Mohon tunggu...
Ruri Andayani
Ruri Andayani Mohon Tunggu... Freelancer - Hanya seorang penyintas kehidupan

Saya siapa yaa?

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Internet is Suck, Tapi Saya Memeluknya Erat

17 Juli 2022   20:47 Diperbarui: 17 Juli 2022   20:57 327
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

Syukurlah tak pernah tertarik pada Multiply yang belakangan bangkrut dan memaksa para penggunanya bermigrasi --sak-artikel-artikel berikut foto-fotonya-- ke platform lain.

Ketiga blog yang saya garap benar-benar cuma untuk menyalurkan hobi. Tapi ide me-"monetize" sempat muncul juga sewaktu fiturnya mulai tersedia: AdSense.

Tapi peluang itu lewat begitu saja di depan mata saat di kemudian hari seorang pemilik blog bahkan bisa membanderol tulisan-tulisannya pakai Euro. Seorang blogger gaya hidup bernama Huda Kattan, berani membanderol postingan di blognya senilai 10 ribu Euro per satu postingan.

Jumlah kunjungan adalah kunci agar pembeli berani menaruh "advertorial" walaupun hanya di blog; kunjungan yang mungkin sekadar sekelebat "click bait". Dan saat Kattan sudah menjadi Eurowan, saya sampai sekarang tetap hanya jadi penonton. Bukan tak pernah mencoba, namun kecerdasan dalam memaksimalkan Manfaat Internet menjadi cuan, mungkin bukan milik semua orang .

Hari ini, kala internet begitu "murah meriah", bisa diakses sambil bobok-bobok di kamar, bahkan sambil melakukan kegiatan jual beli, saya kadang masih terheran-heran bagaimana ngeblog sekadar untuk hobi saja waktu itu sampai bikin saya panas dingin pingin buru-buru balik lagi ke warnet, iyaa warnet. Meskipun satu jam Rp 4.000 waktu itu rasanya mahal benar.

TELKOMNET INSTAN
Nge-warnet setidaknya masih lebih ramah di kocek ketimbang membuka Telkomnet Instan. Bak jalur sakral, alamat ini baru saya ketikkan di komputer rumah untuk hal-hal mendesak, misalnya yang terkait kerjaan. Bahwa komputer rumah bisa diakseskan ke internet saja, waktu itu masih terasa emejing. Bayangkan, terkoneksi ke seluruh dunia hanya dengan duduk di satu pojok kamar; kamar kusam.

Kenapa Telkomnet Instan? Jawabannya, pelanggan Telkom Indonesia mana yang tak tergoda coba-coba nyolok dia, meskipun harus berujung dengan kondisi kocek compang-camping. Internet waktu itu memang mahal betul, masa-masa sebelum ada IndiHome yang merupakan salah satu representasi Internetnya Indonesia.

Satu waktu saya terlibat proyek menulis sejumlah artikel. Rasanya tak mungkin bolak balik ke warnet. Maka, dengan pasang strategi taktis saya ketikkan alamat Telkomnet Instan di komputer pribadi setelah sebelumnya membuat daftar kata kunci.

Lalu, buru-buru saya kopas bahan-bahan tulisan yang muncul, yang sebelumnya hanya saya baca sekilas. Setelah dirasa cukup, dengan kecepatan melebihi bayangan, kabel pengakses ke Telkomnet Instan saya cabut untuk ambil jalan putus tercepat.

Diakhir bulan, tagihan telepon pun meledak bak kompor bocor. Ortu nyap-nyap. Berhubung honor artikel belum keluar, terpaksa membobol duit cadangan dulu yg kondisinya mulai centang perenang.

ERA INTERNET BERLANGGANAN
Akhir dekade pertama 2000-an, adalah fase baru cara mengakses internet yakni dengan berlangganan. Tak perlu lagi menunggu hari berganti untuk ke warnet, atau menyiapkan jurus terjitu memutus Telkomnet Instan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun