Direktur Pembinaan Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan, Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat, Kemendikbud RI DR. Erman Syamsudin pencanangan Gerakan Indonesia Membaca tingkat Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Kamis (3/11) di pusatkan Desa Kemuja, kecamatan Mendo Barat, Kabupaten Bangka.
Selain itu dicanangkan Gerakan Kembali Sekolah, Gerakan Wajib Belajar 1 tahun PAUD dan peresmian Desa Kemuja sebagai kampung literasi.
Bupati Bangka Tarmizi Saat mengatakan, kabupaten Bangka mendapatkan kehormatan ditunjuk sebagai tuan rumah pencanangan Gerakan Indonesia Membaca (GIM) tingkat Provinsi Kepulauan Bangka Belitung di desa Kemuja yang juga sebagai desa Santri dan kampung Literasi.
Menurut Bupati mendukung kegiatan GIM Pemkab Bangka diantaranya akan menghibahkan dan pinjam pakai buku dari Kantor Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Bangka ke Pondok Pesantren, mewajibkan Pejabat Pemkab Bangka dan anggota DPRD setiap melakukan Dinas Keluar Daerah harus menyumbang minimal 1 buku.
“ Setelah 2 bulan mewajibkan sumbangan buku untuk pejabat yang dinas luar, sudah terkumpul 116 judul buku, nanti kita akan canangkan gerakan wakaf buku, selain kita sedang membangun Taman Bacaan Masyarakat di hutan wisata di depan Masjid Agung Sungailiat dan ini akan menjadi pusat membaca masyarakat dengan berbagai jenis judul buku,” papar Tarmizi.
Dijelaskan, menumbuhkan minat baca masyarakat juga untuk mendukung program Guru Kawa, Murid Pacak, kawa bace pasti pacak dan pinter, Insya Allah pemimpin kawa rakyat sejahtera, kalau pemimpin dak kawa rakyat makin miskin.
Diungkapkan Bupati, sedang mengupayakan membantu pondok pesantren yang sedang mengalami kendala dalam membayar gaji para ustadz dan kekurangan buku bacaan, untuk itu Pemkab Bangka akan mehibahkan buku kepada Pondok Pesantren.
Ditegaskannya, pendidikan umun dan pendidikan agama harus selaras, semuanya secara bersama – sama membangunan masyarakat kabupaten Bangka.
Diakuinya, kehadiran kemajuan teknologi informasi membuat membaca menjadi sangat efisien hampir semua bahan bacaan dulunya hanya dapat diakes melalui buku yang tebal, yang hanya bisa ditemukan diperpustakaan, saat ini semua bisa diakses dengan muda melalui perangkat telekomunikasi.
“ Karena aspek dalam pendidikan itu yakni kemampuan membaca atau literasi tercapai melalui budaya membaca, namun untuk mewujudkan itu semua dibutuhkan keterlibatan semua pihak, dari sekolah, masyarakat, orang tua, hingga pemerintah,” jelasnya.