Mohon tunggu...
Khuriyatul Ainiyah (Bude Ruri)
Khuriyatul Ainiyah (Bude Ruri) Mohon Tunggu... Guru - Guru SD, Penulis buku

Hidup bermanfaat lebih beruntung

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Perlukah Mendirikan Gubuk di Sawah? Berikut 5 Fungsinya

21 Juni 2024   07:07 Diperbarui: 21 Juni 2024   08:15 880
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berteduh di Bawah Gubuk | Dokumen Pribadi

Hasil panen yang melimpah memerlukan  tempat untuk sekedar menjadi titik kumpul. Gubuk adalah salah satu titik kumpulnya. Hal ini hanya beberapa saat seusai memanen. Karena biasanya tengkulak atau penebas gabah akan datang mengambil hasil panen beberapa jam setelah pekerjaan memanen selesai. 

Bagi yang tidak memiliki gubuk hasil panen cukup ditumpuk dan dikumpulkan di tengah-tengah sawah. Pemilik sawah menungguinya di bawah terik matahari hingga gabah terangkut. 

Berbeda jika mempunyai gubuk, hasil panen cukup ditumpuk di sebelahnya dan pemilik sawah dapat berteduh di bawah gubuk sampail menunggu tengkulak datang.

Gubuk sebagai penanda sawah miliknya

Tidak semua pemilik sawah mengetahui sawahnya sebelah ini atau sebelah itu. Pematang sawah yang luas tanpa ada penanda apapun, menjadikan pemilik sawah tidak mengetahui secara persis sawah miliknya. Karena rata-rata persawahan adalah lahan yang sama. Yang membedakan adalah luas dari sawah tersebut.

Sebagian pemilik sawah bukan penggarap.  Ada yang diserahkan pada penggarap dengan ketentuan yang sudah disepakati. Pernah terjadi pada tetangga saya, karena tidak pernah tahu sawahnya sebelah mana, saat mengantarkan sarapan pada pekerja salah sasaran.

Pekerja milik tetangga dikirim sarapan, padahal pekerja miliknya  menunggu sarapannya belum datang.

Itulah salah satu fungsi gubuk berikutnya, yaitu sebagai penanda jika sawah itu miliknya. Apalagi jika gubuk itu dibuat unik dan tidak sama dengan gubuk-gubuk milik tetangga.

Demikian ulasan sederhana ini, sebagai pengalaman penulis saat berkunjung dan berteduh di gubuk

Salam sehat selalu, semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun