Mohon tunggu...
Khuriyatul Ainiyah (Bude Ruri)
Khuriyatul Ainiyah (Bude Ruri) Mohon Tunggu... Guru - Guru SD, Penulis buku

Hidup bermanfaat lebih beruntung

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kiprah 100 Hari Kabinet Prabowo-Gibran di Lingkup Pendidikan

26 Januari 2025   17:46 Diperbarui: 26 Januari 2025   20:13 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pembelajaran Deep learning, metode pembelajaran Kurikulum merdeka. Gambar dari Detik.com

Sebagai guru SD  yang tinggal di kampung, tak banyak yang menjadi impian saya. Mendampingi murid dan menyaksikan mereka menjadi tumbuh lebih baik dari hari ke hari adalah kepuasan sendiri.

Misalnya, sebelumnya anaknya bendel, sekarang menjadi taat. Sebelumnya anak suka bolos sekarang menjadi rajin, sebelumnya suka bicara kasar menjadi lebih sopan, adalah perubahan perilaku yang membanggakan bagi kami sebagai guru.

Menjadi guru adalah pekerjaan utama karena dapat menanamkan karakter yang baik,  memberikan bekal dan pengetahuan yang nantinya dapat menjadi kunci kesuksesan saat mengemban amanah dan memegang kendali kekuasaan di lingkungan keluarga dan masyarakat.

Jika ditanya bagaimana pendapat saya tentang pemerintahan Prabowo-Gibran di 100 hari kekuasaannya. Tentu jawabannya perspektif, karena seseorang akan mempunyai cara pandang terhadap kinerja pemerintahan berdasarkan apa yang dia lihat di sekelilingnya dan apa yang dia ketahui sesuai kapasitasnya.

Sebagai guru saya pun akan melihat dari sisi yang saya tahu, yaitu di lingkungan pendidikan. Sudah 100 hari Prabowo-Gibran melaksanakan tugas sebagai pimpinan sesuai dengan janji dan komitmennya saat kampanye.

Saat pergantian presiden secara otomatis kabinetnya juga ganti termasuk para menterinya. Jargon lama yang sudah dihafal para guru adalah ganti menteri ganti kurikulum. Bahkan saat ini Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah sedang meluncurkan program dan strategi serta platfom  baru untuk para guru demi kemajuan Pendidikan.

Makan Bergizi Sehat (MBS)

Salah satu yang telah dijalankan pemerintah adalah Makan Bergizi Sehat, yang banyak menimbulkan polemik, pro dan kontra, baik dari masyarakat maupun dari pihak sekolah. Saya juga telah menulis tentang Makan Bergizi Gratis di kompassiana, pada tanggal 17 Januari 2025. https://www.kompasiana.com/ruriainiyah1775/678a06caed6415739b77dcb2/makan-bergizi-gratis-mbg-wujud-kepedulian-terhadap-siswa-kurang-mampu.

Menurut saya Makan Bergizi Sehat(MBG) sangat membantu bagi murid yang kurang mampu, karena mereka datang sekolah dalam keadaan perut kosong, hanya dengan bekal uang saku Rp. 5000,- sebagai pengganti sarapan.

Namun sangat berbeda nilai dan bobot Makan Bergizi Sehat bagi anak yang mampu secara finansial, mereka sudah terbiasa dengan selera makan, sehingga  orang tua bisa menyediakan sarapan sesuai dengan selera anak.

Kita tinggalkan pro dan kontra tentang Makan Bergizi Sehat(MBS), karena sampai saat ini masih menjadi issue bagi pemegang kebijakan. Saya akan membahas tentang bagaimana kurikulum Pendidikan ke depan?

7 kebiasaan Anak Indonesia hebat

Belum lama ini, tepatnya Tanggal 27 Desember 2024 Kemendikdasmen telah meluncurkan 7 kebiasaan anak Indonesia hebat diantaranya bangun pagi, beribadah, berolah raga, makan yang sehat dan bergizi, gemar belajar, bermasyarakat dan tidur cepat.

Program baru dari Kemendikdasmen ini sebagai langkah strategis yang bertujuan untuk membentuk pribadi yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga memiliki karakter kuat yang akan menjadi pondasi bangsa di masa yang akan datang.

7 kebiasaan anak hebat ini jika diimplementasikan dan menjadi budaya posistif  tentu menjadikan generasi Indonesia yang hebat dan bermartabat.

Saat kita cermati dari 7 kebiasaan ini sebagian sekolah sudah banyak yang melaksanakannya. Walaupun belum secara keseluruhan. Hanya saja belum terprogram dan terdokumentasi. Terbukti sekolah saya sudah lama melaksanakan kegiatan ini, walupun belum semuanya.

Ilustrasi penerapan pembelajaran Deep learning. Gambar dari Guruinovatif.id
Ilustrasi penerapan pembelajaran Deep learning. Gambar dari Guruinovatif.id

Portal Rumah Penddikan

Selain itu ada perubahan platform yng diperuntukkan untuk para guru. Jika sebelumnya ada Platform Merdeka Mengajar atau PMM, saat ini berubah menjadi Rumah Pendidikan. Apakah fiturnya sama?

Platform Merdeka Mengajar(PMM) berisi tentang 5 fitur diantaranya Video Inspirasi, Pelatihan Mandiri, Bukti Karya Saya,  Asesmen Murid, dan Perangkat Ajar. Dari 5 fitur tersebut diharapkan guru dapat memanfaatkan dan mau belajar secara mandiri dari PPM.

Namun tidak sedikit guru yang mengabaikan, bahkan bagi guru yang sudah berusia lanjut dan tidak terampil dalam IT, ada yang sama sekali tidak mengerti tentang PMM. Saya sendiri baru memanfaatkan satu fitur yaitu pelatihan mandiri dan berhasil mendapatkan 3 sertifikat saja.

Platform yang dulu digadang-gadang menjadi perangkat dan bersanding dengan kurikulum merdeka saat ini sudah berubah nama menjadi Platform Rumah Pendidikan. Platform ini sebagai portal yang menyediakan konten pembelajaran online dari Kementerian Pendidikan.

Tribun Kaltim.co, Tanggal 26 Januari 2025 menuliskan Rumah Pendidikan bukan menggantikan secara langsung layanan digital yang pernah dibangun, namun aplikasi ini mempersatukan berbagai layanan agar lebih mudah diakses dan tidak ada platform yang tumpang tindih.  

Berbeda dengan Platform Merdeka Mengajar yang mempunyai 5 fitur, di dalam aplikasi Rumah Pendidikan ini mempunyai 8 fitur diantaranya ;

  • Ruang GTK, untuk guru
  • Ruang Sekolah, untuk data dan informasi sekolah
  • Ruang Bahasa, untuk sumber belajar bahasa
  • Ruang Murid, untuk akses materi pembelajaran dan tugas
  • Ruang Pemerintah, untuk kebijakan dan monitoring
  • Ruang Mitra, untuk kolaborasi
  • Ruang Publik, untk informasi umum
  • Ruang orang tua, untuk memantau perkembangan anak.

 Apakah ada Kurikulum Baru di Tahun 2025? 

Menjawab pertanyaan tersebut Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah(Mendikdasmen) Abdul Mu'ti menjelaskan "Sekarang ini masih berlaku dua kurikulum nasional yaitu Kurikulum K-13 dan Kurikulum merdeka. Kedua kurikulum tersebut sekarang masih tetap berlaku dan tidak kita lakukan perubahan", tutur Mu'ti  dalam Taklimat Media di Gedung A kemendikdasmen, Jl jenderal Sudirman, dilansir, Detikedu, Selasa 31 Desember 2024.

Menyimak dari pernyataan tersebut, tahun ini masih menggunakan Kurikulum Merdeka namun metode pembelajarannya menggunakan pendekatan Deep Learning. Menurut Abdul Mu'ti pendekaran Deep Learning menjadi metode pembelajaran yang ringan bagi siswa.

Deep Learning diharapkan menjadi pembelajaran yang memberikan pemahaman mendalam bagi siswa, karena dapat memberikan perhatian secara penuh dan lebih bermakna. Selain itu Deep learning mempunya tiga aspek penting yaitu aspek sadar( mindful), aspek bermakna(Meaningful) dan aspek menyenangkan(joyful).

Bapak dan Ibu, menilai terhadap kebijakan adalah sisi cara pandang seseorang terhadap orang lain, dari keuntungan dan kerugian yang berdampak. Tentu semua mempunyai kelebihan dan kekurangan, sebaik apapun program itu, selalu ada pro dan kontra. Kekuasaan dan kebijaksanaan yang haqiqi hanyalah milik Allah semata, manusia hanya bisa berihtiyar.

Salam sehat selalu, semoga bermanfaat.  

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun