Mohon tunggu...
Rusdi El Umar
Rusdi El Umar Mohon Tunggu... Guru - Guru di SMPN 1 Batang-Batang

Sang petualang yang masih terus mencari hakikat kehidupan rusdiumar@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Mataku Hilang

17 Februari 2016   20:40 Diperbarui: 17 Februari 2016   20:48 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Ya, tapi tetap menakutkan."

"Terus?"

"Tutup saja pakek perban."

"Hem,,,"

Ya juga sih. Dengan cara diperban , orang tidak akan melihat mataku. Atau tepatnya bolong di mataku kiriku yang tiba-tiba hilang tidak akan terlihat. Orang mungkin tidak terlalu takut berhubungan denganku. Saran istriku cukup beralasan. Jangankan orang lain, istri dan anak-anakku seringkali bergidik melihat bologna mataku.

Kejadian yang menimpa mataku sangat misteri. Selepas dari tidur di subuh itu, tiba-tiba mataku hilang. Aku tidak bisa melihat dengan jelas, seperti biasanya. Aku meraba mata kiriku, yang kurawa lain dari biasanya. Ya, benar saja. Mataku bolong. Ada bercak-bercak darah yang mengalir. Tidak sakit, juga tidak terasa bau. Aku hanya merasa heran dengan kejadian langka ini.

"Mungkin mata kamu sering jelalatan," kata istriku di sore itu sambil berbincang tentang mataku yang aneh.

"Jelalatan maksudnya?"

"Mata itu digunakan untuk melihat yang baik-baik."

"Aku tidak melihat yang jelek-jelek."

"Yakin?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun