Mohon tunggu...
Rushans Novaly
Rushans Novaly Mohon Tunggu... Administrasi - Seorang Relawan yang terus menata diri untuk lebih baik

Terus Belajar Memahami Kehidupan Sila berkunjung di @NovalyRushan

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Artikel Utama

Mengenang Kawasan Senen yang Hampir Terlupakan

10 Agustus 2016   04:26 Diperbarui: 10 Agustus 2016   10:48 798
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perempatan Senen yang selalu ramai (dok : pri)

Kawasan Senen dikelilingi kawasan permukiman yang cukup padat. Di sebelah barat ada kawasan Kwini, di seberangnya kawasan Kwitang. Di sebelah timur ada kawasan Bungur, Kramat Sentiong, Poncol alis Kalibaru.

Kawasan Poncol saat ini menjadi sentra percetakan, desain, dan berbagai usaha skala kecil hingga besar. Uniknya, dulunya kawasan Poncol terkenal sebagai pasar barang bekas alias pasar loak. Bergesernya waktu, kawasan ini telah berubah wajah dan arah bisnis.

Banyak orang yang mengais rejeki di kawasan ini. Pekerja informal berkembang pesat, kios-kios kecil berjajar menawarkan jasa yang berhubungan dengan dunia cetak-mencetak. Dari skala kecil yang mengambil pekerjaan kecil maupun skala besar yang memiliki rekanan perusahan besar.

Saya sendiri pernah mencoba mencari rejeki dari kawasan Poncol ini walau dalam skala kecil-kecilan: menerima jasa pembuatan spanduk, mencari order, lalu membuat desain dan mencetaknya di kawasan Poncol ini. Walau hasilnya kecil tapi lumayan buat jajan ketika itu.

Kawasan percetakaan di Pasar Poncol ini terus meluas hingga ke arah Pasar Nangka di kawasan Kalibaru. Jangan heran, bila masuk ke kawasan ini semua jasa layanan percetakaan mudah sekali ditemui. Dari yang sepele seperti membuat kartu undangan atau kartu nama hingga pembuatan jasa percetakaan menggunakan mesin-mesin canggih terbaru yang rumit. Dengan gradasi warna yang detail.

Kramat Bunder Pusat Buku Bekas

Masih ingat salah satu adegan film Ada Apa Dengan Cinta (AADC) di mana Rangga mengajak Cinta ke sebuah pasar buku bekas? Penjual buku pada film AADC diperankan Gito Rollies. Setting lokasi film tersebut di Kramat Bunder tempat penjualan buku bekas.

Kramat Bunder tepat di seberang proyek Senen, tepatnya di seberang Bioskop Mulia Agung dan Bioskop Grand. Di kawasan ini buku murah meriah mudah didapat. Mulai buku diktat kuliah, buku teks sekolah hingga buku agama yang booming sekitar tahun 1990-an. Buku buku langka pun bisa dicari di sini.

Penjual buku di Kramat Bunder didominasi orang Sumatera Barat dan Sumatera Utara. Mencari buku di kawasan Kramat Bunder memang seru. Saya termasuk orang yang sering mengunjungi pasar buku bekas. Biasanya saya mencari novel dan buku cerpen lawas yang harganya cuma dua ribuan. Jadi bawa uang sepuluh ribu bisa bawa pulang lima buku sekaligus.

Bila tahun ajaran baru tiba atau masa kuliah dimulai, kawasan Kramat Bunder menjadi sasaran para orang tua yang mencari buku sekolah. Harga yang ditawarkan memang lebih murah karena bisa tawar-menawar harga. Saat itu, sekolah memang tidak menjual buku secara langsung sehingga orangtua perlu membelinya di luar sekolah. Beda dengan saat ini. Sekolah menjual buku langsung ke siswanya.

Di kawasan Kramat Bunder juga terdapat Toko Buku Gunung Agung. Bergeser dari Kramat Bunder akan menuju kawasan Kwitang. Bila hari Minggu, kawasan Kwitang ramai dikunjungi orang dari penjuru Jabodetabek karena ada pengajian dari salah satu pemuka agama di daerah Kwitang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun