Mohon tunggu...
Rushans Novaly
Rushans Novaly Mohon Tunggu... Administrasi - Seorang Relawan yang terus menata diri untuk lebih baik

Terus Belajar Memahami Kehidupan Sila berkunjung di @NovalyRushan

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Bisakah Membeli Sianida di Pasar Bebas?

23 Februari 2016   16:36 Diperbarui: 4 April 2017   17:57 3668
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagaimana Sianida Membunuh

Sianida sejati sudah ditemuka ratusan tahun yang lalu. Sebagai zat yang sebenarnya ada di alam raya. Sianida juga ada didalam beberapa produk tanaman dan buah. Walau tentunya jumlahnya sangat kecil dan tidak dalam dosis mematikan. Sianida biasanya terdapat di dalam singkong, apel dan beberapa jenis tanaman umbi umbian.

Pernah dengar singkong beracun ? warna biru pada singkong dan rasa pahit adalah tanda singkong sudah mengandung sianida. Jumlahnya tidak lebih dari 40 ppm . Biasanya tidak menimbulkan kematian hanya membuat orang yang memakannya muntah muntah dan pusing. Karena menurut Dr Budiawan untuk membuat 1 mg sianida murni dari singkong dibutuhkan puluhan kilogram singkong untuk diekstrasi. Proses ekstrasinya juga tidak mudah karena harus dilakukan orang yang ahli .

Lalu bagaimana cara sianida membunuh korbannya ?. Dr Budiawan menjelaskan dengan cukup baik . Sianida ketika masuk kedalam tubuh manusia akan dianggap zat asing. Sianida sendiri bisa berbentuk uap, cair dan zat padat. Yang paling mematikan adalah zat sianida berbentuk uap yang langsung menyerang fungsi syaraf manusia. Walau begitu sianida berbentuk padat seperti garam tak kalah mematikan . Ketika sianida masuk kedalam lambung yang bersifat asam . Maka natrium sianida akan berubah menjadi asam sianida yang bersifat korosif.

Lambung yang terpapar sianida akan mengalami kerusakan parah . Lapisan pelindung lambung akan mengalami pendarahan hebat. Sianida juga akan mengikat zat besi dan mengusir oksigen . Dengan begitu orang yang terpapar sianida akan kekurangan oksigen secara cepat . Korban yang terpapar sianida akan kesulitan bernapas dan kejang kejang. Aliran darah yang sudah terpapar sianida akan kesulitan membawa kebutuhan oksigen ke bagian organ tubuh yang membutuhkan seperti paru paru, jantung, syaraf dan organ penting lainnya.

Jeda kematian sianida tergolong cepat tergantung jumlah dosis dan daya tahan tubuh korban sendiri. Pada kasus Mirna, jedanya hanya sekitar satu jam hingga korban akhirnya menghembuskan nafas terakhir.

Sianida versus Arsenik

Selain sianida, zat kimia beracun yang sering juga dipakai untuk membunuh adalah arsenik. Jenis racun ini biasa digunakan untuk membunuh orang yang dianggap penting biasanya lawan politik atau agen intelijen yang berkhianat.

Yasir Arafat pemimpin PLO juga disinyalir dibunuh menggunakan zat arsenik ketika sedang menjalani pengobatan di sebuah rumah sakit si Prancis. Bahkan Napoleon Bonaparte yang tersohor ketika revolusi Prancis juga dibunuh lawan politiknya menggunakan zat arsenik.

Yang masih kita ingat secara jelas adalah kematian Munir, pejuang HAM yang pernah menjadi koordinator kontraS dan aktif di Imparsial. Munir dibunuh menggunakan zat arsenik yang dicampurkan didalam kopi ketika pesawat Garuda yang Munir tumpangi sedang berada di bandara Changi Singapura untuk transit. Sebelum pesawat lepas landas dari bandara Changi , Munir sudah mulai menunjukan gejala keracunan dengan perut yang mual dan diare. Sepanjang perjalanan hingga berada di daratan Eropa Munir terus diare dan muntah muntah. Seorang dokter yang kebetulan ikut sebagai penumpang pesawat mencoba membantu Munir tapi ajal menjemput pria keturunan Arab yang besar di Batu, Malang.

Arsenik sebagai zat pembunuh jauh lebih berbahaya karena punya sifat yang sulit di diteksi karena tidak merubah warna dan tidak memiliki bau khusus. Cara kematiannya juga tergolong lebih sulit diketahui karena korban akan memiliki jeda yang cukup panjang hingga kapan tepatnya korban meminum racun arsenik akan sulit ditentukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun