Memanfaatkan  Lalu Lintas Transaksi Keuangan Hulu Migas melalui Bank Nasional
Sejak akhir 2008 pemerintah mewajibkan agar semua transaksi industri hulu migas menggunakan Bank nasional. Maka sejak tahun 2009 surat edaran penggunaan bank nasional telah menaikan volume transaksi keuangan KKKS di bank bank nasional. Pada tahun 2009 tercatat transaksi sebesar US$ 3,97 miliar. Tahun 2011 meningkat hampir 100% tercatat senilai US$ 6.348 miliar sedang pada tahun 2013 tercatat transaksi senilai US$ 7,66 miliar.Dari grafik dibawah ini terlihat kenaikan transaksi melalui bank nasional hanya ditahun 2013 terjadi sedikit penurunan. Pada tahun 2014 transaksi meningkat hingga US$ 12 miliar.
[caption id="attachment_358634" align="aligncenter" width="625" caption="Sumber : SKK Migas"]
Selain mewajibkan transaksi  KKKS  melalui bank nasional ,pemerintah juga mewajibkan kontaktor KKS menyimpan dana cadangan untuk pemulihan kondisi lapangan setalah operasi (Abandonment and Site Restoration/ ASR) . Penambahan dana ASR  hingga 31  Desember  2014  tercatat sebesar US$ 635 juta  meningkat cukup signifikan dari tahun 2013 yang tercatat sebesar US$ 497 juta.
[caption id="attachment_359708" align="aligncenter" width="321" caption="Statistik ASR, Naiknya dana cadangan ASR di Bank Nasional ( Sumber : SKK Migas)"]
Penggunaan jasa perbankan nasional akan berpengaruh pada tingkat permodalan dan perputaran uang nasional. Â Industri hulu migas yang padat modal dengan investasi besar menjadi darah segar bagi bank nasional . Tak bisa dipungkiri pengaruh besarnya transaksi industri hulu migas menaikkan kredibilitas perbankan nasional.
Kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia di dalam Industri Hulu Migas
Industru Hulu Migas selain padat modal, padat teknologi juga cukup banyak menyerap tenaga kerja. Apalagi tawaran penghasilan yang menggiurkan bila dibanding industri lainnya. Â Penghasilan yang tinggi itu pula membuat banyak orang berbondong bondong ingin mengais rejeki di sekitaran Industri hulu migas. Industri Hulu Migas yang padat teknologi memang membutuhkan tenaga kerja terampil yang punya skill terhadap teknologi eksplorasi hingga teknologi eksploitasi.
Sejak tahun 2006 terjadi kenaikan jumlah tenaga kerja Indonesia (TKI) sejalan bertambahnya jumlah kontraktor KKS yang melakukan eksplorasi . Tercatat setiap tahun rata rata kenaikan TKI sebanyak  1.070 orang sedang kenaikan tenaga kerja asing (TKA) hanya berkisar 13 orang. setiap tahun.
Secara persentase jumlah TKI yang bekerja pada industri hulu migas berkisar 96 %. Jumlah ini terus bertahan hingga saat ini.  Tenaga kerja Indonesia di bidang migas juga banyak bekerja di perusahaan migas di luar negeri. Hal ini seperti yang disampaikan Rudi Rubiandono, kepala humas SKK Migas pada acara Kompasiana nangkring  tanggal 14/02/15 silam.
SKK Migas juga mendorong Kontraktor KKS untuk meningkatkan kompetensi tenaga kerjanya, Selain itu SKK Migas mengadakan beberapa upaya terkait peningkatan kemampuan dan kapasitas pekerja Indonesia , antara lain :
- Technical Development Exchange (TDE), Program ini diadakan untuk penugasan TKI ke luar negeri dalam rangka pengembangan kompetensi teknik spesialisasi maupun mempelajari teknik baru yang mungkin akan dikembangkan di Indonesia. Teknologi yang terus berkembang dalam teknik eksplorasi dan eksploitasi mengharuskan tenaga kerja Indonesia menambah skill yang dimilikinya.
- National Capacity Building  (NCB), program ini dikembangkan dalam upaya menigkatkan kemampuan tenaga kerja Indonesia melalui pelatihan dengan bekerja sama dengan Badan pelatihan  Kemen ESDM dan beberapa pergutuan tinggi terkemuka Indonesia seperti ITB, UI, UGM, UNPAD , Universitas Trisakti, UPN. Pelatihan yang diberikan  berkaitan dengan bidang petrotechnical dan kompetensi teknis lainnya  di industri hulu migas.
- Link and Match dunia pendidikan ,Program ini dibuat dalam sistem pendidikan tinggi untuk membuat lulusan sarjana dibidang teknik yang berhubungan dengan dunia migas mempunyai kompetensi yang dibutuhkan di industri hulu migas. Program ini bekerja sama dengan  institusi Perguruan tinggi. Dengan kompetensi yang meningkat sesuai spesifikasi yang dibutuhkan maka TKI lulusan perguruan tinggi nasional  dapat memenuhi kebutuhan industri hulu migas.
- On The Job Learning by Doing,Beberapa perusahan Kontraktor KKS menerapkan sistem pelatihan swakelola. Dimana satu Engineer asing akan didampingi oleh satu Engineer lokal agar terjadi transformasi keahlian.Hal ini nampaknya cukup berhasil. Bahkan perusahaan Migas di Kalimantan sudah tidak menggunakan tenaga asing