"Ayo Bu Ruri besuk lagi kalau lupa awas ya! saya bisa pingsan jika berada di samping Bu Ruri".
Nah, dengan begitu Bu Een akhirnya buka suara: "Ya Bu, saya malah gak pernah pakai deodoran, gak biasa".
Kesempatan yang cair itu saya gunakan untuk menyampaikan pesan pada teman guru yang lain: "Ayo teman-teman mulai sekarang kita saling mengingatkan ya, jika ada teman yang lupa pakai deodorant, seperti saya langsung bilang saja agar teman kita tidak pingsan",
Ucapan saya langsung ditanggapi dengan tertawa bersam-sama. "Iya betul terutama Bu Ruri yang sering lupa",
Nah mulai saat itu Bu Een rajin memakai deodoran dan teman-teman mulai bergabung lagi untuk sekedar ngobrol bersama-sama saat jam istirahat tiba.
Dua, Menyampaikan dengan terus terang.
Ilustrasi yang kedua adalah keluarga sendiri. Ibu saya bermasalah dengan BBnya maka saya bisa menyampaikan dengan terus terang, karena jika lewat sindirin biasanya tidak akan tersampaikan. Ketika kita telah tahu karakter dari masing-masing keluarga maka kita dengan mudah menyampaikannya.
Ketika itu saya lebih dulu action dengan menunjukkan deodorant di kamar Ibu. Saya mempraktekkan di kamar Ibu, sembari mengatakan : Mbok, agar bau badan kita wangi maka Simbok harus mengoleskan ini ke ketiak pagi dan sore setelah mandi".
Maka dengan tersenyum mengatakan : "Lo moso gawe iku, koyo cah nom wae", ( Lo masa saya pakai itu, seperti anak muda saja).
"Gih, agar bau badan kita tidak bau jika berkumpul dengan orang banyak", jawabku meledek. Mulai saat itu simbok rajin memakai deodorant di rumah maupun jika akan hadir ke pengajian atau berkegiatan dengan ibu-ibu yang lain.
Ketiga, Saling mengingatkan antar anggota keluarga.