Mohon tunggu...
Rustian Al Ansori
Rustian Al Ansori Mohon Tunggu... Administrasi - Pernah bekerja sebagai Jurnalis Radio, Humas Pemerintah, Pustakawan dan sekarang menulis di Kompasiana

Pernah bekerja di lembaga penyiaran, berdomisili di Sungailiat (Bangka Belitung)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Fitri, PNS Nyambi Jualan Empek-empek Puntung Bikin Untung

17 April 2020   15:49 Diperbarui: 18 Juni 2020   05:59 372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Empek-mpek yang sudah di goreng (dokpri)

Empek-empek sebutan untuk makanan khas Bangka yang terbuat dari adonan ikan laut dan sagu. Seperti halnya di Palembang ada Pempek. Tapi di Palembang ikannya ikan air tawar, dengan berbagai macam jenis Pempek seperti Kapal Selam, Lenjer, dan lain-lain.

Di Bangka Empek-empek dijual dalam wujud ukuran panjang disebut dengan puntung untuk per buahnya. Pajang Mpek-empek mencapai 30 cm lebih. Empek-mpek putung bisa dipotong kecil seperti Lenjer. Setelah di potong bisa digoreng dimakan dengan cuka dan dibuat Bakwan khas Bangka yakni Mpek-mpek yang sudah dipotong kecil dicemplungkan ke dalam kuah yang merupakan campuran racikan bawang putih, bawang merah dan lada.

Sebelum menikmati Empek-empek putung lebih lanjut, saya mengajak mengenal sosok penjualnya seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang nyambi menjual Empek-empek puntung. Adalah Firti (31 tahun) warga Sungailiat, kabupaten Bangka, provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Selama menjalani bisnis tidak mengganggu tugas utamanya sebagai PNS, juga dibantu suaminya. Ia bertahan jualan Mpek-mpek puntung karena bisa menguntungkan.

Fitri memasarkan produk industri rumah tangga ini mulanya melalui media sosial. Ternyata mendapat respon yang baik dari konsumen yang ingin menikmati kuliner khas Bangka ini. Empek-empek yang berwarna gelap itu campuran terigu, ikan dan ditambah singkong rebus.

" Singkong gunanya agar Empek-empek lembut ketika dikunyah," promosi Fitri.

Mpek-mpek puntung dalam ukuran aslinya (Dokpri)
Mpek-mpek puntung dalam ukuran aslinya (Dokpri)
Satu puntung Empek-empek di jual Rp 5 ribu ini bila diris seukuran Lenjer dapat mejadi 10 potong bahkan lebih, tergantung keinginan ukuran tebal dan tipisnya potongan. Satu potongan bila digoreng seharga Empek-empek Lenjer Rp 2 ribu rupiah per potong. Bila dibisniskan kembali masih bisa mendapat untung.

Epek-empek puntung bisa dikembangkan lagi untuk mendapatkan nilai lebih. Menguntungkan bila membeli Empek-empek putung untuk dijual kembali sebagai bentuk Empek-empek ukuran kecil yang digoreng. Sedangkan Empek-empek putung hasil rebusan dalam bentuk ukuran besar harga Rp 5 ribu sudah termasuk cuka sebagai teman makan Empek-empek.

" Harga sudah termasuk biaya antar hingga tempat tujuan," ujar Fitri.

Empek-empek puntung yabg sudah dipotong (dokpri)
Empek-empek puntung yabg sudah dipotong (dokpri)
Bagi yang suka Empek-empek rebus langsung bisa dinikmati, dengan menggunakan cuka tergantung suka pedas ataupun tidak. Racikan cuka terdiri air secukupnya, gula kabung atau gula merah, bawang putih, asam, cabe dan garam secukupnya. Bila suka Empek-empek goreng dapat digoreng terlebih dahulu.

Menikmati Empek-empek goreng saat masih hangat ditambah dengan cuka yang pedas membuat kehangatan pada tubuh. Sangat pas dengan kondisi saat ini saat di rumah aja. Empek-empek cemilan alternatif yang menjanjikan, pasti nikmat.

Empek-mpek yang sudah di goreng (dokpri)
Empek-mpek yang sudah di goreng (dokpri)
Empek-empek puntung yang dijual Fitri tidak hanya dinikmati dengan menggunakan cuka baik yang rebus maupun di goreng, namun bisa dibuat bakwan. Bukan Bakwan yang di kenal di sejumlah tempat di Tanah Air yakni dalam bentuk gorengan. Namun Bakwan di Bangka terbuat dari potongan Empek-empek yang di masak kembali di dalam kuah mendidih dengan raciksn bumbu meliputi bawang putih, bawang merah dan lada (merica) yang ditumis terlebi dahulu.

Racikan bumbu di masuk ke dalam air hingga mendidih bersama potongan Empek-empek hingga menyatu. Bakwan dapat dinikmati dengan ditaburi bawang goreng maupun daun sup (saledri). Bila suka kecap ditambah sedikit kecap masin maupun kecap manis. Untuk yang suka pedas bisa di tambah cabai.

Cuka yang terbuat dari air, gula merah, asam dan bawang putih (dokpri)
Cuka yang terbuat dari air, gula merah, asam dan bawang putih (dokpri)
Fitri juga menyediakan bumbu untuk Bakwan dengan harga Rp 7 ribu per bungkus. Praktis membuatnya tinggal memasukkan ke air dimasak hingga mendidih. Empek-empek dicemplung satu per satu ke dalamnya.

Menikmati Bakwan dengan kuahnya yang hangat, ditambah rasa pedas membuat tubuh menjadi segar. Apa lagi yang lagi flu kehangatan Bakwan diikuti istirahat yang cukup aksn meningkatkan imun tubuh yang dibutuh saat kondisi pandemi Covid-19 seperti saat ini.

Ini wujud Bakwan yang siap santap (dokpri)
Ini wujud Bakwan yang siap santap (dokpri)
Lezat dan nikmatnya menikmati Empek-empek goreng dan Bakwan tidak senyaman kondisi Pandemi virus Covid-19 saat ini bagi Fitri, penjual Empek-empek puntung. Pandemi berpengaruh terhadap omset penjualan.

Menurut fitri sejak sebulan ini permintaan sehari paling banyak 30 puntung. Sebelum pandemi Corona, saat bisnis ini dimulai Pebruari 2020 permintaan sehari mencapai 50 putung lebih. Untuk menarik minat pembeli, setiap pembelian 10 puntung akan mendapatkan bonus 1 puntung.

" Sebelum pandemi, ini satu bulan bisa laku lebih seribu puntung," ujar Fitri.

Ibu dari 3 orang  anak ini tetap mempertahankan daganganya kendati permintaan menurun. Termasuk pesanan dari Jakarta tidak bisa dilayani daat ini, diakibatkan kesulitan pengiriman secara cepat karena jasa pengiriman barang sedang mengalami  keterlambatan karena pembatasan jumlah penerbangan ke Bangka sejak pandemi Corona.

"Saya tetap jalan walaupun kondisi pandemi, terutama untuk menjaga hubungan dengan pelangan yang sudah ada," tuturnya.

Fitri tifak ingin berhenti menjalankan usaha yang baru dirintis hanya karena pandemi Corona. Ia juga sangat memperhatikan kebersihan barang dagangannya sebagai upaya menanamkan kepercayaan kepada pelanggan. Ia pun tidak lupa selalu pakai masker dan cuci tangan.

Salam dari pulau Bangka.

Rustian Al'Ansori

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun