Mohon tunggu...
Rusnani Anwar
Rusnani Anwar Mohon Tunggu... Administrasi - Communication Strategist

TV - Radio Broadcaster. Menggemari musik, buku dan kamu.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Tepi Sepi

28 Januari 2014   09:17 Diperbarui: 26 November 2015   11:46 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Adam pamit dan meyakinkan dirinya bahwa Dian sedang baik baik saja.

***

Pesan singkat mampir ke ponsel Adam senja itu. Dari nomer Dian yang sudah lama tak bisa dihubungi Adam. Empat bulan lewat sejak Adam ke rumah Dian dan tak sekalipun ia bisa menghubungi perempuan itu. Khawatir masih mengendap dalam kepala Adam sebab Dian tak lagi terlihat di kota itu.

Aku telah berdamai dan kini berkawan baik dengan sepi, Dam. Betul katamu, rasanya melegakan. Kini aku akan memulai perjalanan sunyi di mana tidak ada lagi kesepian tersisa untukku.

Entah apa yang membuat Adam memacu kendaraanya begitu kencang, menuju rumah Dian.

Ibu Dian kembali menyambutnya di pekarangan. Raut wajahnya begitu lelah, hitam menggelayut pada kantung mata perempuan setengah abad itu.

Terisak, ia bercerita tentang Dian yang tak kunjung pulang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun