Mohon tunggu...
Rusnani Anwar
Rusnani Anwar Mohon Tunggu... Administrasi - Communication Strategist

TV - Radio Broadcaster. Menggemari musik, buku dan kamu.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Superstitious

29 Januari 2014   15:58 Diperbarui: 26 November 2015   11:37 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

“Aku tau kamu tidak suka perempuan yang manja, yang selalu memintamu menghubunginya, yang cerewet, kamu tidak suka pada yang tidak mandiri dan selalu menanyaimu tentang hal hal yang tidak ingin kamu bagi. Aku mencoba menjadi seperti itu, Dewa. Aku sayang kamu”

Airmatanya jatuh juga. Yola banyak membaca ramalan bintang sebab ia tak pernah tau apa yang lelaki itu sukai. Kebiasaannya tak pernah dibagi pada Yola.

“Itu Taurus, Yola. Bukan aku. Aku ingin kamu mengenalku melalui sebuah proses, bukan berdasar kalimat kalimat instan yang kamu baca di majalah limabelas ribuan!”

Suara Dewa meninggi. Ia tak suka cara Yola yang membantai dirinya sendiri untuk menjadi yang bukan Yola hanya karena majalah menyuruhnya begitu. Yola yang ia suka adalah Yola yang sangat keras kepala untuk menjadi dirinya sendiri. Yang menolak untuk diatur bahkan oleh Dewa. Melihatnya menjadi seseorang yang bukan dirinya sendiri hanya karena secarik kertas yang ditulis oleh orang asing, membuat Dewa jengah.

Jeda kembali mengisi cangkir teh mereka.

“Aku seharusnya tau, bahwa kita memang tidak cocok. Sifatmu yang sangat tertutup dan aku yang keras kepala tidak akan bisa bersama. Aku melakukan banyak agar kita menjadi mungkin tapi inilah batasnya, aku ga tau harus gimana lagi”

Yola menyeka airmatanya.

Pelukan terakhir dari Dewa mendamaikan hatinya. Pelukan lelaki yang membuatnya jatuh cinta. Dewa mencium keningnya dan berjanji akan berkawan baik dengan Yola. Di sela deru kendaraannya, Yola menutup pintu pagar.

Dewa tak pernah tau bahwa setahun belakangan Yola hanya sedang berusaha terlalu keras untuk tidak kehilangan cinta lelaki itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun