Membandingkan pola pikir antar dua pengikut Agama yang berbeda, di mana menemukan persamaan yang saling menyatukan kami semua, menyimbolkan sebuah nilai harmonis dalam kita semua. Antusias penonton yang tidak kalah ke-penasarannya membakari lanjut konversasi penyatuan.Â
"Tolerance implies no lack of commitment to one's own beliefs. Rather it condemns the oppression or persecution of others." John F Kennedy.
BAB KEDUA; Campuran Warna
Malam hari berlalu, satu bab berlalu dan lanjut ke berikutnya. Hari ini saya diberkati kesempatan mengikuti kegiatan belajar mengajar para santri. Sekolah yang sangat sederhana tetapi kaya atas ilmu. Tiap hari mereka mendalami pengajaran Agama yang kuat. Hari diawali dengan pembelajaran olahraga. Di bawah matahari yang terik, angin yang ayal, pohon melambai sini ke sana.Â
Awalnya, perasaan canggung tentu muncul dalam diri.Â
Saya, seorang asing dalam lingkungan ini bingung bagaimana bisa memasukkan diri. Namun, sekali lagi kehangatan dan keterbukaan para santri mengagumi diri. Tak ada sedetik lewat undangan bermain bersama diberikan. Menyatukan persahabatan melalui kesenangan adalah cara ampuh. Raket badminton diayun mengikuti seakan irama menari. Kok badminton mengayun dari sana kemari.Â
Ketawa campuran ketegangan, kesengitan permainan mengisi suara sekitar.Â
Hari berlalu, setengah perjalanan spiritual sudah dilewati. Siang harinya, perbauran antar saudara-saudara kami dilanjutkan. Bahasa Arab, bahasa yang asing didengar dari kuping orang kota, menjadi salah satu destinasi pelancongan.Â
Untuk mengerti adalah hal mustahil, tetapi untuk belajar adalah sebuah keindahan. Walaupun tidak akan digunakan, dan jujur saja tidak akan dilanjutkan, bukan artinya akan menyia-nyiakan setiap kesempatan yang didapat.Â
BAB KETIGA; Kenikmatan Karya
Malam hari, sekali lagi ditempatkan di tengah kesibukan konversasi. ribuan pertanyaan dilempar ke arah kami. Pertanyaan penuh dengan keinginan untuk belajar, mengenal hal baru. Kami tak saja belajar lebih mengenai kultur, budaya, dan adat dari pesantren Kebon Jambu, tetapi mereka juga bisa membayangkan pengalaman kami yang jauh berbeda.Â