Sungguh tak terpikirkan sebelumnya menjadi satu-satunya tamu hotel. Momen langka dan luar biasa yang mungkin tidak bisa terulang kembali. Perasaan heran bercampur ngeri  waktu itu saya rasakan.
Setelah sampai dikamar saya tertegun. Kalau tidur dikamar sendirian sudah biasa ya, tapi ini di satu bangunan hotel! "Benarkah saya akan menginap di penginapan berkonsep villa ini sendirian," dalam hati saya. Scary.
Bangunan konsep villa ini memiliki kamar tidur dan kamar mandi yang luas dan lengkap, ada puluhan kamar yang di desain terpisah-pisah antara kamar satu dan kamar lainya. Di depan dan sekeliling kamar di tanami bunga dan pepohonan yang memberi nuansa menenangkan.
Dibalik teduh karena rindangnya pepohonan justru menambah kesan ngeri karena saat itu saya adalah tamu tunggal, tak terdengar suara dan aktifitas tamu lain di lobby dan restoran. Di tambah kamar saya yang menghadap kolam renang dimana biasanya tamu asing suka berenang, hanya terlihat air yang tenang seakan mempertegas kesan menyeramkan.
Demi alasan privasi saya tidak menyebutkan nama akomodasi ini karena tidak ada niatan apa-apa hanya sekedar berbagi pengalaman. Menurut saya dari segi pelayanan dan fasilitas hotel ini sudah cukup sesuai ekspektasi. Meski menjadi satu-satunya tamu hotel, namun pegawai  menyambut dan melayani saya dengan sepenuh hati.
Pegawai yang waktu itu hanya ada satu orang pun menawarkan saya untuk menghubunginya jika ingin makan malam atau membutuhkan sesuatu.Â
Karena memang di luar tidak ada yang berjualan, siang hari saja lengang bagaimana malam hari. Saya memutuskan untuk memesan makan malam via aplikasi pesan antar online saja dan memilih untuk diam dikamar.
Malam itu rasanya begitu panjang, sempat duduk di kursi teras sebentar dan berniat mengambil gambar pada saat malam, tetapi saya merasa tidak enak karena tidak ada tamu lain. Selain itu, hawa dingin menusuk tulang juga lengang dari deretan kamar kosong memberi kesan horor hingga saya mengurungkan niat.
Sebelum pandemi hotel ini ramai tamu dari Tiongkok dan Eropa, menurut cerita dari pegawai hotel okupansi rata-rata sampai 80-90 persen. Saya kira wajar mengingat fasilitas dan pelayanan yang diberikan pihak hotel cukup memuaskan, di tambah penataan desain kamar yang apik bercorak khas Bali dengan halaman yang hijau rindang menjadi pertimbangan tamu.