Mohon tunggu...
Russell Darren Wilaysono
Russell Darren Wilaysono Mohon Tunggu... Editor - Murid

saya adalah orang

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Keindahan Toleransi dalam Kepahitan Dunia

22 November 2024   21:22 Diperbarui: 22 November 2024   22:06 608
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Every day is a fresh start, a blank canvas to paint upon." ---Craig Sager

PROLOG
Matahari terbit menyinari setiap sudut tanah. Makan pagi yang mengisi tenaga saya, mengangkut tas dan dengan semangat memulai perjalanan saya menuju pengalaman yang tak dapat dibanding dengan harta. Pondok Kebon Jambu Al Islamy menjadi destinasi akhir dan awal mula kanvas kosong dari cerita ini. 

Saya, salah satu dari siswa Kolese Kanisius, akan menghabiskan 3 hari 2 malam beraktifitas, berdinamika bersama para santri yang bisa dikatakan 180 derajat berbeda dengan hidup yang saya terbiasa. Saat kami pertama kali menapak kaki di Cirebon, udara segar menghembus seluruh muka. Kehangatan bukan saja dari lingkungan namun juga sambutan para santri kami terima. 

Pondok Kebon Jambu Al Islamy bukan saja sekedar "tempat ekskursi", tetapi sebuah memori, kenangan, pelajaran yang mengubah seluruh diri saya dari pikiran sampai perkataan. Setiap momen merupakan suatu hal yang tidak dapat dilupakan, yang menjadi bagian formasi diri saya selama di Kolese Kanisius menuju persahabatan, keberagaman, dan toleransi.

BAB PERTAMA; Kanvas kosong

Hari pertama diawali kata sambutan yang penuh makna. Sejarah yang penuh ungkapan dan rahasia dari awal berdirinya pondok pesantren sampai namanya. Nama yang tentu unik, tetapi membuat pengalamannya menjadi lebih menarik. Selain diisi secara wawasan, mata kami juga dihidang dengan berbagai cemilan yang tidak hanya enak untuk dilihat. 

Dari pisang ala Cirebon, manis-manisan, sampai teh dingin yang menyegarkan badan. Dari hidangan satu lanjut ke yang berikut, kami dihidang makan siang yang tidak kalah lezatnya. Makan siang yang menyemangati kami untuk lanjut mengikuti dinamika kegiatan. 

Bangunan yang penuh cerita mengelilingi kami. Sambil berjalan kami diperkenalkan satu gedung ke yang lain. Gaya hidup para santri sangat mengejutkan saat awal saya dengar. Dari umur muda mereka dilempar ke lingkungan baru, dengan muka yang asing dan gaya hidup yang sangat berbeda. Hidup mereka yang sangat ketat dan disiplin. Keteguhan mereka dalam menjalani praktik agama sangat dapat dipatut. 

Ditambah dari usia muda mereka tidak kenal mengeluh. Dengan senang hati dan semangat mereka menjalankan kewajiban mereka. Dari perspektif orang Kristen, yang hanya beribadah sekali seminggu, kedisiplinan mereka menjadi sebuah momen inspiratif bagi diri saya. Saya juga mau bisa lebih menuangkan diri saya demi Allah. 

Sore hari, perbincangan bertema toleransi menjadi kegiatan utama kami. Pengurus pesantren Kebon Jambu menjadi pembicara utama dari umpan-balik yang dilakukan. Cara berpikir yang unik terus menarik perhatian para penonton. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun