Mohon tunggu...
Rusman
Rusman Mohon Tunggu... Guru - Libang Pepadi Kab. Tuban - Pemerhati budaya - Praktisi SambangPramitra
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

"Hidupmu terasa LEBIH INDAH jika kau hiasi dengan BUAH KARYA untuk sesama". Penulis juga aktif sebagai litbang Pepadi Kab. Tuban dan aktivis SambangPramitra.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Rusman: Wayang, Raden Basu Karno

21 Maret 2019   14:17 Diperbarui: 31 Maret 2019   00:37 446
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tak kurang-kurang Kresna berusaha untuk menjelaskan tentang "darmaning ngaurip" dan tentang "bebrayaning agesang" namun sebagai ksatriya sejati Raden Karna tetap teguh dalam prinsipnya.

Dari situ "Wong Agung Kresna" yang sesungguhnya saat itu masih dalam pengawak Wisnu menghargai sikap "bawa leksana" yang ditunjukkan Raden Karna.

Dan Raden Karna pun mengucapkan terimakasih dan kelak rela mati di tangan ratu Dwarawati. 

Jadi sesungguhnya kematian Raden Karna meskipun secara wadag akibat dari panah Arjuna, namun secara nurani dia sebenarnya sudah berada di genggaman Prabu Kresna sejak sebelum Barata Yudha dimulai.***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun