Karinding sebagai alat musik dan kesenian tradisional seperti juga alat musik dari daerah lainnya di Indonesia seperti rinding (Yogyakarta), genggong (Bali), dunga (Sulawesi), karindang (Kalimantan) terbuat dari bahan yang terdapat didalam alam.
Karinding sendiri terbuat dari pelepah pohon aren atau batang bambu. Alamlah yang menyediakan bahan bakunya. Masyarakat yang memiliki cita rasa seni lalu mengubah bahan dari pepohonan untuk dijadikan alat musik.
Indonesia adalah negara agraris dimana kehidupannya lekat dengan alam sekitar. Maka bila dicermati banyak sekali alat musik yang dikreasikan dari bahan bahan yang berasal dari bagian tanaman atau pohon.
Selain itu Karinding awalnya dimanfaatkan dalam kehidupan sehari hari. Sebagai media hiburan dan media komunikasi pada masyarakat tradisional. Selain itu juga alat musik tradisonal digunakan sebagai pelengkap upacara adat baik tarian, nyanyian hinga pada upacara kematian.
Fenomena saat ini dimana budaya tradisional terus dicoba digali, dilestarikan dan diperkenalkan ditingkat nasional hingga tingkat dunia internasional. Maka perlu peran pemerintah mengangkat kesenian musik tradisional tampil pada acara acara resmi kenegaraan. Dimana jatidiri bangsa bisa diperlihatkan lebih jelas kepada tamu dunia.
Saya jadi teringat kebiasaan Presiden Soeharto bertukar cinderamata dengan tamu negara asing. Biasanya Presiden Soeharto bertukar wayang, kain batik hingga keris.
Sebuah Mini Orkestra
Berbincang dengan Pungki pengetahuan saya tentang Karinding bertambah lengkap. Saya menanyakan banyak hal tentang karinding . Termasuk upaya dari komunitas BAKKAR untuk melestraikan alat musik tradisional ini di Banten.
Ditengah serbuan alat musik barat yang jauh lebih praktis serta terlihat ‘mewah dan gagah’. Barak Karinding sendiri telah berupaya memberikan pengetahuan tentang karinding melalui pertunjukan, ikut pagelaran seni , hingga mencoba mengenalkan lewat berbagai media.
Memang tak mudah. Karena Karinding yang terlihat sangat tradisionil. Generasi muda kebanyakan juga tak banyak menaruh minat untuk mengembangkan kesenian musik ini. Tapi ditengah ‘sepi’nya peminat musik tradisional muncul orang orang ‘luarbiasa’ yang mencoba mempertahankan eksistensi musik tradisional seperti Karinding.
Pungki menjelaskan, awalnya komunitas ini digawangi Rita ,Muklis, Jojo, Yopi dan Ncek Raruyukan. Sebelumnya mereka memainkan alat musik songsoe, sejenis alat musik yang terbuat dari bambu dengan panjang sekitar 60 Cm dan berdiameter 2 cm. Di bagian ujung bambu di lubangi membentuk hurup “V” dengan cara dicungkil. Alat songsoe di mainkan dengan cara ditiup tepat pada ujung “V”.