Mohon tunggu...
Khuriyatul Ainiyah (Bude Ruri)
Khuriyatul Ainiyah (Bude Ruri) Mohon Tunggu... Guru - Guru SD, Penulis buku

Hidup bermanfaat lebih beruntung

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Pernahkah Anda Lupa Saat Menyalakan Kompor? Berikut Tips Agar Tidak Lupa

7 November 2024   20:03 Diperbarui: 7 November 2024   20:23 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kedua, Saat itu ada tukang sedang mengecat di rumah. Seperti biasa saya berangkat sekolah pagi jam 07.00 WIB, namun sebelumnya saya membuatkan teh dulu,  karena tukang tidak minum kopi. Karena hanya ada satu orang maka air di ompreng cukup sedikit saja.

Setelah itu saya buka lemari es, ternyata ada teh pucuk di botol yang masih utuh. Ahirnya teh pucuk saya ambil dan saya hidangkan dengan beberapa jaminan dan snak.

"Pak tukang ini, minumnya ya, saya tinggal dulu ke sekolah", ucapku pada tukang sambil pamit ke sekolah. Pak Tukang mengiyakan dan sayapun berangkat sekolah.

Karena jarak sekolah dan rumah cukup dekat kira-kira 600 m, Saat istirakat pertama saya pulang ingin melihat tukang. Pak Tukang sedang mengecat rumah bagian depan. Sesampai di rumah, saya langsung ke dapur, kaget bukan kepalang ternyata kompor masih menyala dan ompreng saya sudah berubah bentuk.

Lagi-lagi itu karena lupa. Mak-Mak tiada duanya kalau sudah lupa. Sayang ompreng sudah tidak bisa dipakai kembali, hanya penyesalan yang terjadi.

Ketiga, saat saya memanasi sayur garang asem. Ada beberapa ikan yang sengaja saya masak dengan kuah secukupnya.

Sore itu sudah adzan maghrib, seperti biasa saya salat berjamaah di masjid, kebetulan rumah dekat dengan masjid.

'Ceklek' komporpun saya putar, teflon saya angkat diatasnya. Kemudian saya berwudlu, niat dalam hati setelah wudlu kompor akan saya matikan. Namun sayang penyakit lupa datang lagi.

Setelah wudlu saya bergegas mengambil mukena dan pergi ke masjid. Salat berjamaah dengan imam, setelah itu wiridan bersama, hingga diahiri dengan salat bakda maghrib. Saya nikmati perjalanan ibadah seperti biasa tanpa ingat ada kompor menyapa di dapur.

Setelah selesai sayapun pulang, saat masuk rumah, bau sedap tercium oleh hidungku, sontak lari ke dapur, ruangan dapur sudah berkabut, karena asap. Saya terbatuk-batuk sambil mematikan kompor. Ternyata garam asemku sudah menjadi abu, tinggal beberapa ikan yang masih bertahan di Teflon.

Sekali lagi Mak rempong kelupaan mematikan kompor. Lupa, lupa dan lupa itu alasan yang klasik. Pengin marah tapi pada siapa, wong saya sendiri yang salah. Yang ada hanya penyesalan mengapa selalu lupa dan lupa lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun