Mohon tunggu...
Rusdianto
Rusdianto Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Mercu Buana

Nama : Rusdianto, NIM : 41521010167, Fakultas : Ilmu Komputer, Program Studi : Teknik Informatika, Universitas : Universitas Mercu Buana

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Memahami Komunikasi dengan Pendekatan Semiotik Menurut Tafsir Charles Sanders Peirce

4 April 2023   00:14 Diperbarui: 12 April 2023   02:24 1131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Maka teori Charles Sanders Peirce ini menjadi "Grand Theory" dalam teori semiotik. Charles Sanders Peirce mengemukakan semiotik secara seluruh, deskripsi komunikasi dari semua sistem penandaan komunikasi yang ada.

Semiotik terbagi menjadi atas 3 bagian utama, yaitu (1) sintaks semiotik, (2) semantik semiotik, (3) pragmatik semiotik. Teori tentang tanda yang penting hubungan antara tanda dengan penerima dan pengirim. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat urutan Charles Sanders Peirce pada gambar dibawah ini.

3 bagian Utama Semiotik | Sumber: Dokumen Pribadi
3 bagian Utama Semiotik | Sumber: Dokumen Pribadi

Studi semiotik, didasarkan ata pusat perhatian pendekatan semiotik ialah pada tanda (sign). Menurut ahli John Fiske, terdapat 3 buah area penting dalam teori semiotik, yaitu:

  • The sign itself
  • The codes or systems into which signs are organized
  • The culture within which these codes and signs operate.

Pemahaman struktur semiosis menjadikan dasar yang tidak dapat ditiadakan untuk penafsir didalam upaya mengembangkan pragmatisme. Karena semua penafsir ialah yang berkedudukan sebagai pengamat dan peneliti suatu objek yang dipahaminya. Didalam mengkaji suatu objek yang dipahaminya, seseorang penafsir yang cermat dan jeli, akan dilihat melalui jalur logika, yaitu:

  • Hubungan penalaran dengan jenis penadanya:
    • Qualisigns
    • Sinsigns
    • Legisigns
  • Hubungan kenyataan dengan dasarnya:
    • Icon
    • Index
    • symbol
  • Hubungan pikiran dengan petandanya:
    • Rheme or seme
    • Dicent or decisgn or pheme
    • Argument

Terdapat beberapa sembilan macam semiotik, yang sekarang dikenal, yakni:

  • Semiotik analitik, yaitu semiotik yang menganalisis pada sistem tanda, Charles Sanders Peirce mengatakan bahwa semiotik sebagai objek tanda dan menganalisanya menjadi ide dan makna.
  • Semiotik deskriptif, yaitu semiotik yang memberitahukan sistem tanda yang kita dapat alami sekarang.
  • Semiotik faunal (zoosemiotic), yaitu semiotik yang secara khusus memperhatikan suatu sistem tanda yang dapat dihasilkan.
  • Semiotik kultural, yaitu semiotik khusus menelaah sistem tanda yang berlaku didalam kebudayaan masyarakat tertentu.
  • Semiotik naratif, yaitu semiotik menelaah suatu sistem tanda dalam narasi yang berwujud mitos dan cerita lisan.
  • Semiotik natural, yaitu semiotik yang secara khusus menelaah sistem tanda yang dapat dihasilkan oleh alam semesta.
  • Semiotik normatif, yaitu semiotik yang khusus menelah suatu sistem tanda yang dibuat oleh manusia berwujud norma-norma atau peraturan.
  • Semiotik sosial, yaitu semiotik yang secara khusus menerima sistem tanda yang dapat dihasilkan oleh manusia berwujud lambang.
  • Semiotik struktural, yaitu semiotik yang secara khusus menerima sistem tanda yang dimanifestasikan melalui benang merah.

Pragmatisme Charles Sanders Peirce tentang teori semiotik

Charles Sanders Peirce tidak hanya menerjemahkan arti "semiotik" saja yang berasal dari bahasa yunani kuno, tetapi menjadi seseorang dengan pemikiran tentang karya Kant dan Hegel yang beliau baca didalam bahasa jerman.

Charles Sanders Peirce juga mengusulkan kata "semiotik" (sudah digunakan oleh para ahli filsafat jerman lambert, sekitar pada abada XVIII), sehingga sebagai sinomin kata logika. Karena menurut Charles Sanders Peirce logika wajib mempelajari bagaimana orang berlogika atau bernalar, bernalar menurut Charles Sanders Peirce adalah teori yang mendasar, dapat dilakukan dengan tanda-tanda. Charles Sanders Peirce juga mengatakan sering berulang kali bahwa tanda ialah yang mewakili suatu bagi seseorang.

Charles Sanders Peirce memiliki pandangan teori semiotiknya (karya tentang tanda) sebagai tidak dapat dipisahkan oleh logika manusia. Charles Sanders Peirce menulis sebuah makalah sekitar pada tahun 1868, saat ia seumur 29 tahun, "Maka satu-satunya pikiran yang mungkin bisa dipikirkan adalah pikiran yang ada dalam tanda. suatuTanda yang tidak dapat dipikirkan maka tidak mungkin suatu ada. Maka dari itu, semua pikiran dan logika mengharuskan ada dalam bentuk tanda-tanda."

Maka dari itu menurut Charles Sanders Peirce sebuah tanda adalah "is something which stands to somebody for something in some respect or capacity."

Maka dari itu sesuatu yang digunakan agar tanda tersebut bisa difungsikan sebagai mana mestinya, karena Charles Sanders Peirce menyebutkan ground. Tanda yang kaitannya dengan ground, terbagi menjadi 3 yaitu,

  • Sinsign, ialah eksitensi aktual suatu benda atau peristiwa yang terdapat pada tanda
  • legisign, ialah suatu norma yang dapat dikandung atau dimaknakan oleh suatu tanda.
  • Qualisign, ialah suatu kualitas yang terdapat pada suatu tanda, contohnya kata kasar, mercu, keras, lembut, lemah.

Dengan pemikirannnya, yang mendalam mengenai tentang tanda dan secara logika, serta mengembangkan teori filsafat pragmatisme melalui kajian teori semiotik, maka dengan itu menjadikan seorang Charles Sanders Peirce sebagai ahli semiotik.

Charles Sanders Peirce berdasarkan objeknya, terbagi menjadi 3 tanda, yaitu:

  • icon (ikon), ialah suatu tanda yang menghubungkan antara penanda dan pentanda, disebut sifat bersamaan dalam bentuk alamiah.
  • index (indeks), ialah suatu tanda yang bertujuan adanya hubungan alamiah, antara tanda dan petandanya, bersifat kausal atau hubungan yang terjadi sebab akbat, atau tanda yang secara langsung mengacu pada kenyataannya.
  • sysmbol (simbol), terdapat tanda yang mengacu kepada denotatum (tanda yang berkaitan merujuk kepadda suatu kenyataan) dapat melalui konvensi. Tanda seperti itulah ialah tanda konvesional yang dapat disebut dengan simbol. Maka dari itu simbol ialah tanda yang menunjukan hubungan alamiah dengan antara penanda dengan pertanda. Bisa dikatakan hubungan antaranya bersifat arbiter atau semena.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun