Mempunyai keihlasan tingkat tinggi
Keihlasan yang dimiliki Nabi Ibrahim melebihi segalanya. Perintah menyembelih anak sama halnya dengan siap untuk kehilangan anak selama-lamanya. Namun karena ini adalah perintah maka tidak ada keraguan lagi atas dirinya.
Semua milik Allah dan hanya kepadanya kita akan kembali. Ibrahim menajamkan pedangnya supaya Ismail tidak merasakan sakit lebih lama, sedangkan Ismail memilih tidak mau diikat tangannya karena malu kepada Allah jika dirinya dinilai tidak ihlas menerima perintah ini.
Usaha antara Bapak dan anak ini menggambarkan betapa tundak dan ihlas yang luar biasa yang tidak dipunyai oleh manusia biasa.
Orang tua menjadi role model bagi anak
Menyetujui saat Ibrahim mengabarkan mendapat perintah dari Tuhannya, tanpa ada sedikitpun keraguan di hati Ismail menunjukkan bahwa apa yang telah diucapkan ayahnya adalah kebenaran.
Ismail melihat sosok Ayahnya sebagai role model yang bisa dipercaya, jujur, amanah, cerdas dan penuh kasih sayang.
Tak ada sedikitpun keraguan terhadap figur Ayah, karena selama ini Ismail percaya secara penuh dan menghormati Ayahnya sebagai sosok Nabi yang peringai dan ahlaknya sesuai dengan syariat Allah.
Kisah ini menjadi cerminan bagi kita sebagai orang tua hendaknya menjadi figur yang diidolakan anak, jangan malah sebaliknya. Anak akan melihat ahlak dan perilaku orang tuanya.
Jika figur orang tua berhasil menjadi teladan yang baik, maka anak pun akan tumbuh menjadi pribadi yang sholih dan berkarakter.
Salam sehat selalu, semoga bermanfaat.
Referensi: