Mohon tunggu...
RUSTAM HADI
RUSTAM HADI Mohon Tunggu... Guru - Pengajar yang ingin Selalu Belajar dan Belajar Selalu

Hobi Menulis, ada 6 buku dan beberapa artikel yang dimuat di jurnal ilmiah.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Kesadaran Universalku: Bagaimana Semestinya Kita Menjalani Hidup Ini?

2 Januari 2024   09:36 Diperbarui: 2 Januari 2024   09:44 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Kesadaran Universalku

BAGAIMANA SEMESTINYA KITA MENJALANI HIDUP INI ?

Pada hakikatnya hidup ini persis seperti perjalanan dari rumah kita, ke satu tempat tertentu yang kita inginkan untuk satu keperluan tertentu selama beberapa waktu, lalu setelah semua keperluan selesai maka kita akan kembali pulang ke rumah.

Ya sesederhana dan sesimple itu.

Sebelum berangkat kita membuat rencana perjalanan kita mulai saat keberangkatan sampai kembali pulang itulah yang disebut saat kelahiran dan kematian,  

Di dalam rencana tersebut telah disusun secara lengkap apa saja persoalan-persoalan yang akan kita selesaikan dan berapa lama kita akan menyelesaikannya dalam satu kali perjalanan hidup kali ini.  

Tiap orang memiliki persoalannya masing-masing untuk diselesaikan dan tidak ada yang sama serta waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan persoalan pun berbeda-beda.

Tapi semua orang pasti akan punya waktu kapan memulai perjalanan dan kapan harus kembali pulang,  dalam hidup inilah yang disebut sebagai Takdir.

Selum berangkat semua rencana yang telah disusun tersebut dibuatkan skenarionya dengan sangat jelas dan rinci bahkan bisa dievalusi/direview dulu sebelum itu benar-benar ditetapkan untuk diwujudkan. (Proses ini disebut penyusunan takdir hidup seseorang)

Rencana perjalanan ini dibuat sangat lengkap semisal kita akan berangkatnya kapan, pagi, siang atau malam (itulah yang disebut sebagai waktu kelahiran).

Dengan siapa kita akan berangkat (itu adalah teman-teman kita selama hidup di dunia), kita akan memulai perjalanan dgn siapa (itulah keluarga yang kita pilih saat kelahiran)  pokoknya sangat lengkap sekali dan detil.  Dan rencana itu ditutup dgn kapan kita akan pulang kembali ke rumah kita (itulah yang disebut takdir kematian)

Saat sebelum berangkat kita ingat semua rencana yang sudah kita susun tersebut.

Namun ketika sudah berangkat catatan rencana perjalanan tersebut tertinggal di rumah abadi kita.  

Jadi kebanyakan kita saat lahir itu sama sekali tidak ingat.  Siapa diri kita?, dari mana kita berasal?, tempat dimana kita berangkat?, akan melakukan apa? dan semuanya lupa seketika. (Itulah yang disebut sebagai Amnesia re-birth)

Namun meskipun lupa kita masih diberikan ingatan samar-samar akan semua rencana tersebut.  

Ingatan samar-samar tersebut biasanya tersimpan di memori bawah sadar yang bisa kita akses melalui kondisi gelombang Alpha Tetha otak. Yakni ketika kita dalam kondisi santai rileks dan melamun.  

Keinginan-keingan yang muncul dalam hati saat melamun itu berasal dari catatan-catatan bawah sadar akan rencana kita yang akan kita lakukan selama perjalanan di dunia ini.

Namun demikian ingatan itu bersifat samar-samar dan tidak detail. Jadi kebanyakan orang yang tidak paham sering mengabaikannya.

Karena kita diminta untuk meninggalkan catatan kita di rumah sebagai aturan mainnya agar kita ketika mewujudkan rencana tersebut bisa merasakan perjuangannya, maka agar kita tidak tersasar kita diberikan perbekalan atau alat yang bisa kita gunakan untuk menjadi petunjuk arah bagi perjalanan kita.

Alat pertama itu berupa Hati Nurani sebagai kompas ketika kita bingung kemana kita harus mengarah.

Alat kedua berupa akal dan logika digunakan sebagai alat untuk memecahkan masalah yang muncul selama perjalanan.

Namun sayangnya tidak banyak yang ingat dan sadar apa fungsi dari kedua alat tersebut.  Hingga terkadang mereka menggunakannya secara tidak tepat waktu.   Saat kita harusnya meminta panduan dari suara hati tapi kita malah meminta panduan dari akal dan logika atau sebaliknya.

Selama perjalananpun kita akan disediakan beberapa pemandu, baik itu yang kasat mata dalam bentuk manusia juga yang tak kasat mata dalam bentuk Malaikat Pembimbing yang akan memandu suara hati kita atau intuisi kita selama menjalani hidup di dunia.

Semua kelengkapan ini diberikan untuk membantu kita menyelesaikan tugas atau persoalan kita dengan baik, agar ketika pulang nanti semua rencana kita bisa tercapai dan terselesaikan dengan baik.

Waktu perjalanan kita di dunia dibagi ke dalam 4 bagian;

25 tahun pertama masa menemukan kembali tujuan perjalanan kita yang catatannya tertinggal di rumah,

Makin cepat kita bisa mengingat kembali rencana hidup kita maka semakin cepat kita memulai proses penyelesaian persoalan kita satu per satu.

Namun biasanya yang bisa melakukan hal ini adalah para roh sepuh yang turun ke dunia untuk tujuan misi khusus.

25 tahun kedua adalah masa menyusun ulang skenario rencana perjalanan hidup kita.  

Pada umumnya di usia 25 tahun kedualah kita mulai sering diingatkan kembali tentang untuk apa tujuan dari kita hidup di dunia ini.

25 tahun ketiga adalah masa akhir menyelesaikan tugas dan semua persoalan serta persiapan pulang

25 tahun ke 4 masa mananti waktu kepulangan.

Namun belakangan ini tidak banyak orang yang berhasil mencapai waktu 25 tahun keempat

Hal ini mungkin karena begitu kompleksnya persoalan yang dihadapi oleh manusia di jaman ini ketimbang manusia yang hidup di jaman 1-2 abad yang lalu.

Seringkali di waktu 25 tahun kedua kehidupan ini, kita terus diingatkan untuk kembali mencari apa tujuan hidup kita, dengan berbagai cara agar kita sadar bahwa hidup ini memiliki arah dan tujuan yang harus dicapai.  

Salah satu tandanya adalah jika kita menemukan dan tertarik untuk membaca tulisan ini sampai akhir.

Agama dalam hal ini mulai banyak muncul, awalnya tujuan agama adalah untuk menuntun manusia berhasil menemukan kembali tujuan hidupnya serta misi yang harus diselesaikannya.  

Namun pada perkembangannya orang jadi kehilangan esesnsi dari ajaran-ajaran agama atau ajaran penuntun di dunia tsb.

Alih-alih agama menuntun ke jalan yang benar yang harus ditempuh setiap orang malah lebih membuat banyak orang tersesat.

Hal ini bisa terjadi mungkin salah satunya adalah karena adanya para guru palsu yang menjadikan agama sebagai alat untuk mengkontrol banyak orang dengan tujuan untuk meraih kekuasan duniawi.

Hal ini terjadi juga karena kebanyakan orang itu tidak mau menggunakan alat yang sudah diberikan pada kita untuk menemukan kebenaran yakni Hati Nurani dan Akal Sehat.

Manusia terlalu mudah percaya orang lain tanpa menyaring berbagai ajaran yang datang kepadanya dengan Akal Sehat serta Hati Nuraninya.

Dan kondisi ini dari waktu ke waktu bukannya semakin baik malah semakin buruk dan terus memburuk.

Dan biasanya ketika hal ini terjadi "Tuhan" melalui Para Malaikatnya mulai mengirimkan jiwa-jiwa yang berangkat ke dunia ini dengan Misi Khusus, bukan lagi untuk semata menyelesaikan urusan pribadinya yang belum selesai (melunasi Hutang Karmanya), melainkan ditugaskan untuk membantu manusia agar kembali sadar akan tujuannya datang ke dunia ini.

Sebenarnya sejak dulu Jiwa-jiwa dengan misi khusus ini selalu dikirim "Tuhan" dengan tugas yang lebih kurang sama untuk menyadarkan manusia disetiap jamannya

Namun sering kali bahasa yang digunakan pada jaman di mana Sang Pencerah itu hidup tidak lagi bisa benar-benar dipahami oleh orang-orang di jaman yang berbeda dan dari bangsa yang berbeda.

Itulah kenapa setiap jaman itu selalu dikirim orang-orang dengan Misi khusus agar bisa menjelaskan kepada jiwa-jiwa yang belum sadar akan pentingnya hakikat kehidupan ini dengan bahasa yang mudah dimengerti yg disesuaikan dengan konteks jamannya.  

Hal ini untuk bisa lebih mudah dipahami dan tidak mudah untuk disalah tafsirkan.

Bayangkan, ajaran yang disampaikan pada kondisi dan jaman 1000-2000 tahun yang lalu jelas konteksnya tidak lagi sama dan sesuai dengan jaman sekarang.

Itulah kenapa belakangan ini kita sering menemukan tulisan-tulisan yang membangkitkan kesadaran kita akan hakikat hidup ini yang ditulis oleh siapapun melalui media apapun termasuk media sosial ini.

Sekali lagi agar kita khususnya di masa 25 tahun kedua hidup kita tersadarkan dan bisa kembali menyusun ulang rencana perjalanan kita   dan tidak tersasar sampai batas waktu kita habis hingga terpaksa harus pulang kembali ke rumah tanpa hasil apapun.

Jadi mari jadikan awal tahun ini untuk kembali mempertanyakan hal-hal yang paling mendasar dalam hidup kita.

Yakni sebuah pertanyaan tentang;

"Untuk apakah saya hidup di dunia ini?"

"Apa tujuan saya datang ke bumi ini?"

"Sampai kapan waktu saya hidup di bumi ini?"

Dan pertanyaan-pertanyaan dasar lainnya.  Dengan harapan melalui pertanyaan dasar tsb kita bisa sadar dan bisa menyusun ulang kembali rencana perjalan kita serta persolan apa yang mesti kita selesaikan di sisa waktu hidup yang kita miliki.

Jangan sampai kita tidak sadar tiba-tiba batas waktu perjalanan hidup di dunia ini sudah habis dan suka atau tidak suka kita akan dipaksa untuk pulang

Selamat Tahun Baru dan selamat merenungkan sudahkah kita tahu apa tujuan kita hidup di dunia ini..?

Semoga sebagian dari kita yang membaca tulisan ini sudah tahu misi dan tugas takdir yang harus diselesaikan di kehidupan ini.

Rahayu
Sampurasun
Horas Jala Gabe
Mejuah Juah
Namaste

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun