Mohon tunggu...
Rushans Novaly
Rushans Novaly Mohon Tunggu... Administrasi - Seorang Relawan yang terus menata diri untuk lebih baik

Terus Belajar Memahami Kehidupan Sila berkunjung di @NovalyRushan

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Cafe BCA IV: Menanti Tahun Kebangkitan Ekonomi 2017

16 Desember 2016   04:56 Diperbarui: 16 Desember 2016   07:50 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis di sektor maritim masih terbuka lebar (sumber : Rushan)

Terjadi Uncertain yang membuat arah perekonomian bergerak penuh misteri. Sifat protektif Trump yang melindungi kepentingan US juga membuat banyak pertanyaan. Sentimen negatif terhadap Trump juga membuat kebijakan ekonomi dunia berubah. Globalisasi yang selama ini didengung dengungkan terancam berubah menjadi nasionalisme dalam bentuk baru.

Trump bukan saja kontroversial ketika berkampanye namun memiliki pola pikir yang kadang tak segaris dengan pandangan ekonomi makro mainstream.  Doddy , memaparkan efek Trump di Indonesia tergolong lebih rendah karena nilai ekspor Indonesia ke US juga rendah. Dengan begitu, Indonesia relatif aman. Hanya saja permasalah di Indonesia tidaklah hanya dari dari negara Paman Sam. Walau dalam pemaparannya Doddy memuji Indonesia relatif Sound. Hanya saja , permasalahan di kalangan bawah memiliki bentuk berbeda. Dimana daya beli masyarakat yang melemah. Gini rasio yang semakin melebar. Jurang distribusi pendapatan yang semakin curam.

Pertumbuhan ekonomi yang biasanya berada di kisaran 7% memang benar benar menjadi petaka ketika melorot dibawah angka 5%. Walau secara fundamental ekonomi, Indonesia jauh lebih tangguh. Apalagi angka defisit yang diizinkan hanya 3 %. Kebijakan makro Indonesia memilih gaya konserfatif dengan tingkat prudent . Pembatasan hutang luar negeri dengan pengendalian ketat merupakan langkah Indonesia menjaga kekuatan fondasi keuangan .

Sesaat sebelum dimulainya Talkshow (sumber : Rushan)
Sesaat sebelum dimulainya Talkshow (sumber : Rushan)
Apakah Pertumbuhan Ekonomi Makro  Mendorong Pertumbuhan Masyarakat Bawah?

Dalam sesi tanya jawab, terlontar pertanyaan apakah sektor UMKM akan memiliki kesempatan berkembang ? pertanyaan ini menggugah karena apa gunanya pertumbuhan makro yang tinggi namun tak banyak pengaruhnya terhadap sektor ekonomi mikro .

Padahal backbone ekonomi Indonesia lebih banyak ditopang sektor UMKM yang memiliki resistensi yang tangguh terhadap gejolak ekonomi. Terbukti ketika krisis ekonomi pada tahun 1997-98 . Sektor UMKM tetap bergeming ketika banyak perusahan besar gulung tikar.

Maka, perlu adanya pemerataan ekonomi, kemudahan akses modal, inkubasi dan pendampingan (mentor) usaha. Iklim investasi yang adil dan bersahabat. Dimana sektor perbankan bisa memberikan kredit untuk UMKM yang baru saja masuk gelanggang (start Up) .

Masuknya pemodal besar tidaklah menjadi ancaman , karena sektor UMKM bisa bersinergi  dengan pemilik modal besar. Adanya intermediasi antara si pemilik modal dengan si pengusaha kecil yang perlu suntikan modal usaha . Disinilah peran BCA dalam menangkap peluang dalam membangun pertumbuhan ekonomi yang berkeadilan.

Karena bila melihat struktur ekonomi Indonesia , dimana 10% penduduk Indonesia menguasai 77% perekonomian nasional. Tentu gap ini menunjukkan hal negatif yang menandakan adanya ketidakseimbangan dalam distribusi uang.

Permasalahan pertumbuhan ekonomi memang penting namun memastikan masyarakat tumbuh dengan positif secara ekonomi tak kalah penting. Dimana kesejahteraan bagi seluruh warga negara menjadi tugas bersama untuk dipecahkan.

Tahun 2017 hanya dalam hitungan hari. Diawal tahun, secara politik Indonesia sedang merayakan pesta pemilihan kepala daerah secara serentak. Tentu riak politik akan mempengaruhi sentimen pasar. Investor pasti akan memperhitungkan gejolak politik yang terjadi. Kebijakan daerah dalam menyerap peluang investasi juga belum seragam. Ke-kaku-an dalam alur birokrasi sering kali membuat investor lari dan tak berani menanamkan modalnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun