Mohon tunggu...
Rusman
Rusman Mohon Tunggu... Guru - Libang Pepadi Kab. Tuban - Pemerhati budaya - Praktisi SambangPramitra
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

"Hidupmu terasa LEBIH INDAH jika kau hiasi dengan BUAH KARYA untuk sesama". Penulis juga aktif sebagai litbang Pepadi Kab. Tuban dan aktivis SambangPramitra.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen | Sang Pelantun Syair

7 Agustus 2018   01:27 Diperbarui: 8 Agustus 2018   20:49 1627
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Sinnnng......plak !" Tiba-tiba sebuah tasbih melayang ke arah wanita itu. Dan tanpa dapat menghindar mulut wanita itupun tertampar oleh lemparan tasbih tersebut.

"Auh.... oh !" Lagi-lagi pendekar wanita itupun terjengkang ke samping kiri. Dan bersamaan dengan itu angin bertiup amat kencang ketika nampak lelaki setengah baya mendatangi mereka yang baru saja bertanding. Lelaki itu mengenakan pakaian hitam.

Ki Pinunjul tidak samar lagi, lelaki itulah yang sudah menemuinya dalam mimpi. Maka tanpa berpikir panjang pemuda dari Demak itu menghampiri dan bersimpuh di hadapan lelaki itu.

"Oh, terima kasih atas pertolongan tuan", katanya sambil menangis. Prajurit muda itu  segera memeluk kaki orang yang menjadi penolongnya itu.*** 

 

Keterangan :

Penulis adalah pemerhati sejarah dan praktisi pendidikan di Tuban

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun