Mohon tunggu...
Rushans Novaly
Rushans Novaly Mohon Tunggu... Administrasi - Seorang Relawan yang terus menata diri untuk lebih baik

Terus Belajar Memahami Kehidupan Sila berkunjung di @NovalyRushan

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Tokoh Bicara : Jurus Jitu Bambang P. S. Brodjonegoro di Mercusuar Pembangunan

2 September 2016   05:40 Diperbarui: 2 September 2016   07:31 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gedung Bappenas , Dari gedung ini perencanaan pembangunan dibuat (dok : Pri)

Dalam acara tokoh bicara, ada 3 hal penting yang disampaikan Bambang Brodjonegoro

  • Bappenas harus bisa melihat pembangunan  secara holistik , tidak parsial. Bahwa masa kekuasaan Presiden adalah lima tahun. Namun Bappenas harus mampu merencanakan pembangunan dalam jangka panjang. Sangat tidak produktif bila Bappenas hanya fokus dalam perencanaan selama lima tahun. Karena pembangunan harus berkelanjutan yang tidak terputus.
  • Bappenas harus bisa memberikan prioritas kerja. Ini penting karena tidak semua kerja bisa dilakukan bersamaan. Harus bisa memilih mana prioritas yang harus jadi fokus kerja yang harus diselesaikan dengan sempurna.
  • Harus mampu bekerja lintas sektor, bekerjasama dengan badan/lembaga/institusi lainnya. Melepaskan ego sektor yang bisa menyandera kerja pembangunan.

Lebih dari 40 menit Bambang Brodjonegoro memaparkan visi dan misinya memimpin Bappenas. Badan yang punya peran strategis ini akan menjadi mercusuar bagi perjalanan pembangunan bangsa. Banyak hal yang disinggung. Terutama  masalah industrialisasi , menurut Pria yang lahir 3 Oktober 1966 ini. Indonesia tidak boleh lagi hanya tergantung dengan komoditas .

Karena komoditas memiliki kelemahan, yaitu  nilai yang fluktuatif. Naik turun dipengaruhi  nilai pasar dunia. Bambang Brodjonegoro mencontohkan nilai minyak bumi yang terus melemah. Atau beberapa komoditas pertanian dan perkebunan yang juga melemah nilainya.

 Bambang Brodjonegoro  mencontohkan negara Korea Selatan, pada tahun 50-an. Korea jauh lebih miskin dari Indonesia. Namun Korea berhasil merubah negerinya menjadi negara industri terkemuka dunia . Kerja kerasnya , melakukan riset dan pengembangan yang tiada henti .Hari ini kita menyaksikan Korea Selatan menjadi negara besar dan maju. Memiliki produk industri yang telah menjelajah dunia. Bahkan Korea Selatan mampu mengungguli Jepang di beberapa produk.

Indonesia memang terlambat namun masih ada kesempatan untuk mengejar ketertinggalan. Indonesia saat ini terus memperkuat sektor industrinya  terutama industri kreatif . Gejala industri kreatif mulai mewabah anak anak  muda Indonesia. Pertumbuhannya mulai menggeliat. Entrepreneur muda terus tumbuh.

Sektor Informal Harus Didorong Menjadi Sektor Formal

Hal yang cukup baru saya dengar adalah perlunya sektor informal mejadi sektor formal. Artinya ketika sektor informal menggeliat dan menunjukkan pertumbuhan yang signifikan maka harus didorong menjadi sektor formal. Begitu yang diterangkan Bambang Brodjonegoro

Melihat perkembangan sektor informal di Amerika Serikat yang terus mengalami pertumbuhan, setelah sektor informal maju maka  sektor tersebut merubah diri menjadi sektor formal yang memiliki legalitas . Hal inilah yang ingin ditiru Indonesia

Kaitannya karena ketika sektor informal menjadi sektor formal maka negara akan mendapatkan pajak dan retribusi dari sektor formal.

Persentase pengenaan pajak di negara negara maju seperti Perancis, Jerman  dan beberapa negara Eropa lainnya pada sektor formal juga terhadap orang pribadi sangatlah tinggi. Hal ini dimungkinkan karena tingkat kesadaran dan juga tingkat kesejahteraan  sudah dalam posisi baik. Namun imbal baliknya, negara memberikan layanan prima kepada rakyatnya. Pendidikan , kesehatan dan infrastruktur diberikan secara maksimal.

Bahkan negara memberikan jaminan sosial bagi seluruh rakyatnya. Tidak ada orang yang kelaparan atau hidup terlunta lunta tak memiliki makanan atau tempat tinggal. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun