"Ada tempat istirahat?"
"Di masjid," sambil menunjuk arah, "Di sana juga ada peserta, kayaknya," begitu lanjutya.
Saya pun menuju tenpat yang ditunjuk Satpam. Masjid Baitul Hamdi. Saya ngemper di beranda masjid. Pas di depan pintu utama (besar) yang sedang tertutup. Saya agak sungkan untuk langsung membuka. Khawatir tidak boleh. Dilarang, misalnya. Lalu saya mulai menulis catatan ini.
Setelah sekian lama menulis. Ada seseorang yang keluar dari masjid. Ternyata pintu besar itu tidak dikunci. Akhirnya saya pun masuk. Berjumpa dengan peserta yang dari Pacitan. Mereka datang berlima. Dari berbagai instansi. Dinas Pendidikan. Dinas Kesehatan. Dan dinas-dinas lainnya. Jadi mereka tidak sendiri. Ada kawan untuk bercakap. Ada teman untuk saling menatap.
Berbeda dengan saya. Sendiri. Tak berkawan. Tidak berteman.Â
Kantor Sekretariat Daerah. Sebuah kantor yang cukup mewah. Rakerda kali ini pun akan ditempatkan di lantai VIII. Jadi cukup besar kan? Tentu saja. Karena kelasnya provinsi. Bukan kelas kaleng-kaleng. Bagaimana kalau kelas pusat?Â
Hingga catatan terakhir ini dibuat. Saya masih leyeh-leyah di masjid. Rebahan, santai di hamparan karpet hijau. Jam baru menunjukkan 06.25 WIB. Itu artinya acara masih menunggu 1 jam 45 menit. Waktu yang dirasa cukup lama bagi orang yang sedang menunggu. Namun, saya tetap menunggu. Ya, menunggumu. Hingga waktu tiba!
Masjid Baitul Hamdi, 25 Juni 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H