Empek-empek sebutan untuk makanan khas Bangka yang terbuat dari adonan ikan laut dan sagu. Seperti halnya di Palembang ada Pempek. Tapi di Palembang ikannya ikan air tawar, dengan berbagai macam jenis Pempek seperti Kapal Selam, Lenjer, dan lain-lain.
Di Bangka Empek-empek dijual dalam wujud ukuran panjang disebut dengan puntung untuk per buahnya. Pajang Mpek-empek mencapai 30 cm lebih. Empek-mpek putung bisa dipotong kecil seperti Lenjer. Setelah di potong bisa digoreng dimakan dengan cuka dan dibuat Bakwan khas Bangka yakni Mpek-mpek yang sudah dipotong kecil dicemplungkan ke dalam kuah yang merupakan campuran racikan bawang putih, bawang merah dan lada.
Sebelum menikmati Empek-empek putung lebih lanjut, saya mengajak mengenal sosok penjualnya seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang nyambi menjual Empek-empek puntung. Adalah Firti (31 tahun) warga Sungailiat, kabupaten Bangka, provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Selama menjalani bisnis tidak mengganggu tugas utamanya sebagai PNS, juga dibantu suaminya. Ia bertahan jualan Mpek-mpek puntung karena bisa menguntungkan.
Fitri memasarkan produk industri rumah tangga ini mulanya melalui media sosial. Ternyata mendapat respon yang baik dari konsumen yang ingin menikmati kuliner khas Bangka ini. Empek-empek yang berwarna gelap itu campuran terigu, ikan dan ditambah singkong rebus.
" Singkong gunanya agar Empek-empek lembut ketika dikunyah," promosi Fitri.
Epek-empek puntung bisa dikembangkan lagi untuk mendapatkan nilai lebih. Menguntungkan bila membeli Empek-empek putung untuk dijual kembali sebagai bentuk Empek-empek ukuran kecil yang digoreng. Sedangkan Empek-empek putung hasil rebusan dalam bentuk ukuran besar harga Rp 5 ribu sudah termasuk cuka sebagai teman makan Empek-empek.
" Harga sudah termasuk biaya antar hingga tempat tujuan," ujar Fitri.
Menikmati Empek-empek goreng saat masih hangat ditambah dengan cuka yang pedas membuat kehangatan pada tubuh. Sangat pas dengan kondisi saat ini saat di rumah aja. Empek-empek cemilan alternatif yang menjanjikan, pasti nikmat.
Racikan bumbu di masuk ke dalam air hingga mendidih bersama potongan Empek-empek hingga menyatu. Bakwan dapat dinikmati dengan ditaburi bawang goreng maupun daun sup (saledri). Bila suka kecap ditambah sedikit kecap masin maupun kecap manis. Untuk yang suka pedas bisa di tambah cabai.
Menikmati Bakwan dengan kuahnya yang hangat, ditambah rasa pedas membuat tubuh menjadi segar. Apa lagi yang lagi flu kehangatan Bakwan diikuti istirahat yang cukup aksn meningkatkan imun tubuh yang dibutuh saat kondisi pandemi Covid-19 seperti saat ini.
Menurut fitri sejak sebulan ini permintaan sehari paling banyak 30 puntung. Sebelum pandemi Corona, saat bisnis ini dimulai Pebruari 2020 permintaan sehari mencapai 50 putung lebih. Untuk menarik minat pembeli, setiap pembelian 10 puntung akan mendapatkan bonus 1 puntung.
" Sebelum pandemi, ini satu bulan bisa laku lebih seribu puntung," ujar Fitri.
Ibu dari 3 orang  anak ini tetap mempertahankan daganganya kendati permintaan menurun. Termasuk pesanan dari Jakarta tidak bisa dilayani daat ini, diakibatkan kesulitan pengiriman secara cepat karena jasa pengiriman barang sedang mengalami  keterlambatan karena pembatasan jumlah penerbangan ke Bangka sejak pandemi Corona.
"Saya tetap jalan walaupun kondisi pandemi, terutama untuk menjaga hubungan dengan pelangan yang sudah ada," tuturnya.
Fitri tifak ingin berhenti menjalankan usaha yang baru dirintis hanya karena pandemi Corona. Ia juga sangat memperhatikan kebersihan barang dagangannya sebagai upaya menanamkan kepercayaan kepada pelanggan. Ia pun tidak lupa selalu pakai masker dan cuci tangan.
Salam dari pulau Bangka.
Rustian Al'Ansori
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H