Ingat Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung teringat dengan desa Kundi, di Kecamatan Simpang Teritip. Desa Kundi kaya dengan seni dan budaya.
Adat Istiadat masyarakat Kundi yang sudah turun temurun di gelar yakni upacara adat Naber Laut dan Ceriak Nerang. Upacara adat ini merupakan aset wisata yang bernilai tinggi, dapat memikat wisatawan untuk berkunjung ke Bangka Barat.
Beberapa waktu lalu saya pernah ke desa Kundi untuk melihat dari dekat adat Naber Laut dan Ceriak Nerang. Selang beberapa tahun ini saya tidak lagi mendapat kabar keberadaan acara adat ini.
Apakah masih dipertahankan ataukah sudah ditinggalkan? Karena tidak terbaca lagi pemberitaan tentang Naber Laut dan Ceriak Nerang yang biasanya diselenggarakan setiap tahun. Saya pun sudah lama tidak ke sana. Kembali saya membuka album foto untuk mendapatkan dokumentasi tentang acara adat ini, ternyata masih ada beberapa foto yang tersimpan.Â
Seperti Bali yang kaya dengan adat istiadat dan pernik budaya, telah membuktikan daerah ini banyak diminati wisatawan untuk menikmati keindahan alam dan keunikan seni budaya setempat.
Mengingat wisatawan datang ke suatu daerah untuk mencari keunikan, yang di daerahnya sendiri tidak dimiliki. Keunikan itu ada pada Ceriak Nerang dan Naber Laut yang merupakan rutinitas dilakukan masyarakat desa Kundi setiap tahun untuk keselamatan warga kampung, biasanya digelar selesai melakukan panen padi.
Upacara adat Naber Laut dan Ceriak Nerang merupakan satu rangkaian acara yang dilaksanakan dalam satu hari pada jam yang berbeda. Naber laut pada siang hari, sedangkan Ceriak Nerang pada malam hari. Digelar satu tahun sekali.
Sebelum pelaksanaan Ceriak Nerang pada malam hari, pada siang harinya dilaksanakan Naber Laut di tempat yang dikeramatkan masyarakat Kundi yaitu Tanjung Tadah.Â
Merupakan kawasan pantai dengan gugusan batu karang yang artistik. Masyarakat menuju ke Tanjung Tadah sejak pagi hari dengan menggunakan perahu motor yang biasa digunakan nelayan setempat melaut. Pada saat ritual digelar perahu - perahu berderet bersandar di tepi Tanjung Tadah.
Masyarakat yang jumlahnya ratusan sudah berkumpul untuk mengikuti ritual Naber Laut. Upacara dipimpin seorang dukun laut yang memahami seluk beluk kekuasaan alam gaib di laut.Â
Saya pernah mengikuti upacara adat tersebut, waktu itu masih pak Hasyim yang memimpin. Diawali dengan mempersiapkan properti upacara seperti beras kunyit (kuning), telur, ketan, lilin dari madu asli, rokok dari tembakau yang digulung dengan daun dan berbagai kelengkapan lainnya termasuk ayam hidup.