Mohon tunggu...
Roesda Leikawa
Roesda Leikawa Mohon Tunggu... Editor - Citizen Journalism, Editor, Penikmat Musik Instrumen dan Pecinta Pantai

"Menulis adalah terapi hati dan pikiran, Kopi adalah vitamin untuk berimajinasi dan Pantai adalah lumbung inspirasi" -Roesda Leikawa-

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Magnet Baitullah Sudah Tiba di Ambon

2 Mei 2016   12:09 Diperbarui: 2 Mei 2016   14:15 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Buku Magnet Baitullah

Jumat 29 April 2016 lalu, seseorang mencari saya di kantor Konsultan PSD GSC Maluku, ech ternyata tamu itu adalah seorang pegawai Tiki yang membawa bungkusan kecil, saya langsung menebaknya, “ini pasti dari Jakarta kan?”, pegawai Tiki itu pun tersenyum. Maklumlah saya memang sedang menanti paket dari Jakarta.  Tak salah lagi paket itu berisi Buku Magnet Baitullah yang dikirim langsung oleh penulisnya Pak Thamrin Dahlan.

Pak Thamrin Dahlan juga adalah seorang Kompasianer hebat, yang saat ini sedang meluncurkan  Gerakan Hibah Sejuta Buku Magnet Baitullah yang di infaqkan untuk masjid di seluruh Indonesia, sebagian dari buku telah dihibahkan  pada acara Launching buku dan sisanya akan disebarkan ke seluruh nusantara, tentunya untuk mendistrisbusikan buku tersebut harus ada kerjasama dengan pihak di daerah-daerah, Alhamdulillah nama saya terpilih untuk ikut pada gerakan ini, senang sekali bisa berpartisipasi pada kegiatan yang berhubungan dengan masjid, ya hitung-hitung bisa nambah amal ibadah.

Buku Magnet Baitullah (Tiga Syarat Memakmurkan Masjid) merupakan kumpulan tulisan tentang upaya memakmurkan Masjid An-Nur. Rangkaian reportase kegiatan masjid dimulai sejak tahun 2010 meliputi semua peristiwa yang terjadi. Buku ini terbagi atas empat bagian yakni ; (i) Memakmurkan Baitullah, (ii) Kegiatan memakmurkan masjid-masjid, (iii) Memperingati hari-hari besar Islam, dan (iv) Sisi Humaniora Masjid Jami An-Nur

Saya sangat bersyukur karena Provinsi Maluku menjadi bagian dari Gerakan Hibah Sejuta Buku Magnet Baitullah yang di infaqkan untuk masjid di seluruh Indonesia, dan rencana itu pun telah terlaksana, tiga  buah Buku Magnet Baitullah (MB) telah sampai di Ambon dengan selamat. Setelah melakukan diskusi dengan Pak Thamrin,  akhirnya kami sepakat agar buku tersebut diserahkan pada dua Masjid yang berpengaruh di kalangan masyarakat, yakni masjid Raya Alfatah Ambon dan Masjid Tua Wapaue Kaitetu.

 Kenapa Harus Masjid Raya Alfatah Ambon dan Masjid Tua Wapaue Kaitetu?

Masjid Raya Alfatah Ambon.

Masjid ini Merupakan icon sekaligus kebangaan masyarakat muslim di Maluku, posisinya tepat berada di pusat kota sehingga banyak masyarakat sering melakukan aktivitas pengajian, sholat dan ibadah lainnya disini, mulai dari anak-anak, remaja, aktivis pemuda Islam hingga para orang tua.

1-5726fde51693737808b361ed.jpg
1-5726fde51693737808b361ed.jpg
Penyerahan Buku Magnet Baitullah pada pengurus Masjid Raya Alfatah Ambon

Sabtu 30 April 2016, pukul 11.00 WIT saya pun menemui pengurusnya di kantor masjid Raya Alfatah, sesampai disana saya bertemu dengan seorang pegawai, kemudian disarankan untuk  menemui ustad Lutfi Asyhari salah satu staf imam masjid Alfatah, yang kebetulan sedang membaca diruang perpustakaan. Saya langsung menghampiri ustad Lutfi sambil menyalami beliau, juga menyampaikan maksud dan tujuan kedatangan saya.

Alhamdulillah mendapat respon dengan baik, penyerahan buku MB tersebut diberi dan diterima dengan penuh suka cita. Nampak bahagia terlihat diraut wajah Pak Lutfi, beliau sangat berterima kasih atas pemberian buku tersebut dan sempat menitipkan salam kepada Pak Thamrin :

“ Terima kasih banyak, Titip salam ya buat sang penulis”, ujarnya. Saya pun mohon pamit dan melanjutkan perjalanan ke Masjid berikutnya.

httpsartikel-masjidku-5726fe361693734907b36237.jpg
httpsartikel-masjidku-5726fe361693734907b36237.jpg
Masjid Raya Alfatah Ambon-Sumber Masjidku

Masjid Tua Wapaue Kaitetu.

Setelah menyerahkan Buku MB di Masjid raya Alfatah Ambon, target berikutnya adalah Masjid Tua Wapaue yang berada di Negeri Kaitetu Kecamatan Leihitu Kabupaten Maluku Tengah, meski secara administrasi Negeri Kaitetu masuk wilayah Kabupaten Maluku Tengah, namun secara geografis letaknya masih sepulau dengan Kota Ambon sehingga saya hanya membutuhkan waktu  satu jam lebih perjalanan. Sesampai disana saya tidak sendirian, sebab sudah dijemput oleh seorang sahabat Iman pelu yang siap mengantar saya ke Masjid Tua Wapaue.

5-5726d7acb37a613c063a5556.jpg
5-5726d7acb37a613c063a5556.jpg
Masjid Tua Wapaue Kaitetu-Dok Pribadi

Kami tidak langsung menemui pengurusnya, namun mengambil dokumentasi sambil melihat-lihat beberapa peninggalan yang masih terrawat selama 352 tahun.

Hingga pukul 14.30 WIT barulah kami menemui Takmir Masjid Ustad Djafar Layn, seperti biasa saya menyampaikan maksud dan tujuan kedatangan saya ke Masjid Tua Wapaue dan ustad Djafar begitu bahagia mendengar kabar gembira ini. Bahkan setelah menyerahkan buku tersebut, dirinya mengakui merinding setelah membaca judul bukunya.

“Bagus sekali, saya merinding baca judul buku ini, memang benar masjid itu harus jadi magnet untuk menarik umat masuk kedalam masjid”. Ungkapnya, Dia juga memberi apresiasi pada gerakan hibah tersebut.

4-5726d74f567b617205a9b606.jpg
4-5726d74f567b617205a9b606.jpg
Penyerahan Buku Magnet Baitullah-Dok Pribadi

Usai memberikan buku Magnet Baitullah saya pun mohon pamit dan melanjutkan perjalanan ke Benteng Amsterdam yang tak jauh dari masjid tua.

Sejarah Singkat Masjid Tua Wapaue Kaitetu

Masjid Wapaue di dirikan oleh Perdana Jamillu pada tahun 1414 di Wawane (daerah pegunungan negeri Hila), pada tahun 1614 dipindahkan oleh Imam Rijali ke Tehalla, 6 km sebelah timur Wawane. Dan pada tahun 1664 masjid ini pindahkan lagi pada daerah pesisir Negeri Kaitetu lengkap dengan peralatan ibadahnya, hingga sampai saat ini masjid Wapaue masih terawat dan digunakan oleh masyarakat sebagaimana mestinya. Ada pun ciri khas bangunan induknya tanpa menggunakan  paku.

Tentang Penulis Buku Magnet Baitullah

Nama lengkapnya H. Thamrin Dahlan, M.Si., Purnawirawan Polri, terakhir tugas sebagai Direktur Pasca Rehabilitasi Badan Narkotika Nasional (BNN), Alumni Fakultas Pasca sarjana Universitas Indonesia Kajian Timur Tengah dan Islam.

Aktif menulis sejak tahun 2010 di social media dan telah menerbitkan tujuh buku, Buku ke-8nya Magnet Baitullah (Tiga Syarat Utama Memakmurkan Masjid). Ayah dari empat anak ini juga merupakan dosen mata kuliah Pancasila, Kewarganegaraan, dan Ilmu Sosial Dasar di Universitas Gunadarma dan Akper Polri.

Memiliki moto menulis “penasihat, penakawan dan penasaran dalam lingkup sharing and connecting”, beliau juga mengisi waktu luang sebagai marbot masjid dan anggota organisasi Iluni, juga aktif Olahraga tenis lapangan 3 kali dalam seminggu.

Sebagai citizen jurnalisbeliau juga mendapat kesempatan berbicara di depan Presiden Jokowi ketika 100 Kompasianer diundang jamuan makan siang di Istana Negara 12 Desember 2015 lalu. 

img-50866365642043-568c6bd9f492730e10510b64-5726d8435a7b61e60458dd8c.jpeg
img-50866365642043-568c6bd9f492730e10510b64-5726d8435a7b61e60458dd8c.jpeg
Bersama Pak Thamrin Dhalan (Batik Coklat dan Pak Gaper Fadly (Batik Biru)

Salam

R. Leikawa

Kompasianer Amboina

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun