Mohon tunggu...
Rusman
Rusman Mohon Tunggu... Guru - Libang Pepadi Kab. Tuban - Pemerhati budaya - Praktisi SambangPramitra
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

"Hidupmu terasa LEBIH INDAH jika kau hiasi dengan BUAH KARYA untuk sesama". Penulis juga aktif sebagai litbang Pepadi Kab. Tuban dan aktivis SambangPramitra.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

1. Rusman: Srikandi Muslimah di Pantai Manyuran (e)

30 Mei 2019   10:35 Diperbarui: 4 Juni 2019   12:44 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Karena itu iapun sama sekali tidak khawatir melihat loncatan pemuda berkumis itu. Kini kedua tangan laki-laki itu mencoba mencengkeram kedua tangannya. 

Andaikan yang menggenggam pedang itu bukan Kembang Arum maka pergelangan tangan itu pasti tertangkap dan pedangnyapun akan terjatuh.

Namun yang terjadi ternyata bukanah demikian. 

"Allahu Akbar !" Kembang Arum serentak menarik kedua tangannya, cukup sejengkal. Dan ternyata yang sejengkal itu telah membuat lawannya berteriak mengumpat-umpat. 

Kedua tangan pemuda berkumis itu tepat mencengkeram ujung pedang Kembang Arum.

Sekarang semua mata melihat Kembang Arum masih tetap berdiri di tempatnya, sedangkan pemuda itu meloncat mundur sambil berteriak kesakitan. 

Dari kedua telapak tangannya mengalir darah segar, cukup deras.

Dada semua orang di tempat itu bergetar dahsyat. Mereka tidak menyangka sama sekali bahwa hal itu dapat terjadi.

Bagaimana mungkin tangan pemuda yang perkasa itu terluka keduanya. Karena itu, sejenak orang-orang terdiam bagaikan patung dengan mulut ternganga.

Tetapi para pemuda itu terkejut ketika mereka mendengar suara laki-laki itu bagaikan guntur.

"He, kalian semua buta. Cepat, kepung gadis gila ini. Ia harus ditangkap hidup-hidup. Ia harus menerima hukuman yang paling keji dari kita semua."
Suara keras itu membangunkan semua orang yang sedang terdiam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun