (dokpri)
Pelanggan sedang menikmati Otak-otak (dokpri)
Pandemi berpengaruh besar terhadap kegiatan ekonomi masyarakat, diantaranya para pedagang kuliner seperti Mala. Namun tidak membuat usahanya sampai terhenti.

Keyakinan dan semangat membuat Mala tetap membuka uahanya meskipun mengalami penurunan pendapatan. Ia masih bisa menghidupi keluarganya.

Mala masih memiliki pelannggan tetap adalah mereka para penyuka Otak-otak dam Empek-empek. Waktu yang panjang yakni 26 tahun bisa meyakinkan para pelanggan untuk tidak lari ke lain rasa

Mala melayani pelanggannya (dokpri)
Mala melayani pelanggannya (dokpri)
Otak-otak dan Empek-empek buatan Mala diungkap beberapa pelanggannya bahwa rasanya tidak pernah berubah dengan rasa ikan yang sangat terasa.

Saya sebelum menyantap Otak-otak, lebih dahulu mencoba Bakwan. Bakwan merupakan Empek-empek lenjer yang berkuah. Bakwan dengan kuah hangat ditambah cabe dan perasan jeruk kunci semakin bertambah nikmat disantap.

Bakwan hampir habis disantap (dokpri)
Bakwan hampir habis disantap (dokpri)
Mala adalah sosok pelaku usaha kecil yang tetap bersemangat menjalankan usaha di tengah psndemi dengan tetap menjaga kualitas rasa yang disukai pelanggannya.

Kendati berkurang pelanggan yang datang ia tetap yakin masih tetap ada pelanggan yang datang ke warungnya. Karena itu ia terus berusaha kendati usianya sudah kepala enam, semangatnya tetap kuat agar warugnya tetap buka.

Mala bisa menjadi contoh bagi pengusaha kecil lainnya agar tidak menyerah apa lagi membuat terpuruk karena pandemi. Tetap berusaha dengan tidak lupa selalu menerapkan protokol kesehatan.(Rustian Al'Ansori)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun