Mohon tunggu...
Rustian Al Ansori
Rustian Al Ansori Mohon Tunggu... Administrasi - Pernah bekerja sebagai Jurnalis Radio, Humas Pemerintah, Pustakawan dan sekarang menulis di Kompasiana

Pernah bekerja di lembaga penyiaran, berdomisili di Sungailiat (Bangka Belitung)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pecundang

10 Oktober 2018   16:24 Diperbarui: 10 Oktober 2018   16:48 473
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kecemasan hingga meretakkan dinding

Hati yang hitam terus menuding

Menghindari salah tapi menyalahkan

Menuding sana - sini

Tak mau disalahkan

Tanggungjawab ditinggalkan berlari

Hanya ingin keuntungan

*

Pecundang suaranya lantang

Kandang menyikut dari belakang

Menginjak kaki di dua kepentingan

Mengikuti angin bertiup menjadi pilihan

Mulutnya basi dipenuhi kata - kata palsu

Wajah bertopeng dengan watak menipu

*

Pecudang ada di kantor - kantor

Pecundang berhati kotor

Pecundang ada di dunia politik

Pecundang otak banyak taktik

Pecudang laki - laki

Bermain di dua kaki

Pecundang perempuan

Bermain dengan rayuan

*

Pencundang itu benalu

*

Sungailiat, 10 Oktober 2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun