Pantai Matras menjadi tujuan wisata kali ini. Minggu pagi (7/1) saya menuju obyek wisata yang telah menjadi favorit masyarakat di Pulau Bangka sejak lama. Ketika pantai ini dulunya masih banyak ditumbuhi pohon kelapa. Namun sekarang bibir pantainya banyak terkikis karena abrasi sehingga banyak merobohkan pohon kelapa yang berada di tepi pantai. Hijaunya pantai Matras telah berganti dengan pohon cemara yang baru ditanam kini sudah mulai meninggi.
Pukul 07.00 Wib saya berangkat dari rumah di kelurahan Bukit Betung Sungailiat dengan sepeda motor menuju ke arah Utara kota Sungailiat berjarak sekitar 10 km menempuh waktu sekitar 20 menit.Â
Ada dua jalur jalan yang bisa ditempuh. Bisa melalui kampung Matras, yang akan bertemu dengan beberapa pantai sebelum tiba di Pantai Matras diantaranya pantai Tongaci, pantai Batu Bedaun dan pantai Parai. Namun saya memilih melalui jalan Kelurahan Sinar Jaya Jelitung. Jalan ini akan melalui Islamic Centre dan Markas Brimob baru tiba di Pantai Matras.
Ketika saya tiba sudah ada pengunjung berada di kawasan pantai Matras. Tampak mereka ada yang berolahraga maupun yang sudah berada sejak semalam karena bermalam dengan mendirikan tenda di tepi pantai. Pagi hari di pantai Matras ternyata lebih menyenangkan, selain udaranya masih segar karena belum banyak pengunjung serta belum banyak sampah yang biasanya dibuang pengunjung di sembarang tempat, kendati di kawasan ini sudah banyak tersedia tempat sampah.
Petugas kebersihan yang sudah berusia lanjutnya ini masih tetap sehat, melakukan aktifitas membersihkan sampah di pantai Matras Sungailiat sudah 13 tahun. Saya mencoba mengajak ngoborol Yusnan. Ternyata ia merespon pertanyaan saya.
Ia berstatus sebagai pegawai kontrak Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bangka.
"Masih bisa pak, seusia bapak menjadi pegawai kotrak?" tanya saya.
Diakuinya, dalam kotrak kerja ia menggunakan nama anaknya karena usianya sudah lansia dengan gaji Rp.1,5 juta dipotong BPJS Ketenagakerjaan Rp 75 ribu setiap bulan
Pengemudi motor sampah Asmadi mengakui, alat transportasi yang digunakan sudah tua kadang juga mogok karena kerusakan mesin sesuai dengan usianya yang sudah 9 tahun.
" Sudah lama motor ini, sudah 9 tahun," ujarnya.
Kendati aktifas kebersihan dan pengangkutan sampah dilakukan setiap hari, tetap saja tampak tumpukan sampah yang belum terangkut diantaranya dekat sumber air tawar yakni sungai kecil yng mengalir di Pantai Matras. Kesadaran para pengunjung masih perlu ditingkatkan khususnya untuk dapat membuang sampah pada tempatnya, sehingga para petugas kebersihan di pantai Matras tidak mengalami kesulitan dalam mengangkut sampah ke tempat pembuangan air.
Saya tinggalkan permasalahan sampah di pantai yang dulu pernah dibuatkan menjadi judul lagu yakni pantai Matras yang dibawakan Bob Tutupoli. Hingga sekarang pantai Matras masih menjadi favorit wisatawan lokal maupun dari luar Bangka untuk berkunjung ke pantai Matras.
Pantai yang terancam terkikis bibir pantainya karena abrasi yang begitu kuat, kini sudah sudah ada upaya penyelamatan dengan dibangunnya penahan gelombang dengan menggunakan tumpukan batu granit yang memanjang disepanjang pantai Matras. Apakah upaya pemerintah ini akan berhasil? Semoga saja abrasi yang terjadi dapat dihentikan
Pengerukan Timah yang terjadi juga membuat palung - palung yang sangat berbahaya bagi pengunjung yang berenang di laut kawasan pantai Matras. Sempat beberapa kali menelan korban jiwa pengunjung yang tenggelam saat mandi di laut pantai Matras. Namun di pantai Matras sudah ada rambu - rambu dan peringatan bagi pengunjung yang mandi di laut agar tidak melewati bendera yang sudah terpasang. Upaya yang dilakukan untuk menekan angka kecelakaan di pantai Matras.
Berenang di laut pantai Matras menjadi mengasyikan. Setelah tubuh terendam air asin dapat dibilas di sumber air tawar berupa sungai kecil yang mengalir di kawasan itu membuat tubuh semakin segar. Setelah kelelahan berenang dilanjutkan denganmenyantap makanan yang tersedia. Terutama aroma ikan bakar yang menggugah selera karena sudah siap santap.
Seharian di pantai matras tidak membosankan menikmati keindahan obyek wisata yang merupakan andalan di kabupaten Bangka ini. Selain itu para pengunjung yang beragama Islam dapat mengerjakan sholat karena dilokasi ini terdapat mushola, serta kamar mandi untuk membersihkan diri sebelum mengerjakan sholat.
Pengembangan kawasan wisata ini, dilakukan para pemilik lahan secara perseorangan dengan mendirikan saung - saung yang dapat disewa para pengunjung.
Salam dari pulau Bangka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H