Karena itu iapun sama sekali tidak khawatir melihat loncatan pemuda berkumis itu. Kini kedua tangan laki-laki itu mencoba mencengkeram kedua tangannya.Â
Andaikan yang menggenggam pedang itu bukan Kembang Arum maka pergelangan tangan itu pasti tertangkap dan pedangnyapun akan terjatuh.
Namun yang terjadi ternyata bukanah demikian.Â
"Allahu Akbar !" Kembang Arum serentak menarik kedua tangannya, cukup sejengkal. Dan ternyata yang sejengkal itu telah membuat lawannya berteriak mengumpat-umpat.Â
Kedua tangan pemuda berkumis itu tepat mencengkeram ujung pedang Kembang Arum.
Sekarang semua mata melihat Kembang Arum masih tetap berdiri di tempatnya, sedangkan pemuda itu meloncat mundur sambil berteriak kesakitan.Â
Dari kedua telapak tangannya mengalir darah segar, cukup deras.
Dada semua orang di tempat itu bergetar dahsyat. Mereka tidak menyangka sama sekali bahwa hal itu dapat terjadi.
Bagaimana mungkin tangan pemuda yang perkasa itu terluka keduanya. Karena itu, sejenak orang-orang terdiam bagaikan patung dengan mulut ternganga.
Tetapi para pemuda itu terkejut ketika mereka mendengar suara laki-laki itu bagaikan guntur.
"He, kalian semua buta. Cepat, kepung gadis gila ini. Ia harus ditangkap hidup-hidup. Ia harus menerima hukuman yang paling keji dari kita semua."
Suara keras itu membangunkan semua orang yang sedang terdiam.