Negeri Kangguru ini pun sakit hati. Pasalnya HMAS Perth disebut sebagai "kapal perang yang paling dicintai" oleh Australia; masak dianggap barang rongsok.
Rigby yang disebut memosting temuannya di Facebook menyebutkan, bagian tengah di atas dek telah benar-benar dicopot, dan senjata busurnya telah rusak.
Pada Agustus 2015, Museum Maritim Nasional Australia dan Pusat Arkeologi Nasional Indonesia sepakat bekerja sama dalam perlindungan formal untuk HMAS Perth.
Menurut situs The Guardian pada November 2016, dalam Pertempuran Laut Jawa tersebut selain HMAS Perth dan USS Houston, tiga kapal perang sekutu lainnya (milik Belanda) juga karam yakni HNLMS De Ruyter, HNLMS Java, dan HNLMS Kortenaer.Â
Namun dua kapal pertama secara misterius telah lenyap dari dasar laut. Sedangkan HNLMS Kortenaer sebagian besar kepingan-kepingannya telah hilang.
Kementerian Pertahanan Belanda gusar mendengar kabar tersebut. Apalagi parlemennya menekan, yang memaksa dia mengeluarkan pernyataan, "Penodaan sebuah 'kuburan perang' merupakan pelanggaran serius."
Terlebih kabar terakhir menyebutkan adanya temuan jasad (kerangka) korban di salah satu reruntuhan kapal HNLMS yang tersisa, meskipun masih belum jelas kebenarannya.
Pada peristiwa Pertempuran Laut Jawa 1942, sekitar 2.200 orang meninggal, termasuk 900 orang Belanda dan 250 warga Indonesia. Tempat kelima bangkai kapal tersebut tenggelam lalu dinyatakan sebagai kuburan perang suci, yang dilindungi oleh perjanjian internasional.
Lautan di sekitar Indonesia, Singapura, dan Malaysia, merupakan kuburan bagi lebih dari 100 kapal laut dan kapal selam yang tenggelam selama perang tersebut. Selama bertahun-tahun, tulis Guardian, pemulung telah secara diam-diam menemukan bangkai kapal.
Satu sekolah menyelam rekreasi di Malaysia mengatakan kepada New Straits Times pada 2015 bahwa ada bangkai kapal yang dipasangi bahan peledak oleh orang-orang yang berpenampilan seperti nelayan.
Sementara militer AS pada 2014 menyatakan,  telah terjadi "gangguan yang tidak  sah di lokasi kuburan" USS Houston yang tenggelam dalam Pertempuran Selat Sunda.