Mohon tunggu...
Rustian Al Ansori
Rustian Al Ansori Mohon Tunggu... Administrasi - Pernah bekerja sebagai Jurnalis Radio, Humas Pemerintah, Pustakawan dan sekarang menulis di Kompasiana

Pernah bekerja di lembaga penyiaran, berdomisili di Sungailiat (Bangka Belitung)

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Keindahan Pantai Matras Sungailiat Dalam Ancaman Abrasi dan Sampah

7 Januari 2018   17:14 Diperbarui: 7 Januari 2018   18:22 1493
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sampah berserakan juga tempat berteduh pengunjung yang atapnya sudah rusak (dokpri)

Pantai Matras menjadi tujuan wisata kali ini. Minggu pagi (7/1) saya menuju obyek wisata yang telah menjadi favorit masyarakat di Pulau Bangka sejak lama. Ketika pantai ini dulunya masih banyak ditumbuhi pohon kelapa. Namun sekarang bibir pantainya banyak terkikis karena abrasi sehingga banyak merobohkan pohon kelapa yang berada di tepi pantai. Hijaunya pantai Matras telah berganti dengan pohon cemara yang baru ditanam kini sudah mulai meninggi.

Pukul 07.00 Wib saya berangkat dari rumah di kelurahan Bukit Betung Sungailiat dengan sepeda motor menuju ke arah Utara kota Sungailiat berjarak sekitar 10 km menempuh waktu sekitar 20 menit. 

Ada dua jalur jalan yang bisa ditempuh. Bisa melalui kampung Matras, yang akan bertemu dengan beberapa pantai sebelum tiba di Pantai Matras diantaranya pantai Tongaci, pantai Batu Bedaun dan pantai Parai. Namun saya memilih melalui jalan Kelurahan Sinar Jaya Jelitung. Jalan ini akan melalui Islamic Centre dan Markas Brimob baru tiba di Pantai Matras.

Pintu masuk pantai Matras (dokpri)
Pintu masuk pantai Matras (dokpri)
Pantai Matras dengan batu penahan gelombang (dokpri)
Pantai Matras dengan batu penahan gelombang (dokpri)
dokpri
dokpri
Memasuki kawasan ini tepatnya di pintu masuk yakni pintu gerbang yang sudah runtuh sebelum pukul 08.00 Wib sehingga saya tidak perlu membayar restribusi. Karena sebelum pukul 08.00 Wib belum ada petugas di pintu masuk yang memungut restribusi bagi pengunjung.

Ketika saya tiba sudah ada pengunjung berada di kawasan pantai Matras. Tampak mereka ada yang berolahraga maupun yang sudah berada sejak semalam karena bermalam dengan mendirikan tenda di tepi pantai. Pagi hari di pantai Matras ternyata lebih menyenangkan, selain udaranya masih segar karena belum banyak pengunjung serta belum banyak sampah yang biasanya dibuang pengunjung di sembarang tempat, kendati di kawasan ini sudah banyak tersedia tempat sampah.

dokpri
dokpri
dokpri
dokpri
sampah berserakan juga tempat berteduh pengunjung yang atapnya sudah rusak (dokpri)
sampah berserakan juga tempat berteduh pengunjung yang atapnya sudah rusak (dokpri)
Tepat pentas seni di Pantai Matras Sungailiat (dokpri)
Tepat pentas seni di Pantai Matras Sungailiat (dokpri)
"Pengunjung membuang sampah sembarangan, mungkin merasakan sudah membayar restribusi tanda masuk sebesar Rp 3000," kata Yusnan (69 tahun) salah seorang petugas kebersihan asal Pangkalpinang yang kini sudah menetap di kampung Matras.

Petugas kebersihan yang sudah berusia lanjutnya ini masih tetap sehat, melakukan aktifitas membersihkan sampah di pantai Matras Sungailiat sudah 13 tahun. Saya mencoba mengajak ngoborol Yusnan. Ternyata ia merespon pertanyaan saya.

Ia berstatus sebagai pegawai kontrak Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bangka.

"Masih bisa pak, seusia bapak menjadi pegawai kotrak?" tanya saya.

Diakuinya, dalam kotrak kerja ia menggunakan nama anaknya karena usianya sudah lansia dengan gaji Rp.1,5 juta dipotong BPJS Ketenagakerjaan Rp 75 ribu setiap bulan

Petugas kebersihan Yusnan (69tahun) (dokpri)
Petugas kebersihan Yusnan (69tahun) (dokpri)
Mengangkut sampah dengan motor sampah (dokpri)
Mengangkut sampah dengan motor sampah (dokpri)
Asmadi dan motor pengangkut sampahnya (dokpri)
Asmadi dan motor pengangkut sampahnya (dokpri)
Petugas kebersihan di pantai Matras sebanyak 9 orang, dengan mengangkut sampah yang terkumpul mengguna motor sampah ke tempat pembuangan akhir.

Pengemudi motor sampah Asmadi mengakui, alat transportasi yang digunakan sudah tua kadang juga mogok karena kerusakan mesin sesuai dengan usianya yang sudah 9 tahun.

" Sudah lama motor ini, sudah 9 tahun," ujarnya.

Kendati aktifas kebersihan dan pengangkutan sampah dilakukan setiap hari, tetap saja tampak tumpukan sampah yang belum terangkut diantaranya dekat sumber air tawar yakni sungai kecil yng mengalir di Pantai Matras. Kesadaran para pengunjung masih perlu ditingkatkan khususnya untuk dapat membuang sampah pada tempatnya, sehingga para petugas kebersihan di pantai Matras tidak mengalami kesulitan dalam mengangkut sampah ke tempat pembuangan air.

Saya tinggalkan permasalahan sampah di pantai yang dulu pernah dibuatkan menjadi judul lagu yakni pantai Matras yang dibawakan Bob Tutupoli. Hingga sekarang pantai Matras masih menjadi favorit wisatawan lokal maupun dari luar Bangka untuk berkunjung ke pantai Matras.

Pantai yang terancam terkikis bibir pantainya karena abrasi yang begitu kuat, kini sudah sudah ada upaya penyelamatan dengan dibangunnya penahan gelombang dengan menggunakan tumpukan batu granit yang memanjang disepanjang pantai Matras. Apakah upaya pemerintah ini akan berhasil? Semoga saja abrasi yang terjadi dapat dihentikan

dokpri
dokpri
dokpri
dokpri
dokpri
dokpri
dokpri
dokpri
Kalau diliihat kondisi gelombang di pantai Matras tidak begitu tinggi namun cukup membuat cepatnya terjadinya abrasi. Tidak tahu apa penyebabnya. Mungkin saja karena di lepas pantai Matras cukup lama berlangsung  pengerukan yakni dieksploitasi diambil kandungan Timah yang ada di dasar lautnya.

Pengerukan Timah yang terjadi juga membuat palung - palung yang sangat berbahaya bagi pengunjung yang berenang di laut kawasan pantai Matras. Sempat beberapa kali menelan korban jiwa pengunjung yang tenggelam saat mandi di laut pantai Matras. Namun di pantai Matras sudah ada rambu - rambu dan peringatan bagi pengunjung yang mandi di laut agar tidak melewati bendera yang sudah terpasang. Upaya yang dilakukan untuk menekan angka kecelakaan di pantai Matras.

Berenang di laut pantai Matras menjadi mengasyikan. Setelah tubuh terendam air asin dapat dibilas di sumber air tawar berupa sungai kecil yang mengalir di kawasan itu membuat tubuh semakin segar. Setelah kelelahan berenang dilanjutkan denganmenyantap makanan yang tersedia. Terutama aroma ikan bakar yang menggugah selera karena sudah siap santap.

Seharian di pantai matras tidak membosankan menikmati keindahan obyek wisata yang merupakan andalan di kabupaten Bangka ini. Selain itu para pengunjung yang beragama Islam dapat mengerjakan sholat karena dilokasi ini terdapat mushola, serta kamar mandi untuk membersihkan diri sebelum mengerjakan sholat.

Mushola di pantai Matras (dokpri)
Mushola di pantai Matras (dokpri)
Kuburan warga Thionghua di pantai Matras (dokpri)
Kuburan warga Thionghua di pantai Matras (dokpri)
Sungai air tawar di pantai Matras (dokpri)
Sungai air tawar di pantai Matras (dokpri)
Di kawasan pantai Matras juga terdapat panggung terbuka yang biasanya dipergunakan sebagai tempat pementasan musik dan atraksi seni lainnya. Disalah satu sudut pantai Matras ini juga terdapat kuburan warga Thionghua yang tetap dibiarkan berada di kawasan obyek wisata ini. 

Pengembangan kawasan wisata ini, dilakukan para pemilik lahan secara perseorangan dengan mendirikan saung - saung yang dapat disewa para pengunjung.

dokpri
dokpri
Inilah catatan singkat berwisata di pantai Matras Sungailiat, salah satu destinasi wisata pantai di Kabupaten Bangka mengisi waktu libur terakhir bagi para pelajar yang keesokan hari akan kembali melaksanakan aktifitas belajar.

Salam dari pulau Bangka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun