Mohon tunggu...
Rusdianto
Rusdianto Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Mercu Buana

Nama : Rusdianto, NIM : 41521010167, Fakultas : Ilmu Komputer, Program Studi : Teknik Informatika, Universitas : Universitas Mercu Buana

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Memahami Komunikasi dengan Pendekatan Semiotik Menurut Tafsir Charles Sanders Peirce

4 April 2023   00:14 Diperbarui: 12 April 2023   02:24 1131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Charles Sanders Peirce | Sumber: tweetilmu.web.id/Naufal Al Rafsanjani

Komunikasi

Komunikasi adalah suatu proses ketika satu atau lebih orang, kelompok, organisasi, dan masyarakat menciptakan dan menggunakan informasi untuk berhubungan dan bertukar suatu informasi dengan lingkungan dan orang lain. Komunikasi tidak hanya ketika satu atau lebih orang saling berkomunikasi tetapi komunikasi juga dapat dilakukan dengan diri sendiri ataupun tuhan dapat berkomunikasi melalui hati dan pikiran manusia.

Komunikasi sangatlah penting untuk kita bisa menerima atau memberikan suatu informasi kepada khayalak banyak, maka dengan itu komunikasi sangat penting untuk kita bisa menerima informasi dari alam semesta ini, baik itu lisan, tulisan, gerak tubuh, mimik muka, senyuman dan instruksi lainnya. Komunikasi dapat dikaitkan dengan kepemimpinan seseorang. 

Sesorang yang berjiwa kepemimpinan dapat dicapai tentu dengan komunikasi yang sangat efektif. Seorang kepemimpinan tidak hanya visi dan misi bagus saja tetapi memerlukan komunikasi untuk mewujudkan visi dan misi tersebut agar tersampai dengan efektif dan akurat kepada anggotanya

Implementasi dari komunikasi dapat kita lihat melalui hal terkecil dalam lingkungan kita seperti dilingkungan sehari-sehari bersama keluarga maupun teman, tentu pada setiap komunikasi memerlukan feedback yang diharapkan melalui komunikasi satu atau dua arah sehingga terjadinya komunikasi tersebut. 

Komunikasi dapat di klasifikasi berdasarkan cara penyampaian komunikasi tersebut. Komunikasi terdapat 2 jenis cara penyampaian yaitu, komunikasi non verbal (tulisan) dan verbal (lisan).

Implementasi perilaku komunikasi tersebut dapat dibedakan berdasarkan beberapa jenis kategori, yaitu komunikasi nonformal, komunikasi formal, dan komunikasi informal. 

Dengan adanya teknologi saat ini yang terus berkembang pesat, komunikasi tidak hanya melalui pertemuan antar seseorang saja, tetapi saat ini komunikasi dapat dilakukan kapan dan dimana saja melalui dengan bantuan adanya teknologi hingga ini, sehingga membuat kemudahan berkomunikasi antar seseorang dengan jarak sangat atau cukup jauh dengan adanya teknologi semakin terasa dekat berkomunikasi melalui tatap muka maupun verbal (lisan).

Definisi pengertian komunikasi, menurut beberapa ahli:

1.Everett M Rogers

Pengertian komunikasi adalah proses pengalihan ide dari satu sumber ke satu penerima atau lebih dengan tujuan agar mengubah tingkah laku.

2. James AF Ston

Pengertian komunikasi adalah suatu proses pada seseorang yang berusaha untuk memberikan pengertian dan informasi dengan cara menyampaikan pesan kepada ornag lain.

3. William F Glueck

Definisi komunikasi dapat dibagi menjadi dengan dua bentuk yaitu:  Komunikasi Antar Pribadi (Interpersonal communications), yaitu proses saling bertukar informasi serta pemindahan pengertian antara dua individu atau lebih di dalam suatu kelompok kecil manusia.

Komunikasi Dalam Organisasi (Organization communications), yaitu proses dimana pembicara memberikan informasi secara sistematis dan memindahkan pengertian kepada orang-orang didalam organisasi dan juga kepada orang-orang dan lembaga-lembaga diluar organisasi namun masih terkait dengan organisasi tersebut.

4. Thomas M Scheidel

Manusia pada umumnya berkomunikasi untuk saling menyatakan dan mendukung identitas diri mereka dan untuk membangun interaksi sosial dengan orang-orang disekeliling serta mempengaruhi orang lai agar berfikir merasa, ataupun bertingkah seperti apa yang diharapkan.

5. Rudolf F Verderber

Komunikasi memiliki fungsi yakni fungsi sosial dan fungsi pengambilan keputusan. Fungsi sosial bertujuan untuk kesenangan, menunjukan ikatan, membangun dan memelihara hubungan dengan orang lain. Sedangkan fungsi pengambilan keputusan ialah memutuskan untuk melakukan atau tidak melakukan terhadap sesuatu pada saat tertentu.

Pengertian Semiotik

Pengertian semiotik berdasarkan etimologis semiotik berasal dari bahasa kata yunani "semeion" yang memiliki arti "tanda (sign)" atau "same", yang memiliki arti kata "penafsir tanda". Tanda tersebut dapat di definisikan dengan sesuatu bagi seorang, yang berarti sesuatu yang lain. Sesuatu yang kita dapat amati atau dilihat maka disebut sebagai tanda, maka dari itu tanda tidaklah hanya sebatas benda.

Gagasan utama dari dalam tradisi ini ialah konse dasar didalam mengerti sebuah tanda yang didefinisikan sebagai stimulus untuk bertujuan kondisi lain. Simbol atau tanda merupakan sebuat rangkaian bentuk makna yang dapat digunakan oleh masyarakat tersebut untuk tentunya berkomunikasi. Setiap simbol antara masyarakat satu dan yang lainnnya akan berbeda makna ketika menggunakan dalam komunikasi. Dengan perhatian pada simbol dan tada, semiotik menyatukan sekumpulan teori yang cukup luas dan tentu berkaitan dengan bahasa, tindakan-tindakan dan wacana nonverbal.

Semiotik merupakan ilmu memiliki segi keunikan. Budaya menjadi aspekyang esensial dalam suatu teori tradisi ini, karena budaya menunjukan tiap makna yang terkandung didalam sebuah simbol itu sendiri. karena itulah, dalam semiotik tanda memiliki sifat arbitrer. Manusia ialah kunci utama dalam menafsirkan tanda yang memiliki konstruksi pola pikir yang kompleks. Untuk maknai tiap bentuk tanda, konstruksi pemikiran itulah yang memegang peranan cukup penting. 

Tradisi semiotik ini memiliki beberapa variasi, yaitu sematik, sintaktik, dan pragmatik. Terdapat tiga ranah dalam semiotik yaitu, politik, budaya, ranah alam, ranah episteme.

Terdapat beberapa tokoh semiotika seperti, Ferdinand de Saussure, Charles Sanders Peirce, Roland Barthes, Roman Jakobsen, Charles Morris, Umberto Eco, dan lain-lain.

Terdapat tokoh Eco memfokuskan pada 8 semiotik komunikasi, diantaranya sebagai berikut:

  • Sumber [source]
  • Pengirim [transmitter]
  • Sinyal pengirim [gel suara]
  • Saluran [channel]
  • Sinyal penerima [signal]
  • Peneriman [receiver]
  • Pesan [massage]
  • Tujuan [destination]

Terdapat beberapa orang yang mengemukakan dasar semiotika, diantaranya: Ferdinand de Saussure dan Charles Sanders Peirce. Ferdinand de Saussure yang sangat dikenal sebagai bapak (ilmu modern), menggunakan istilah semiologi, dan peirce (bapak semiotik). Kedua tokoh tersebut berasal dari benua yang berbeda yaitu, amerika dan eropa, dan juga mereka tidak saling mengenali satu sama lain, mereka mengemukakan teori yang dinilai secara prisipial tidak jauh berbeda.

Charles Sanders Peirce

Charles Sanders Peirce telah menciptakan semiotik sehingga dapat memecahkan lebih baik lagi ihwal inferensi (pemikiran logis); tetapi menurut pakar Eco, semiotik membahas permasalahan "signifikasi" dan juga komunikasi.

Semiotik membahas kedua hal serupa maka batas antara semiotik dan teori komunikasi tidak terlalu tergambar dengan jelas. Menurut pandangan Eco terjadi perbedaan tujuan dan metodenya.

Maka teori Charles Sanders Peirce ini menjadi "Grand Theory" dalam teori semiotik. Charles Sanders Peirce mengemukakan semiotik secara seluruh, deskripsi komunikasi dari semua sistem penandaan komunikasi yang ada.

Semiotik terbagi menjadi atas 3 bagian utama, yaitu (1) sintaks semiotik, (2) semantik semiotik, (3) pragmatik semiotik. Teori tentang tanda yang penting hubungan antara tanda dengan penerima dan pengirim. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat urutan Charles Sanders Peirce pada gambar dibawah ini.

3 bagian Utama Semiotik | Sumber: Dokumen Pribadi
3 bagian Utama Semiotik | Sumber: Dokumen Pribadi

Studi semiotik, didasarkan ata pusat perhatian pendekatan semiotik ialah pada tanda (sign). Menurut ahli John Fiske, terdapat 3 buah area penting dalam teori semiotik, yaitu:

  • The sign itself
  • The codes or systems into which signs are organized
  • The culture within which these codes and signs operate.

Pemahaman struktur semiosis menjadikan dasar yang tidak dapat ditiadakan untuk penafsir didalam upaya mengembangkan pragmatisme. Karena semua penafsir ialah yang berkedudukan sebagai pengamat dan peneliti suatu objek yang dipahaminya. Didalam mengkaji suatu objek yang dipahaminya, seseorang penafsir yang cermat dan jeli, akan dilihat melalui jalur logika, yaitu:

  • Hubungan penalaran dengan jenis penadanya:
    • Qualisigns
    • Sinsigns
    • Legisigns
  • Hubungan kenyataan dengan dasarnya:
    • Icon
    • Index
    • symbol
  • Hubungan pikiran dengan petandanya:
    • Rheme or seme
    • Dicent or decisgn or pheme
    • Argument

Terdapat beberapa sembilan macam semiotik, yang sekarang dikenal, yakni:

  • Semiotik analitik, yaitu semiotik yang menganalisis pada sistem tanda, Charles Sanders Peirce mengatakan bahwa semiotik sebagai objek tanda dan menganalisanya menjadi ide dan makna.
  • Semiotik deskriptif, yaitu semiotik yang memberitahukan sistem tanda yang kita dapat alami sekarang.
  • Semiotik faunal (zoosemiotic), yaitu semiotik yang secara khusus memperhatikan suatu sistem tanda yang dapat dihasilkan.
  • Semiotik kultural, yaitu semiotik khusus menelaah sistem tanda yang berlaku didalam kebudayaan masyarakat tertentu.
  • Semiotik naratif, yaitu semiotik menelaah suatu sistem tanda dalam narasi yang berwujud mitos dan cerita lisan.
  • Semiotik natural, yaitu semiotik yang secara khusus menelaah sistem tanda yang dapat dihasilkan oleh alam semesta.
  • Semiotik normatif, yaitu semiotik yang khusus menelah suatu sistem tanda yang dibuat oleh manusia berwujud norma-norma atau peraturan.
  • Semiotik sosial, yaitu semiotik yang secara khusus menerima sistem tanda yang dapat dihasilkan oleh manusia berwujud lambang.
  • Semiotik struktural, yaitu semiotik yang secara khusus menerima sistem tanda yang dimanifestasikan melalui benang merah.

Pragmatisme Charles Sanders Peirce tentang teori semiotik

Charles Sanders Peirce tidak hanya menerjemahkan arti "semiotik" saja yang berasal dari bahasa yunani kuno, tetapi menjadi seseorang dengan pemikiran tentang karya Kant dan Hegel yang beliau baca didalam bahasa jerman.

Charles Sanders Peirce juga mengusulkan kata "semiotik" (sudah digunakan oleh para ahli filsafat jerman lambert, sekitar pada abada XVIII), sehingga sebagai sinomin kata logika. Karena menurut Charles Sanders Peirce logika wajib mempelajari bagaimana orang berlogika atau bernalar, bernalar menurut Charles Sanders Peirce adalah teori yang mendasar, dapat dilakukan dengan tanda-tanda. Charles Sanders Peirce juga mengatakan sering berulang kali bahwa tanda ialah yang mewakili suatu bagi seseorang.

Charles Sanders Peirce memiliki pandangan teori semiotiknya (karya tentang tanda) sebagai tidak dapat dipisahkan oleh logika manusia. Charles Sanders Peirce menulis sebuah makalah sekitar pada tahun 1868, saat ia seumur 29 tahun, "Maka satu-satunya pikiran yang mungkin bisa dipikirkan adalah pikiran yang ada dalam tanda. suatuTanda yang tidak dapat dipikirkan maka tidak mungkin suatu ada. Maka dari itu, semua pikiran dan logika mengharuskan ada dalam bentuk tanda-tanda."

Maka dari itu menurut Charles Sanders Peirce sebuah tanda adalah "is something which stands to somebody for something in some respect or capacity."

Maka dari itu sesuatu yang digunakan agar tanda tersebut bisa difungsikan sebagai mana mestinya, karena Charles Sanders Peirce menyebutkan ground. Tanda yang kaitannya dengan ground, terbagi menjadi 3 yaitu,

  • Sinsign, ialah eksitensi aktual suatu benda atau peristiwa yang terdapat pada tanda
  • legisign, ialah suatu norma yang dapat dikandung atau dimaknakan oleh suatu tanda.
  • Qualisign, ialah suatu kualitas yang terdapat pada suatu tanda, contohnya kata kasar, mercu, keras, lembut, lemah.

Dengan pemikirannnya, yang mendalam mengenai tentang tanda dan secara logika, serta mengembangkan teori filsafat pragmatisme melalui kajian teori semiotik, maka dengan itu menjadikan seorang Charles Sanders Peirce sebagai ahli semiotik.

Charles Sanders Peirce berdasarkan objeknya, terbagi menjadi 3 tanda, yaitu:

  • icon (ikon), ialah suatu tanda yang menghubungkan antara penanda dan pentanda, disebut sifat bersamaan dalam bentuk alamiah.
  • index (indeks), ialah suatu tanda yang bertujuan adanya hubungan alamiah, antara tanda dan petandanya, bersifat kausal atau hubungan yang terjadi sebab akbat, atau tanda yang secara langsung mengacu pada kenyataannya.
  • sysmbol (simbol), terdapat tanda yang mengacu kepada denotatum (tanda yang berkaitan merujuk kepadda suatu kenyataan) dapat melalui konvensi. Tanda seperti itulah ialah tanda konvesional yang dapat disebut dengan simbol. Maka dari itu simbol ialah tanda yang menunjukan hubungan alamiah dengan antara penanda dengan pertanda. Bisa dikatakan hubungan antaranya bersifat arbiter atau semena.

3 Simbol Tanda Menurut Charles Sanders Peirce | Sumber: journal.ubm.ac.id
3 Simbol Tanda Menurut Charles Sanders Peirce | Sumber: journal.ubm.ac.id

Menurut Charles Sanders Peirce, Terbagi menjadi sepuluh berbagai jenis klasifikasi tanda, diantara lain:

  • Qualisign
  • Iconic
  • Rhematic
  • Dicent sinsign
  • Iconic legisign
  • Rhematic idextial legisign
  • Dicent indexial legisign
  • Rhematic symbol atau symbolic rheme
  • Dicent sysmbol atau proposition
  •  Argument

Setelah Charles Sanders Peirce melihat subjek sebagai bagian dari yang tidak dapat dipisahkan dari proses signifikasi. Terdapat model Charles Sanders Peirce (representament+ object+interpretant=sign) menunjukan suatu peran besar subyek didalam proses transformasi bahasa. Model triadik Charles Sanders Peirce memiliki 3 elemen utama pembentu tanda tersebut, yaitu representament, object, interpretant.

Berbagai objek pengalamatan lansung sejauh dilihat sebagai sebuah tanda, maka dari itu dianggap sebagai memberikan suatu informasi terkait dengan objek tersebut. Hanya bisa dilakukan jika benar-benar objeknya dipengaruhi; sehingga dasarnya ialah suatu petunjuk dari objek tersebut. Informasi yang akan bisa diberikannya ialah fakta aktual. 

Semacam ini sebagai tanda haruslan mengikutserkan sinsign iconic agar semua informasi bisa mencangkup didalamnya serta suatu rhematic indexical sinsign untuk dapat memperlihatkan objek yang dituju oleh informasi, tetai teknik/gaya sintaks/kombinasi dari kedua hal penting juga.

Di dalam pandangan Eco, diartikan berbagai definisi yang sudah diberikan oleh Charles Sanders Peirce lebih luas dan secara semiotis lebih berhasil. Semiotik untuk Charles Sanders Peirce ialah suatu tindakan (action), pengaruh (influence), atau bekerja sama dengan subjek, yaitu tanda (sign), objek (object), dan interpretan (interpretant). Maksud dari subjek semiotik bukanlah manusia melainkan menurut Charles Sanders Peirce, tapi tiga entitas semiotik yang memiliki sifat abstrak, dan tidak dipengaruhi oleh kebiasaan komunikasi secara konkret. 


Pendeketan terhadap tanda-tanda

Semiotik akhir-akhir ini memperlihatkan perhatian besar dalam produksi tanda yang dihasilkan oleh masyarakat luas dan budaya. Perbedaan dengan konsep yang lebih statis yang diajukan oleh Ferdinand de Saussure tentang tanda dan pendekatan taksonomis semiotik, pendekatan terhadap tanda-tanda Charles Sanders Peirce yang sifatnya taksonomis.

Pendekatan penting pada tanda-tanda biasanya menjadi suatu rujuan kajian teori pada ahli, yaitu pendekatan yang didasari pada pandangan suatu seseorang filusuf dan seseorang amerika yang cerdas, Charles Sanders Peirce. Yang mengemukakan bahwa tanda-tanda terkait dengan objek-objek yang menyerupainya, keberadaan memiliki hubungan sebab-akibat dengan tanda-tanda tersebut.

Simbol ialah tanda sosial, simbol hanyalah salah satu aspek dari 3 unsur tanda, yaitu ikon, indeks, dam simbol. Maka dari itu bagian dari ilmu sosial, semiotik kemunikasi massa (media massa) cenderung lebih banyak memfokuskan kajian teorinya didalam simbol. Charles Sanders Peirce levelnya yang paling formal, maka ia dapat menggambarkan suatu aturan yang mengatur bekerjanya tanda arbitrer. 

Tanda-tanda yang tak memiliki suatu dimensi konvensioanl secara penuh pribadi, hingga tidak dapat di komunikasikan. Maka dengan itu akan lebih membantu untuk dapat memperhatikan perbedaan antara tanda-tanda ikonik dan arbitrer atau simbol dan indeks/ikon sebagai sebuah skala, bukan lagi sebagai sebuah sub kategori terpisah.

Metode semiotik tidak dapat dipusatkan oleh transmisi pesan, tetapi pada penurunan dan pertukaran suatu makna. Menurut teori Charles Sanders Peirce tiap tanda memiliki arti tataran, yaitu tataran kebahasaan dan mitis. Tataran kebahasaan bisa dibilang penanda primer yang penuh, yaitu tanda penuh dikarenakan penanda telah sempurna acuan maknanya. 

Penanda sekunder atau tataran mitis, tanda yang sudah penuh pada tataran kebahasaan dituangkan ke dalam penanda kosong. Tanda pada tataran mitis ini sesuatu harus di kembalikan oleh parah panafsir karena tataran mitis bukan hanya memaknai arti denotatif, tetapi telag bermakna manjas, kias, khusu, subjektif, dan lain-lain.

Semiotik telah banyak digunakan sebagai salah satu pendekatan didalam menerima sesuatu yang berhubungan dengan tanda. Semiotik menjadi pendekatan paling penting dalam teori media pada sekitar akhir tahun 1960-an, semiotik dapat di teliti teks di mana tanda-tanda di modifikasi dalam suatu sistem.

Tanda dan makna

Tanda berada didalam kehidupan manusia, karena tanda-tanda sangat penting dan akrab bahkan melekat pada kehidupan menusia yang penuh makna (meaningful action).

Menurut Charles Sanders Peirce, sebuah tentang analisis esensi tanda yang mengarah kepada pembuktian bahwa setiap tandad tersebut ditentukan oleh objeknya itu sendiri. Semiotik untuk media massa tidak hanya sebatas sebagai rancangan teori, tetapi tidak sekaligus metode analisis.

Menurut Charles Sanders Peirce, salah satu bentuk dari tanda ialah kata. Tetapi sedangkan objek ialah sesuatu yang di tunjuk sebagai tanda. Sementara interpretan ialah tanda yang ada didalam beban seseorang tentang objek yang ditunjuk sebuah tanda. Apabila ketiga dari elemen tersebut terbentuk berinteraksi dalam diri seseorang, maka makna tentang suatu yang diwakili oleh tanda tersebut.

Metodologi semiotika Charles Sanders Peirce

Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, bahwa nilai dari suatu tanda dapat ditentukan oleh kehadiran tanda lainya. Menurut uraian pada pembahasan sebekumnya pemkiran Charles Sanders Peirce dalam semiotik dapat di urutkan menjadi suatu rangkaian metodologi semiotika sebagai berikut:

  • Akar teori : Pragmatis (Pragmatisisme)
  • Perspektif : Subjektif
  • Pendekatan : Kualitatif
  • Sifat realitas : Internal = eksternal konstruksi, relasional, rumit, semu, dinamis,  progresif, transformatif.
  • Kebenaran : Praktis (efektif, manfaat), relatif.
  • Tujuan : Memahami fenomena, menyingkap makna.
  • Fokus : Kualitas, hakikat, esensi, alasan, nilai, makna.
  • Teknik : Interpretasi (semiosis)

Analisis sintaktik, semantik dan pragmatik

Dengan adanya beragam macam unsur-unsur yang berperan dalam menggunakan tanda, semiotik terdapat dibagi 3 macam, yaitu:

  • Sintaktik semiotik = kajian teori yang mempelajari hubungan antara tanda dengan tanda-tanda lainnya.
  • Sematik semiotik = kajian teori yang mempelajari hubungan serta konsekuensi pada  hubungan antar tanda dan penatandanya.
  • Pragmatik semiotik = kajian teori yang mempelajari hubungan antara tanda dan pemakai tandanya.

Makna denotasi, konotasi, dan metafora

Penjelasan secara ringas, denotasi, konotasi, dan metafora dapat dijelaskan secara ringlkas, sebagai berikut:

  • Denotasi, interaksi signifier dan signified dalam sign, dan diantara sign dan referen dalam realitas eksternal.
  • Konotasi, interaksi yang muncul sebagai ketika sign bertemu dengan perasaan atau emosi pembaca dan nilai-nilai budaya mereka.
  • Metafora, ialah istilah yang bisa digunakan untuk dapat mengacu kepada gejala penggantian sebuah kata yang harfiah dengan sebuah kata lain yang figuratif dan yang menjadi dasar nya adalah kemiripan atau analogi

Sumber:

Suherdiana, D. (2008). Konsep Dasar Semiotika dalam Komunikasi Massa menurut Charles Sanders Pierce. Ilmu Dakwah: Academic Journal for Homiletic Studies, 4(12), 371-407. URL: http://journal.uinsgd.ac.id/index.php/idajhs/article/view/399. Diakses tanggal 2 April 2023.

Darma, S., Kom, S., Sahri, G., Hasibuan, A., Wirta, I. W., Silitonga, I. D., & Hasyim, M. (2022). Pengantar Teori Semiotika. Media Sains Indonesia. URL: https://books.google.com/books?hl=id&lr=&id=WuJZEAAAQBAJ&oi=fnd&pg=PA1&dq=pengantar+teori+semiotika&ots=Mc_HnY8nIe&sig=GlPaMpVUjMhG-nu31Sh36krLN7Y. Diakses tanggal 3 April 2023

Ruliana, Poppy, & Lestari, Puji. (2019). Teori Komunikasi. URL: http://eprints.upnyk.ac.id/24075/. Diakses tanggal 3 April 2023.

Bambang, M., & Nur, E. (2013). Semiotika Dalam Metode Penelitian Komunikasi Semiotics In Research Method of Communication. Jurnal Penelitian Komunikasi, Informatika dan Media Massa--PEKOMMAS, 16.  URL: https://media.neliti.com/media/publications/222421-semiotics-in-research-method-of-communic-36ff2720.pdf. Diakses tanggal 3 April 2023.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun