Mohon tunggu...
Rustian Al Ansori
Rustian Al Ansori Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis kehidupan, Menghidupkan tulisan

Pernah bekerja di lembaga penyiaran, berdomisili di Sungailiat (Bangka Belitung)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Suami, Istri, dan Ayam Kate

1 September 2016   06:51 Diperbarui: 1 September 2016   07:44 338
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sampai kapan kesabaran ini bisa bertahan. Ia berusaha mencari formula terbaik, agar suaminya tidak tersinggung. Mencari momentum yang tepat agar mengungkapkan kegelisahan yang sedang berkecamuk dibatinnya.

Ketika suaminya sedang berada ditengah – tengah ternak ayamnya, ingin rasanya mengungkapkan hal itu. Banyak waktu disitu untuk mempertanyakan kecurigaannya kepada Sang suami. Ayam – ayam, hewan ternak milik suaminya sering dijadikan bahan perumpamaan Sang Suani dengan mengaitkannya prilaku satu ekor ayam jantan yang memiliki beberapa bentina. Sang Istri merasa suaminya sedang membuat sindiran, tentang poligami. Apa reaksinya bila suaminya berpoligami.

Sang Istri menjadi sangat sensitive. Memendam dihati bila sudah mengarah pembicaraan kepada soal poligami.

***

            Hewan ternaknya sangat jinak. Saban hari suaminya memberikan makan, wajar saja ayam – ayam itu begitu jinak. Sang Suami sangat hapal karakter masing – masing ayam.

Diantara hewan ternak, suaminya memiliki tiga ekor ayam Kate. Satu jantan dua betina.Yang jantan berwarna kuning kecoklat - coklatan, dengan ekor berwarna hitam campur coklat dengan berdiri panjang keatas. Sedangkan dua betina, satu berwarna cokelat cerah dan satu lagi berwarna hitam.

            Yang jantan tampak bertanggungjawab. Ia tidak suka dua betinanya di dekati ayam lain.  Ia akan langsung menyerang. Meskipun ia harus kalah berhadapan dengan ayam yang lebih besar, bukan ayam Kate. Termasuk bebek pun akan dilawan, kendati ia harus menelan kekalahan dalam pertarungan.

            Si Jantan tak pernah kapok bila kalah dalam pertarungan. Hari ini kalah, besok ia akan bertarung lagi menjaga dua betinanya dari gangguan. Termasuk juga dalam soal rebutan makanan.

Si Jantan jalannya menampakan kesombongannya, membusungkan dada dengan jengger merahnya sehingga lebih menampakan kejantanannya. Kokoknya juga khas. Suaranya melengking nyaring, dengan agak bergetar diujung suara kokoknya. Irama kokoknya terdengar seperti menyayat hati, sehingga membuat iba.

Diseputar kandang, tidak ada ayam jantan yang lain sehingga suara kokoknya lebih dominan. Sudah sangat familier di telinga, termasuk kapan waktu ia bekokok. Lewat tengah malam, setelah beberapa detik lebih jam 12 malam, ia akan berkokok. Paling dua kali suara kokoknya. Kemudian jam tiga pagi juga kokoknya sebentar saja. Namun memasuki jam empat kokoknya lebih banyak, sepertinya ia minta orang – orang yang mendengarnya agar bersiap – siap menunaikan solat Subuh. Setelah Subuh kokoknya terdengar sesekali hingga matahari mulai terbit.

Begitu pula pada siang hari, Si Jantan sering berkokok dengan waktu yang tidak terduga. Kokoknya bisa berulang – ulang cukup lama. Bisa ia berkokok melihat adanya ayam lain. Selesai berkelahi dengan ayam lain maupun berkelahi dengan bebek milik tuannya, ia juga akan berkokok.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun