Mohon tunggu...
Rushans Novaly
Rushans Novaly Mohon Tunggu... Administrasi - Seorang Relawan yang terus menata diri untuk lebih baik

Terus Belajar Memahami Kehidupan Sila berkunjung di @NovalyRushan

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Menerapkan Blue Economy di Areal Tambang dalam Kelestarian lingkungan

19 Januari 2016   16:29 Diperbarui: 19 Januari 2016   16:42 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Dengan blue economy diharapkan ekonomi tumbuh, pendapatan rakyat meningkat, lapangan pekerjaan makin luas, namun langit dan laut tetap biru.” Begitu yang diharapkan Gunter Pauli yang tercatat sebagai pediri Zero Emmision Research Initiative.

Perusahaan tambang yang saat ini banyak beroperasi di beberapa wilayah di Indonesia seharusnya menerapkan metode blue economy. Dimana akibat dari usaha penambangan membuat ekosistem lingkungan menjadi rusak. Timbul areal tandus dengan lapangan yang menganga seperti kubangan besar yang akhirnya menjadi danau yang tidak terurus. Terjadi pula ketimpangan ekonomi yang parah, kemiskinan akut yang mendera disekitar area tambang.

Hal ini bisa disaksikan di beberapa daerah yang dulunya adalah penghasil barang tambang yang produktif. Yang membuat miris adalah hadirnya penambang liar ilegal yang dilakukan para masyarakat untuk mengais sisa barang tambang untuk mendapatkan penghasilan. Padahal hal tersebut malah menambah kerusakan lingkungan . Limbah berbahaya akan mengancam kesehatan para pekerja tambang ilegal tersebut. Dibeberapa daerah juga terjadi hal yang serupa seperti yang terjadi di daerah cikotok wilayah kabupaten Bogor.

Solusi dengan pendekatan Blue Economy

Perusahaan Tambang tidak seluruhnya melakukan tindakan yang merusak lingkungan. Upaya positif juga dilakukan beberapa perusahaan tambang yang mencoba menerapkan metode Blue Economy. Apalagi isu lingkungan menjadi isu sensitif dimana perubahan iklim global , pemanasan bumi , rusaknya lapisan ozon, penanganan limbah berbahaya pasca produksi , hingga berkurangnya persedian air bumi adalah hal yang menjadi perhatian dunia.

Perusahaan tambang sebagai pelaku ekonomi di lapangan yang punya kaitan erat dengan isu lingkungan rentan menjadi pelaku perusakan lingkungan . Karena perusahaan tambang berhubungan langsung dengan eksploitasi dan pengolahan hasil tambang dari dalam perut bumi. Maka menerapkan sistem manajemen lingkungan adalah salah satu cara efektif mengurangi dampak lingkungan yang terjadi dalam proses penambangan.

Pada pendekatan Blue Economy mencakup semua hal yang harus menjadi bahan pertimbangan, basic human need-potable water, food, job, habitable shelter. Dengan pendekatan yang komprehensif antara peningkatan keuntungan ekonomi dan kelestarian lingkungan.

Lingkungan pertambangan memiliki karakteristik tersendiri. Dimana areal yang menjadi basis investasi dan ekonomi, dengan investasi padat modal dan memerlukan teknologi yang mahal harus menghasilkan return yang baik . Namun disisi lain perusahaan tambang juga harus memiliki komitmen lingkungan yang baik.

Tidak seperti pepatah ‘habis manis sepah dibuang’. Setelah berhasil menyedot hasil yang menguntungkan lalu pergi meninggalkan sisa sisa yang merugikan lingkungan hidup. Perusahaan tambang harus memiliki beberapa hal sebagai berikut:

ANDAL (Analisis Dampak lingkungan) , dokumen ANDAL yang harus disiapkan perusahan tambang harus mengacu pada UU lingkungan dan Peraturan daerah yang berlaku. Berisi rencana pemantauan lingkungan (RPL) dan Rencana pengelolaan lingkungan (RKL) dalam upaya meminimalkan dampak lingkungan tambang.

Menjaga Mutu Air. Sistem pengolahan air menjadi hal yang paling krusial. Memisahkan sedimen berbahaya yang harus diendapkan dalam sistem pengolahan air sebelum air dialirkan kearah sungai atau laut. Agar air baku lingkungan tidak tercemar oleh kandungan berbahaya yang dapat merusak biota hidup di sungai dan di laut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun