Namun begitu tidak semua petani mendirikan gubuk di sawah, selain membutuhkan biaya dan  perlengkapannya, gubuk juga membutuhkan lahan yang terkadang para petani eman(menyayangkan) jika sedikit dari lahannya dikurangi untuk mendirikan gubuk.
Padahal salah satu fungsinya bisa untuk beristirahat atau berteduh setelah bekerja. Bila tidak ada gubuk mereka cukup duduk-duduk di penggiran lahan miliknya, orang Jawa menyebutnya galengan.
Ruang tunggu terbuka dari serangan hama
Selain untuk beristirahat fungsi gubuk yang kedua yaitu untuk sarana ruang tunggu dari serangan hama seperti tikus, burung ataupun walang. Saat padi mulai berisi biasanya burung-burung mancari makan dengan memakan  padi yang sudah mulai berisi.
Dengan adanya gubuk para petani bisa duduk sambil membunyikan terompet sebagai penghalang dari serangan burung. Atau bisa juga memberi tanda dengan mengayunkan tali yang disambungkan dengan orang-orangan di sawah.
Sehingga saat tali di tarik dari gubuk orang-orangan sawah akan bergerak dan menakut-nakuti burung yang akan hinggap di padi. Hal ini sudah banyak dilakukan para petani menjelang panen tiba. Termasuk Bu Nar, dia akan menunggu di gubug untuk menjalankan misinya sebagai penghalau hama saat di sawah.
Tempat berdiskusi para petani
Pemilik sawah pasti bermacam-macam latar belakang, ada yang berprofesi sebagai pedagang, pegawai, pengusaha, atau petani tulen. Dari berbagai macam profesi tersebut bisa menjadi ajang silatuirrahmi antar pemilik sawah. Salah satu tempat yang menunjang salah satunya adalah gubuk yang lokasinya ada di persawahan.
Bu Nar sendiri adalah seorang guru, sementara suaminya pegawai perhutani yang sudah purna dua tahun yang lalu. Aktifitasnya sekarang adalah menekuni di bidang pertanian.
Menurutnya bertani sebuah profesi sampingan sambil mengisi waktu luangnya setelah purna tugas sebagai pegawai.
Baginya hal yang menyenangkan saat mengetahui pertumbuhan padinya dari minggu ke-minggu. Tanaman padi yang menguning, menjadi pemandangan yang membahagiakan.
Gubuk adalah salah satu tempat bersilaturrahmi dan ajang diskusi bagi kami para petani, saling bertukar pikiran saat menemukan hasil tanamnya yang kurang bagus. Saling memberikan saran saat ada gulma yang menyerang. Demikian ungkap suami Bu Nar saat saya temui di gubuknya.