Literasi adalah kemampuan menulis dan membaca dimana budaya literasi untuk membudayakan kebiasaan berfikir yang diikuti sebuah proses membaca, menulis sehingga apa yang dilakukan dalam proses tersebut akan menciptanya karya.
Menurutnya, kebiasaan membaca tidak mudah ditumbuhkan era saat ini, ketertarikan lebih kepada media dari pada buku, waktu anak lebih banyak dihabiskan didepan televisi dari pada membaca.
Melalui GIM diharapkan Amrullah dapat mengembangkan budaya membaca ditengah masyarakat menjadi sebuah kebutuhan untuk mengembangkan diri menjadi masyarakjat yang cerdas, aktif, kreatif dan produktif.
“ Di Kabupaten Bangka yang buta huruf tidak banyak, masuk katagori bagaimana menggerakkan potensi masyarakat untuk rajin membaca, maka gemar membaca itu tidak hanya menamatkan sebuah buku tetapi bagaimana mencintai ilmu pengetahuan secara luas,” ujarnya.
Diungkapkannya, semua yang mendukung pada Gerakan Indonesia Membaca, merupakan indikator dapat memberantas buta aksara di kabupaten Bangka yang sudah maksimal, saat ini tinggal 1700 orang yang buta huruf.
“ Kita kerahkan ini, dapat dilakukan satu bunda PAUD membebaskan satu orang dari buta huruf termasuk guru yang lain serta Alim Ulama, itu sudah dilakukan di Karawang dan Jember, di Jember 1 guru, membebaskan 10 orang dari buta aksara,” tukasnya.
Menurut Erman Syamsudin, kalau kabupaten Bangka bebas dari buta aksara, yakinlah orang Bangka 20 – 30 tahun mendatang bisa jadi orang pintar, bisa menjadi gubernur, menjadi menteri, dosen seperti Korea dan Jepang nol persen buta aksara.
Acara tersebut dihadari Forum Komunikasi Pimpinan Daerah kabupaten Bangka dan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Bunda PAUD, tokoh agama, Kepala SKPD dan undangan lain.
Sebelum dimulainya pencanangan di gelar tarian masal tentang gemar membaca dan digelar pameran buku. (Rustian/Pres Release).